235-236

118 4 0
                                    

Bab 235: Tolong

"Susu, jangan tidur, mengerti?"

Di ruang gelap dan kecil, Meng Wan menggendong Li Susu.

Saat gempa terjadi, dia kebetulan sedang berada di kantor dan meminta Li Susu mengirimkan tes terakhir. Sebelum Li Susu keluar dari kantor, langit-langit tiba-tiba runtuh.

Penglihatan cepat dan tangan cepat Meng Wan menarik Li Susu kembali. Sebelum dia bisa berkata apa-apa, gedung pengajaran yang lama runtuh dalam sekejap. Untungnya, dia bereaksi cukup cepat, dengan erat melindungi Li Susu dalam pelukannya dan bersembunyi di bawah meja.

Mereka berdua bisa merasakan guncangan hebat di tanah, dan jeritan orang lain seakan terdengar di telinga mereka. Sebelum mereka dapat berbicara, gedung pengajaran runtuh dalam sekejap. Tidak ada yang punya waktu untuk keluar, dan mereka semua hancur di bawah reruntuhan. Turun.

Meski ada perlawanan dari meja, pada saat terjatuh, keduanya tidak mampu menyelamatkan diri kecuali berpelukan erat.

Betapapun kuatnya seseorang, dia selalu begitu kecil di hadapan alam.

Meng Wan dibangunkan oleh Li Susu. Suara gadis kecil itu menangis, memanggil namanya berulang kali, seperti hantu di tengah malam.

Meng Wan ingin menepuk kepala Li Susu seperti sebelumnya, tapi dia jelas merasakan ada yang tidak beres. Dia mengerutkan bibirnya erat-erat dan beralih ke tangannya yang lain untuk menghiburnya.

"Su Su, jangan menangis. Aku baik-baik saja. Kita tidak boleh menangis. Kita harus menjaga kekuatan kita dan menunggu orang lain menyelamatkan kita, tahu?"

Kegelisahan Li Susu sedikit mereda saat mendengar jawaban Meng Wan. Dia mengangguk, tapi bagaimana Meng Wan bisa melihat tempat di mana dia tidak bisa melihat jari-jarinya.

"Guru, kamu baik-baik saja?" Sebelum mereka berdua pingsan, satu-satunya ingatan Li Susu hanyalah Meng Wan yang menarik punggungnya dengan gugup dan memeluknya.

Li Susu mencengkeram ujung pakaian Meng Wan, dan reaksi pertamanya adalah peduli dengan kondisi fisik Meng Wan.

"Guru, semuanya baik-baik saja." Meng Wan mengertakkan gigi dan mengatur pernapasannya agar kondisinya terlihat sama seperti biasanya.

"Guru, apakah kita akan mati?"

"Kami tidak akan mati." Meng Wan menjawab dengan tegas.

"Dengar, seseorang akan datang untuk menyelamatkan kita, jadi yang harus kita lakukan sekarang adalah menjaga kekuatan kita, jangan bicara, jangan tidur, tahu?"

"Aku tahu." Li Susu memegang erat ujung pakaian Meng Wan. , dia dipeluk Meng Wan. Meng Wan menggunakan tubuh kurusnya untuk memberi ruang bagi anak itu.

Di ruang kecil itu, hanya terdengar suara nafas dua orang. Li Susu mengendus-endus hidungnya. Ada keheningan mematikan di sekelilingnya, dan ada juga bau besi berkarat.

Tubuhnya sedikit mati rasa, namun ruang yang sempit membuatnya tidak bisa menggerakkan tubuhnya, jadi dia hanya bisa menahan rasa tidak nyaman.

Meng Wan tahu bahwa Li Susu merasa tidak nyaman, tetapi kondisinya saat ini terbatas, dan keduanya hanya bisa meringkuk seperti ini. Dia menggosok tanah, dan suara gemerisik membuat orang merasa mati rasa.

"Guru, apa yang kamu lakukan?"

"Aku sedang mencari batu."

"Batu?"

"Mengetuk ruang di atas kita jauh lebih efektif daripada berteriak, dan juga dapat menghemat energi."

"Aku ikut juga!"

√) Orang Kaya Palsu dengan Ratusan Juta KoneksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang