[01]: Penyusup
Seisi Istana semuanya dibuat gempar akan seorang gadis aneh memasuki wilayah Istana. Gadis aneh yang sama sekali bukan berasal dari sini, semua pengawal menodongkan tongkat panjang dengan ujung yang lancip mengarah padanya.
Gadis itu mundur beberapa langkah, dengan raut wajah yang ketakutan sembari memegang erat tas merah nya. Mereka tanpa pandang bulu dengan kasar menarik lengan nya secara paksa.
"Lepaskan aku!!" Dia berusaha memberontak, kakinya yang tak menampak tanah berusaha menendang nendang agar bisa menggapai tanah.
Pengawal yang menarik lengan kanan nya menyentak dan menyuruhnya untuk diam. Suaranya tegas dan menakutkan mampu membuat Isaki terdiam dari yang semula berteriak dan tubuhnya meronta-ronta.
"Bawa dia ke hadapan Raja Mazamda!" Perintah salah satu pengawal Istana yang berjalan didepan mereka.
Mereka berdua mengangguk dan membawa Isaki seperti layaknya sebuah barang. Didalam hati Isaki berdoa dan semoga saja dia baik-baik saja. Dia tidak akan mendapatkan siksaan atau setidaknya di tahan sementara didalam sel penjara.
Gadis malang itu tentu tidak mau.
Kedua pengawal baju zirah tersebut membawanya kesebuah lorong besar Istana. Keheningan menyemuti mereka hingga rasa tegang turut menghampiri gadis itu. Pada akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya, bertanya pada dua pengawal untuk dikemanakan dirinya, jika terjadi sesuatu yang buruk maka Isaki akan kabur.
Isaki berniat untuk kabur dan memikirkan bagaimana caranya namun akan tetapi dalam situasi yang tidak memungkinkan pertamakali bisa dilakukan nya adalah berdoa.
🦚🦚🦚
Singgasana Raja terbuat dari ukiran emas di buat dengan sangat apik. Tempat dimana Raja duduk dan dengan beberapa kata untuk memerintah bawahan nya, pria paruh baya tersebut kini disibukkan dengan sebuah gulungan kertas yang dibawakan oleh bawahan nya barusan. Dengan pelan membuka gulungan tersebut dan mulai membaca satu persatu, mengangguk-angukkam kepalanya sebagai respon ia membaca.
Tempat keberadaan Raja yang begitu besar dan mewah, bukan hanya Singgasana Raja saja namun singgasana yang lain pun ikut ditunjukan meski tidak sebesar milik raja. Di ruangan itu hanya ia seorang didalam sampai pada akhirnya terdapat empat orang yang kedatangan nya sama sekali tidak diharapkan.
Raja Mazamda menatap tiga pengawalnya termasuk menatap gadis bernama Isaki ini dengan tatapan tajamnya. Matanya menyipit dan gulungan yang dibacanya kemudian digulung kembali.
"Siapa dia?" Tanya Raja Mazamda, nadanya tegas namun terkesan angkuh.
Pengawal yang berjalan di depan kemudian membungkukkan badan nya hormat kearah sang Raja, "ada seorang penyusup di Istana kita" pengawal itu memberitahu. "Gadis ini tiba tiba terdampar di istana ini"
Isaki menggeleng ribut, "aku bukan penyusup! Aku benar-benar tersesat!" Isaki berusaha untuk membela diri, badan nya meronta ronta.
"Diam!!" Raja tidak ingin mendengarkan pembelaan diri yang dilakukan oleh Isaki. "Lanjutkan"
Pengawal itu pada akhirnya melanjutkan penjelasan nya. Penjelasan yang sangat salah dan menuduh bahwa Isaki lah merupakan seorang penyusup. Raja itu mempercayai penjelasan dari pengawal sesekali melotot pada Isaki ketika dia berusaha memberikan penjelasan.
Kini gadis itu tidak tahu harus apa, yang ia bisa lakukan hanyalah menunduk atau menerima nasibnya. Antara di bunuh atau dimasukan ke dalam penjara.
Mula-mula raja menyuruh pengawalnya untuk pergi dan meminta dirinya untuk berhadapan langsung di sebuah ruang Introgasi. Akan ada pengawal lain yang mengantarkan mereka berdua menuju ruang Introgasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINASION WITH ME
AcakIni adalah cerita tentang Isaki dan dunia imajinasi yang ia buat. Setiap kali dirinya melamun dimana Isaki akan masuk kedalam dunia yang dibuatnya. Dikisahkan lah seorang gadis bernama Isaki Azriella Nazama yang mengalami nasib buruk dibandingkan de...