╾─╼━02━╾─╼

1 0 0
                                    

Yoonsung terdiam dengan pikiran berkecambuk di kepalanya. Dia memikirkan Elara. Pasangannya.

Ada yang aneh. Dan Yoonsung sadar itu. Dia bingung dengan tingkah Elara yang menolak segelas darah. Ini sangat aneh. Bayi yang baru lahir saja tidak akan menolaknya. Karena memang, darah sudah seperti makanan wajib mereka.

Minuman maksudnya.

Dan Elara, kekasihnya itu menolaknya. Menolak darah.

Yoonsunh menyangga kepalanya. Dia tidak menoleh saat seseorang masuk begitu saja setelah pintu diketuk.

"Pangeran, ada pekerjaan baru untukmu."

Haechan menghela napas. Dia menatap pria yang setahun lebih tua darinya. "Apa hanya ada pekerjaan di kepalamu?"

"Tidak. Tapi, memang ada pekerjaan untukmu." balas Dohyun , dia meletakkan kertas di depan Yoonsung. "Kau tidak tampak seperti seseorang yang senang setelah menghidupkan kekasihmu lagi."

"Aku senang." bantah Yoonsung, dia kembali menghela napas. "Hanya saja, ada yang aneh di sini."

"Aneh?"

"Benar, aneh."

"Bisa kau jelaskan lebih mendetail?"

Yoonsung menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi. "Elara... dia menolak darah."

"Huh?"

"Dia menolak saat aku memberinya darah, dan melemparkannya seakan dia merasa tidak suka. Ekspresinya terlihat jijik ketika melihat darah."

Dohyun menarik kursi lalu dia duduki. "kau serius? Ada yang salah dengan kepalanya mungkin."

"Entahlah, aku juga tidak tau."

Dohyun memandang teman sejak kecilnya itu. Dohyun, Yoonsung, serta Leona itu tumbuh bersama. Besar bersama. Ada Yeona dan Chaemin juga, hanya saja mereka tidak ikut masuk ke istana. Keduanya memilih pekerjaan sebagai seorang pedagang.

Dan sejak 14 tahun lalu,  lahir. Ikut tumbuh bersama. Sebagai adiknya Leona dan Yeona, juga Yoonsung yang meminta Leara langsung pada keluarga Hyun untuk meminta Elara. Memintanya agar anak itu menjadi pendampingnya.

Sejak Elara lahir, Yoonsung sudah terlihat begitu menyukai Elara. Dia yang saat itu berusia 10 tahun, rela membolos kelas hanya untuk bertemu Elara yang masih bayi. Intinya Dia sering bolos kelas hanya untuk bermain bersama si bungsu Hyun.

"Yoonsung, kau tidak lupa, 'kan, kalau orang yang melakukan ini banyak yang sudah gagal. Sangat banyak, bahkan yang berhasil bisa dihitung jari. Dan kau beruntung bisa melakukan dalam sekali ritual." jelas Dohyun, dia juga senang karena adik iparnya kembali. "Jangan khawatir, pelan-pelan Elara pasti akan seperti dulu. Dia pasti sekarang linglung."

Yoonsung diam. Menatap Dohyun. Dia menganggukk. Dia juga berharap seperti itu.

"Ngomong-ngomong, rakyat meminta kau untuk menunjukkan Jaemin kembali. Mungkin dengan status yang lebih jelas." ujar Dohyun, "Mereka tidak akan berdemo, mungkin. Tapi, jelas kalau mereka menuntut lebih. Bahkan beberapa ada yang tidak setuju."

"Tidak setuju?" Yoonsung mengernyit. Dia selama ini sibuk memanjakan Elara, tidak peduli apa kata orang.

"Elara terlalu muda untukmu. Kalian berbeda 10 tahun. Rakyat ingin pasangan yang setara denganmu. Tapi, itu hanya beberapa. Pro-kontra jelas ada." jawab Dohyun, dia bergumam pelan. Masih bisa didengar Yoonsung dengan jelas. "Elara harus mengambil hati rakyat."

Yoonsung tidak membalas lagi. Ucapan Dohyun benar. Elara harus bisa mengambil hati rakyat. Tidak harus setara, tapi setidaknya Elara mampu untuk berdiri di sebelahnya. Dia yang calon Raja, harus memiliki pasangan yang sama berwibawanya.

𝐄𝐗𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang