Pt. 44

1.6K 226 23
                                        

Cast :
Lee Haechan
Jung Jeno

Genre : Historical, Drama

Rated : G

WARNING : JIKA TIDAK MENYUKAI CERITA INI DIMOHON UNTUK SEGERA KELUAR DARI SINI TANPA MENINGGALKAN KOMENTAR KEBENCIAN! TERIMA KASIH

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

"Sepertinya rencana akan dilakukan hari ini. Sendok dan sumpit milik Selir Lee telah dilumuri oleh racun."

Seorang wanita membaca tulisan diatas sebuah gulungan kertas berukuran kecil.
Setelahnya dia membakar kertas itu diatas api dari lilin yang ada didekatnya.

.
.
.
.
.

"Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua karna berkenan hadir dalam jamuan hari ini."

Raja Jeno duduk diatas singgasana yang berada tepat didepan para tamu undangan. Duduk dibalik meja panjang yang juga sudah ada beberapa hidangan yang tersusun rapih diatas meja.

Ditemani dengan Ratu Heejin yang duduk disebelahnya sambil menggendong sesosok bayi mungil yang digulung dengan selimut yang hangat.

"Hari ini juga aku akan memperkenalkan Putera Mahkota pada kalian semua."

Raja Jeno meraih tubuh kecil Putra Mahkota dari gendongan Ratu. Kemudian menunjukan wajah bulat bayi itu agar dapat dilihat oleh seluruh orang yang ada disana.

"Dia adalah Putera Mahkota Chanyoung. Yang kelak akan menjadi pewaris dan penerusku."

Itu adalah kali pertama mereka melihat langsung wajah Putera Mahkota yang sebelumnya dirahasiakan.

Mereka berbisik dan memuji betapa tampannya wajah bayi itu. Sangat perisis seperti wajah ayahnya, Raja Jeno.

"Yang Mulia, semoga Putera Mahkota selalu diberkahi oleh Dewa." Ucap seorang Tetua.
"Dewa bersama Putera Mahkota!"

"Dewa bersama Putera Mahkota!!"

"Dewa bersama Putera Mahkota!!"

Raja Jeno dan Ratu Heejin tersenyum mendengar suara pujian dan doa dari para tetua.

"Baiklah ayo kita nikmati hidangan hari ini." Ujar Raja Jeno untuk mempersilahkan para tamu untuk memulai menyantap makanannya.

Seorang pemuda mendekati Selir Lee yang duduk diurutan paling depan. Kemudian berbisik. "Kakak, aku ijin ke kamar mandi sebentar ya.. Sudah tidak tahan."

Selir Lee yang mendengar ucapan polos Manse hanya tersenyum dan memberikan anggukan kecil.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Selir Lee, pemuda itu segera keluar dari aula besar.
Langkahnya sedikit cepat karna merasa hajat-nya sudah tidak bisa ditahan lagi.

Berhubung kamar mandi yang biasa dipakai berada sangat jauh dari sana alhasil Manse memilih untuk buang air kecil dibalik bangunan kosong yang menjadi tempat penyimpanan barang-barang tak terpakai.

Memang sedikit kurang ajar pemuda ini. Karna saking tidak bisa menahan kencingnya dia tanpa segan menuntaskan hasratnya dengan sembarangan.

"Mumpung tidak ada yang melihat." Gumamnya setelah memantau ke sekeliling dan memastikan bahwa area disana sangat sepi.

Namun dari sudut pandangnya Manse bisa melihat ada seorang perempuan yang sepertinya adalah seorang dayang kerajaan dilihat dari pakaiannya, yang berdiri dibalik sebuah pot besar tengah membakar sesuatu. Manse bisa melihat ada api kecil yang membumbung dari dalam pot itu.

Sang Musisi [NoHyuk] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang