Sunoo (enhyp3n) × Ni-ki (enhyp3n)
cw/// hug - making out - kissing - bxb
❃.✮:▹ ☆ ◃:✮.❃
"Kak," panggil Riki pada Sunoo yang tengah memeluknya.
Sunoo hanya membalas dengan gumaman sambil mengelus rambut lembut milik Riki.
"Mau minta izin boleh?" tanya Riki sembari menatap Sunoo
Sunoo membalas tatapannya, "mau minta izin kemana?" tanyanya dengan alis yang terangkat.
Riki menggeleng, "aku gak mau kemana-mana."
"Terus kenapa minta izin?"
"eum... itu... anu... eee... "
Sunoo yang gemas dengan kekasihnya itu mengelus pipi nya, sambil tersenyum bertanya kembali, "mau minta izin buat apa, cantik."
"Mau megang ini, boleh?" tanpa menunggu jawaban, tangan Riki sudah ada diarea leher Sunoo membuatnya menahan nafas.
Riki menatap Sunoo saat tidak merasakan nafas kekasihnya pada wajahnya, "kakak kenapa tahan nafas?"
Sunoo mencoba untuk bernafas, tersenyum saat melihat sang kekasih yang menutup matanya saat merasakan hembusan nafasnya.
"Sudah megangnya?" tanya Sunoo membuat Riki membuka netranya menatap kembali pada Sunoo.
Riki menggeleng netranya beralih pada tangan yang masih ada diarea leher Sunoo, membuat Sunoo gugup sendiri saat melihat netra yang begitu serius melihat pada lehernya.
glek
"Eh kok gerak."
Sunoo kembali menahan nafasnya saat Riki mengelus area lehernya. Riki mendongak menatap pada sang kekasih yang tengah tersenyum padanya.
"Aku penasaran ini tuh apa?" tangan Sunoo memegang pergelangan tangan Riki saat kekasih manisnya itu mengelus kembali area lehernya.
"Adam's Apple atau jakun namanya, sayang."
Sunoo melepas tangan Riki saat kekasihnya melepaskan lehernya, ia bisa bernafas lega sebentar.
"Jakun? Ikie punya?" tangan Riky beralih pada area lehernya sendiri.
"Punya."
Riki mendangak, "mana gak ada," memperlihatkan lehernya pada Sunoo, membuat nya tersenyum. Sudah berapa kali ia tersenyum dengan tingkah si cantik?
Riki memejamkan netranya saat merasakan tangan Sunoo menggantikan tangan miliknya, "ada, tapi nanti kalau udah besar." Sunoo mengelus area leher Riki yang seputih susu.
Riki membuka netranya perlahan, tangannya memegang pergelangan tangan Sunoo. "Beneran?" tanya Riki dengan susah payah. Jelas, karna Sunoo tidak berhenti mengelus lehernya.
eumh
Sial.
"Sayang, kakak lapar."
Riki menatap Sunoo yang tengah menatapnya intes, "kakak lapar? kalau gitu ayo ke dapur," suaranya sedikit gemetar membuat Sunoo tersenyum miring.
"Makan kamu aja cukup."
hah?
end