BRAK!
"ANJ-"
"Filter mulut lo."
Bara melepaskan bungkaman tangannya dari Martin.
"Bikin kaget aja, ngapain sih lo, Stan?"
"Sorry, Bang. Gak sengaja itu kelempar." Semuanya melihat ke arah toples yang Ghastan tak sengaja lempar. Berceceran isi di dalamnya. Semuanya tanpa sadar menghela napas lega.
Waktu sudah hampir tengah malam. Hujan dan petir tak kunjung berhenti. Ditambah listrik pun yang ikut mati. Suasananya jadi begitu mencekam. Bahkan mereka yang biasanya biasa saja dengan keadaan itu, kali ini merasa ketakutan.
"Dah ayo pada tidur. Kayanya ini gak bakal nyala sampe pagi." Semuanya mengangguk setuju dengan ucapan Zalle. Mereka pun masuk ke dalam kamar masing-masing.
Zalle dan Bara satu kamar. Keduanya memilih kamar di lantai atas. Dengan cahaya dari ponsel yang seadanya, mereka berjalan menaiki tangga.
Cklek
Zalle membuka pintu. Angin dingin menerpa wajahnya.
"Shh, dingin."
"Jendelanya kebuka ya?"
"Nggak. Mungkin dari celah-celah jendela, Bar."
Bara mengangguk. "Ayo tidur, ngantuk gue."
Zalle dan Bara bersiap tidur. Sebenarnya mereka masih merasa takut. Namun, rasa kantuk yang sudah menyerang membuat mereka memilih mengabaikan ketakutan itu. Bodo amat dengan keadaan yang gelap-gelapan dan petir juga hujan deras di luar sana, yang penting mereka sekarang tidur nyenyak sampai pagi, pikir keduanya.
Tetapi pikiran itu justru salah bagi Zalle. Sudah bolak-balik badan kesana kesini, memejamkan mata dan fokus menghitung domba, tetap saja Zalle tidak bisa untuk tidur. Padahal matanya sudah berat karena serangan kantuk.
"Aish, gue gak bisa tidur. Bar, lo masih bangun?"
"Hmm."
"Bar, gue gak bisa tidur."
"Berisik, tinggal merem."
"Aishh."
Zalle membuka selimutnya. Ia mengambil ponsel. Waktu menunjukkan pukul 2 malam, sudah dua jam lamanya Zalle memaksakan untuk tidur, tapi ia tak kunjung masuk ke alam mimpi.
Zalle mengotak-atik ponselnya. Tidak ada sinyal, ia merasa bosan. Ia pun memilih memainkan game offline untuk mengusur rasa bosannya itu.
Beberapa menit bermain game. Rasa kantuk yang tadi menyerangnya kini telah menghilang. Zalle menghentikan permainannya, kembali bosan.
"Bar, lo kok bisa tidur sih, gue dari tadi main HP bukannya tambah ngantuk malah ngantuk gue ilang."
"Bar."
"Zzz."
"Si anjir malah ngorok."
Zalle menyimpan ponselnya. Ia akan kembali memaksakan untuk tidur.
Lima menit berlalu, masih saja sama. Entah kenapa Zalle susah sekali untuk tidur. Padahal biasanya ia pelor. Nempel molor.
Srek
Srek
Pendengaran Zalle menangkap suara sesuatu. Seperti kertas yang dirobek-robek, Zalle mendengar itu.
Srek
Srek
Masih terdiam. Ia mendengarkan dengan jelas asal suara tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOS-KOSAN HOROR || ZB1
Horror9 pemuda yang dipertemukan di satu atap yang sama. Rumah sewaan yang mereka huni ternyata menyimpan banyak misteri. Bahkan sering menampakkan makhluk tak kasat mata. Lalu, bagaimana cara mereka bertahan dan memecahkan misteri tersebut? "BANG, ANJING...