Lucy P.O.V
"Gyneeeee!!!!!!!! Apa yang kau lakukan, dan bau apa ini! Ohh shiittt, kau mabuk ?!" teriakan khas mom memecah keheningan malam, yahh walau kamarku dilantai dua tetap saja teriakan itu terdengar walau mom sedang didepan pintu utama yang bisa ku tebak pasti memarahi ka Gyne lagi.
"Ka Gyne berulah apa lagi sihh! Dan,,, oh god mom ini sudah lewat midnight, teriakan mom bisa membuat tetangga bangun!" aku menghampiri mom yang sedang berdiri menatap jengkel pada ka Gyne yang sedang duduk santai disofa seakan tidak tau apa-apa.
"Lucy, mom udah gak habis pikir dengan kakakmu itu. Tiap hari selalu bikin masalah. Mom pusing, belum lagi kerjaan mom yang setengah mati bikin stress! Mom butuh liburan, refresh otak!" mom memijat-mijat keningnya
"Mom, Gyne cape mom hidup begini. Gyne pengen bebas, Gyne gak mau dikekang melulu. Bye... Gyne lelah mau tidur." hardik ka Gyne lalu pergi dan bersusah payah menaiki tangga
"Anak macam apa dia! Mom gak abis pikir." mom juga berlalu meninggalkan aku sendiri, aku memutuskan untuk ke dapur mengambil air mineral.
Didalam kamar, aku masih belum bisa memejamkan mata. Tiba-tiba aku teringat ada kerjaan osis yang belum di cek semua, aku membuka ransel sekolahku dan mencari dokumen osis. Aku memeriksa satu per satu hingga selesai, namun aku merasa ada yang kurang. Dan.... Oh shit!! Dimana amplop sumbangan milik osis! Aku berusaha mencari di dalam ranselku -lebih tepatnya membongkar- hingga isi ransel ku kesana kemari, tapi aku tidak menemukan apa yang ku cari.
"Jangan-jangan kak Gyne!" aku kemudian berlari keluar kamarku dan menuju kamar kak Gyne disebelah kamarku.
Klekk...
Beruntung kamar kak Gyne tidak terkunci, layaknya seperti maling aku mengendap-ngendap berusaha untuk tidak membangunkan kak Gyne yang dalam keadaan mabuk. Bukan apa-apa sih, hanya saja biasanya orang mabuk kekuatannya melebihi kekuatan normalnya. Setelah yakin keadaan aman, aku buru-buru nyambar tas yang dikenakan kak Gyne tadi. Dan bener aja! Amplop osis ada disitu! Aku ngecek isinya, dan mataku terbelalak! What ?? Sisa 100 ribu doang ?! Aku mengacak rambut frustasi, uang itu kan ada 15juta dan sekarang cuman sisa 100ribu! Oh what the hell! Masa iya aku ganti duitnya! Harus aduin ke mom and dad! Aku langsung keluar kamar kak Gyne dengan perasaan kesal.***
"Mom! Liat apa yang dilakuin kak Gyne. Dia nyuri uang osis yang dititipin sama aku mom! Dan jumlahnya gak sedikit mom, 15juta sumbangan untuk anak-anak panti asuhan! Liat sekarang, uangnya cuman sisa 100ribu mom! Lucy harus ngomong apa sama pembina ?" aku ngasih amplop tersebut ke mom
"Duh udah deh jangan ngomongin tentang Gyne didepan mom. Mom udah pusing banget ama kelakuan dia, gak pernah bisa dibilangin. Ntar uangnya mom ganti aja, kapan mau dipake ?" mom yang sedang membaca majalah fashion kesukaannya menjadi kehilangan mood karna bahasan tentang kak Gyne.
"Besok mom."
"Okedeh, ntar sore mom narik uang."
"Iya mom. Lucy berangkat dulu ya. Bye!" aku pamit sambil mengecup pipi mulus mom dan nyambar kunci mobilku lalu mengendarainya menuju sekolah.
Sampai disekolah aku mengernyit bingung, ada mobil yang telah menempati parkiranku biasanya. Mengalah, aku mengambil tempat parkir disebelah.
"Pak, itu siapa sih ? Kok tempat parkir saya biasanya diambil?" aku menghampiri pak Ujang yang lagi nyapu didaerah pohon deket tempat parkir
"Kalo itu bapak kurang tau neng, soalnya itu mobil baru bapak liat deh. Mungkin murid baru neng, mukanya juga gak jelas tadi."
"Oh gitu pak, yaudah saya pamit ke kelas dulu ya." aku berlalu ke kelas setelah dijawab anggukan oleh pak Ujang.
KAMU SEDANG MEMBACA
fucking sister never die
Teen FictionBroken home ? Tidak, ini masih belum tepat untuk menggambarkan kehidupan Lucy, nyatanya ia masih bisa berkomunikasi baik dengan mom dan dad nya. Tapi bagaimana dengan Gyne yang hobi senang-senang dan biang onar keluarga ? Gyne yang sangat membenci L...