Chapter 1 - Kembali bertemu

422 16 3
                                    

Saira Maissa, seorang perempuan berusia 28 tahun yang penuh semangat dan ambisius, bekerja sebagai strategic planner di sebuah perusahaan agency ternama di Jakarta. Kehidupannya penuh dengan dinamika dan kesibukan, di mana ia harus menyeimbangkan antara pekerjaannya yang menuntut dan kehidupan pribadinya.

Maissa dikenal dengan kecerdasan dan kemampuannya dalam menganalisis data dan tren pasar. Ia selalu memiliki ide-ide kreatif dan inovatif untuk membantu para kliennya mencapai tujuan mereka. Kegigihan dan dedikasinya dalam pekerjaannya telah membawanya kepada banyak kesuksesan. Maissa dihormati oleh rekan-rekan dan atasannya.

Di luar pekerjaannya, Maissa adalah seorang wanita yang aktif dan menyukai berbagai kegiatan. Ia senang menghabiskan waktu bersama teman-temannya, traveling, dan mencoba hal-hal baru. Dia juga memiliki passion dalam bidang musik dan seni.

Maissa terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Ia merupakan satu-satunya anak perempuan di keluarga. Kakak dan adik Maissa sudah memiliki keluarganya masing-masing, hal itu membuat mereka tinggal terpisah dari Maissa dan kedua orang tuanya.

Menjadi satu-satunya anak yang belum menikah, membuatnya sedikit tertekan dan dikejar waktu. Ayahnya yang dulu menjadi pemimpin utama pasukan angkatan darat, kini sudah mulai kehilangan kekuatan untuk berjalan. Ibunya yang dulu cantik jelita dalam segala kegiatan persatuan istri tentara, kini sudah memperlihatkan keriput di wajahnya.

Keinginan utama dari orang tuanya adalah Maissa menemukan pendamping hidupnya. Namun, keinginan itu belum dapat tercapai hingga saat ini. Dari tahun ke tahun sebelum Adik Maissa, Arsena Malik menikahi istrinya Dinda, orang tua Maissa selalu membawakan calon pendamping untuknya. Tetapi tidak ada satupun laki-laki yang dapat memikat hati Maissa.

Mencari pendamping hidup bukan suatu hal yang mudah. Penampilan, tutur kata, sifat dan karakter pasangan adalah hal yang dapat menunjang keabadian suatu pernikahan. Bagi Maissa, pernikahannya harus menjadi pernikahan yang sekali seumur hidup. Oleh karena itu, ia tidak bisa sembarangan memilih pasangan bagaikan memilih nomor undian.

Selayaknya orang tua yang sangat menyayangi anaknya, mereka tidak akan pernah berhenti untuk berdoa dan berusaha agar sang putri mendapatkan kebahagiaannya.

Dengusan nafasnya terdengar kasar. Maissa mematikan kembali ponselnya agar tidak mengganggu konsentrasi pekerjaannya. Hari ini, Maisa ditugaskan untuk menangani klien baru, sebuah perusahaan besar yang ingin meluncurkan produk baru ke pasar. Ini adalah proyek yang besar dan menantang, dan Maisa tahu bahwa dia harus memberikan yang terbaik. Dia bekerja keras selama berminggu-minggu, melakukan riset, menganalisis data, dan mengembangkan strategi pemasaran yang komprehensif.

Maissa yang menjadi lead dalam project kali ini, membawa serta Nadia dan Rama rekan satu timnya. Nadia salah satu juniornya merupakan perempuan muda yang gigih dalam bekerja. Rama rekan sebaya yang berwawasan luas sehingga sangat menyenangkan untuk diajak berdiskusi dan bekerjasama.

Mereka bertiga menunggu di ruang rapat yang terasa dingin. Udaranya menusuk sampai ke dalam kulit, mungkin hanya Maissa yang merasakannya. Karena Nadia dan Rama tetap merasa nyaman di tempat duduknya.

Langkah kaki klien mereka kini sudah terdengar dari arah luar pintu kaca. Seorang perempuan muda kini membuka pintu untuk pimpinannya masuk ke dalam ruangan. Seorang pria mengikuti langkahnya dari belakang.

Maissa tersenyum pada pemimpin tim marketing dari perusahaan klien, Bu Rima. Mereka bersalaman dan memperkenalkan diri satu persatu. Pandangan Maissa terhenti pada satu sosok yang sangat melekat di ingatannya. Entah itu ingatan yang memperlihatkan kenangan indah atau kenangan pahit untuknya. Kini Maissa memulai presentasinya dibantu oleh Nadia yang bertugas sebagai operator.

Show Me The WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang