Suara kicauan burung dengan sinar matahari yang menyorot lembut wajahnya membuat Elara membuka kedua matanya. Erangan pelannya terdengar kesal. Cahaya hangat matahari itu membuat tidur Jaemin terganggu. Mau menutup mata dengan lengan juga sudah percuma.
Elara menoleh, tidak mendapati Yoonsung yang tidur di sebelahnya. Dan saat dia menoleh ke arah lain, Elara tersentak kaget saat melihat 3 orang pelayan sedang menunggunya
"Selamat pagi, Nona. Anda ingin berendam air hangat? Pangeran menyuruh kami untuk membantu Anda mandi."
Elara bangkit duduk. "Aku akan mandi sendiri."
"Tapi ..."
Elara menggeleng, "Tidak apa. Aku akan mandi sendiri, Yoonsung tidak akan marah. Nanti bantu aku berpakaian saja."
"Baiklah. Kami akan menyiapkan airnya."
Elara mengangguk. Dia menatap kamarnya yang luas sekali. Tidak banyak barang. Dia menatap pergelangan tangan kirinya. Benar-benar tidak ada bekas. Jaemin pikir, semalam mimpi.
Ngomong-ngomong, semalam adalah tidur paling nyenyak yang pernah dia rasakan. Anak itu tersenyum, dia bangkit berdiri setelah pelayan memberi tahu kalau airnya sudah siap.
Para pelayan mulai membereskan tempat tidurnya Elara yang berantakan. Menunggu dengan sabar Elara yang sedang mandi sendiri.
Selang 20 menit, Elara keluar. Dia langsung digiring menuju ruang ganti. Membantunya untuk berpakaian.
"A-ah!" Elara menahan napasnya saat pakaian yang dia kenakan terlalu ketat. "Ini terlalu sempit."
"Ah! Nona, maaf. Ini ukuran sebelumnya."
Elara mengernyit. Ukuran sebelumnya? Apa sebelum kejadian buruk itu menimpa?
Setelah berpakaian, Elara mematut tubuhnya di cermin. Rambutnya ditata rapih. Dia menatap pakaiannya. Tubuhnya terlihat tenggelam, membuatnya semakin terlihat kecil.
Kedua pipinya menggembung. Dia benar-benar harus memberikan sedikit lemak dan daging pada tubuhnya sekarang.
"Silahkan."
Elara menoleh, dia memakai sendalnya. Anak itu berjalan keluar. Masih memperhatikan pakaiannya. Kenapa pakaian kerajaan harus seribet ini, sih?!
"Pangeran sudah menunggu Anda di ruang makan."
Jaemin mendongak. "Aku ... tidak tau di mana ruang makannya."
"Ada yang mengantar Anda di luar, Tuan."
Elara terdiam sesaat. Dia mengangguk. Berjalan keluar dari kamarnya. Melihat seorang ksatria sedang menunggunya. Elara segera diarahkan menuju ruang makan.
Matanya terus memperhatikan interior kastil. Pajangan-pajangan khas vampir, patung, lukisan dan sejenisnya.
Sejujurnya, ini terlalu gelap. Bukan tipe Jaemin yang suka warna-warna pastel.
Saat sampai di ruang makan, bukan hanya ada Yoonsung. Tapi ada Leona, Minhoon dan seorang anak kecil. Jaemin mengerjap. Dia berjalan dengan kikuk.
Ada pria dewasa lainnya yang tidak Jaemin kenal juga.
"Selamat pagi." sapa Haechan. Bukan, tapi semua orang.
"P-pagi..." jawabnya pelan. Dia duduk di kursi sebelah kanan Yoonsung yang masih kosong. Tadi seorang pelayan menarik kursi itu saat dia kebingungan mau duduk di mana.
"Tidurmu nyenyak?" tanya Yoonsung yang mendapatkan anggukan dari Elara.
Dalam seumur hidup, Elara tidak pernah makan bersama keluarga. Tidak pernah sama sekali. Makanya, dia terlihat begitu gugup sekarang. Sangat terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐗𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄
Fantasyperpindahan jiwa yang membuat elara harus mengambil peran nya di dunia yang berbeda, dan alur cerita yang berbeda. akankah elara berhasil menjalani kehidupan barunya?