"Jika tiada satu pun tempatku berteduh, maukah kau setidaknya menjadi rumah singgah bagiku untuk sebentar saja?"*****
Gadis itu tertidur begitu saja setelah menyampaikan rasa sakit hatinya yang begitu mendalam, menyisakan sang adam dalam kegelisahan batinnya. Mereka berdua telah duduk lama, berteduh di depan toko yang telah tutup beberapa menit setelah mereka banyak bicara. Raga didekap kuat dalam rangka membuat sang gadis tetap merasa hangat dalam pelukannya.
Secepat itu gadis itu tertidur, tidakkah teriakan impulsifnya lagi-lagi membuat sang gadis terlibat dalam masalah? Dohwa hanya bisa menghela napas, tetap membuat sang gadis merasa nyaman dalam dekapan tubuhnya yang besar.
Tangannya merogoh saku rok sekolah gadis itu. Menemukan ada beberapa barang kecil di dalamnya, tangan Dohwa meraih sebuah kotak kecil, menggenggamnya sebelum mengeluarkannya dari saku rok milik (Name). Seolah remaja yang akan naik kelas 3 SMA itu sudah menghapal betul bentuk benda dalam genggamannya.
Dohwa sedikit menggoyangkannya, sebelum membuka isinya. Terdapat bola-bola kecil berwarna-warni, aroma manis khas buah-buahan menguar. Jika dilihat sekilas, kebanyakan orang akan mengira itu adalah permen, memang sang gadis penyuka manisan semenjak kanak-kanak. Dohwa tersenyum getir. Nyatanya itu adalah obat tidur dalam dosis yang cukup tinggi.
"Kau licik, (Name)."
Manik Dohwa tidak lepas melihat ke dalam kotak kecil itu yang hanya tinggal sisa setengah kurang. Ntah sudah berapa yang ditelan oleh sang gadis dalam dekapannya ini.
Dohwa makin mengeratkan pelukannya pada sang gadis sebelum menjatuhkan butir-butir obat tidur yang terlihat seperti permen beraneka rasa buah itu ke tanah, dalam sejenak larut bersamaan dengan genangan air hujan yang masih tersisa. Membuang tempat permen itu ke sembarang arah. Dohwa menghela napas kasar, sebelah tangannya yang bebas menyisir rambutnya yang urak-urakan, sedikit basah perkara air hujan.
"Kenapa kau berubah, (Name)?"
Pertanyaan itu mengudara, menggantung di tengah kesunyian yang mengembara. Tanpa adanya setitik sahutan yang menggema. Membuang relung hati lagi-lagi terasa dihantam batu bara.
Semuanya mulai berubah semenjak mereka bertemu kembali di jenjang tingkat SMA, bagaimana perlakuan buruk teman masa kecilnya, serta bagaimana sang gadis dalam dekapannya ini buta akan rasa yang dipunya.
Pikiran Dohwa hanyut, kembali mengenang masa lalu yang terasa begitu tenang tanpa adanya badai kegelisahan yang merayap dalam diri.
Dipandanginya lagi wajah ayu sang gadis, tangan bebas Dohwa secara hati-hati mengelus kulit halus pipinya, usapan yang lembut seolah tidak ingin membangunkan sang gadis dalam tidur lelapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐀𝐇𝐀𝐑𝐒𝐀 [𝐃𝐨𝐡𝐰𝐚𝐱𝐘𝐨𝐮]
Romance╰┈➤𝙸𝚖𝚊𝚐𝚒𝚗𝚎 𝚢𝚘𝚞 𝚊𝚜 𝚝𝚑𝚎 𝚜𝚎𝚌𝚘𝚗𝚍 𝚌𝚑𝚘𝚒𝚌𝚎. ๑┈•✦✦•┈๑ Cinta di tolak dukun bertindak? Paras yang menawan tak selamanya sebagai sebuah keberuntungan. Pertama kali jatuh cinta tapi diputuskan oleh y...