Aku ini istimewa

119 16 4
                                    

Happy reading.
Warning typo!
.
.
.

Bagaimana menjelaskan perasaan harsa saat ini? Yang jelas dia SYOK!!!

Kini harsa duduk dibawah pohon mangga di depan panti asuhan. Dari sini harsa bisa melihat gerbang panti yang terlihat sederhana.

Kakinya menghentak rumput dengan kasar, dua tangan kurus nya tak luput mencabut rumput jua.

Dia sedang tantrum.

Beberapa saat lalu ibu panti datang kepadanya, dia mengira kalau ibu panti akan memberitahu jika dia diadopsi.

Ternyata salah besar! Tebakan nya meleset. Wanita itu ingin mengadopsi seorang balita! What the hell. Harsa merasa harga dirinya terluka. Dia sangat kesal.

Hidup dilingkungan panti yang anak anaknya hobi saling bully membully dan ibu panti yang kurang peduli, membuat harsa yang selalu menjadi anak terpilih berbangga diri.

Dia menyukai perhatian seluruh orang terhadapnya, dia sudah memikirkan ini. Tidak papa dipulangkan kembali, biar saja nanti juga di adopsi orang lagi. Harsa sudah menerima takdir hidup nya yang  ga buruk buruk amat.

Dan mendengar anak panti lain mau di adopsi dia tidak suka. Egois memang, tapi jika dia lebih lama disini dia bisa mati tersiksa.

"Harsa! Kemari kau, kita disuruh berkumpul!" Salah satu anak panti yang lebih tua memanggil.

"Iya! Nanti menyusul."

Masih sibuk meluapkan kekesalannya kini harsa berganti guling guling ditanah, bahkan sekarang dia menjerit jerit tertahan.

Sementara itu di depan gerbang panti seorang wanita dengan penampilan modisnya menatap harsa aneh.

Apakah panti ini ada penunggunya?

"Ah nonya beatrix, anda sudah tiba. Mari masuk nyonya." Itu ibu panti yang mengalihkan atensi wanita itu dari harsa.

"Ya, mari pimpin jalannya."

Kedua wanita itu berjalan memasuki bangunan sederhana bertingkat dua tanpa menyadari harsa di sana sedang memandang bengis kesalah satunya.

.🏡.

R

uang kunjung sudah dipenuhi seluruh anak panti, dari yang bayi sampai yang sudah dewasa juga ada.

Harsa duduk menyendiri disudut ruangan. Bukan mau sok introvert atau misterius tapi dia ga punya temen aja.

Siapa yang mau berteman dengan Harsa si anak special? Tidak ada tentunya, baik mereka atau harsa sendiri sama sama membenci.

"Baiklah anak anak, perkenalkan ini nyonya Audrey Beatrix. Ucapkan halo kepada nyonya Beatrix." Didepan sana ibu panti bersama nyonya Beatrix berdiri.

"Halo nyonya Beatrix!" Ucap mereka serempak.

"Hai juga kalian, aku kesini ingin mengambil salah satu dari kalian. Dan aku meminta maaf tidak bisa membawa kalian semua, tapi aku menyiapkan beberapa hadiah." Senyum elegan tergambar di wajah nyonya Beatrix.

Ah tipe tipe orang kaya, baiklah harsa tidak boleh melewatkan kesempatan ini!

Selagi ibu panti dan anak yang lain mengambil hadiah yang diberikan, harsa berjalan mendekati nyonya Beatrix.

"Nyonya, permisi." Harsa menatap wanita didepannya, sial kenapa dia sangat tinggi? Apa karena pakai sepatu lancip itu ya?

"Oh halo, ada apa?" Sang lawan bicara nampak mengerutkan alisnya.

'bukan kah ini bocah aneh tadi?'

"Adopsi aku."

Bocah ini benar benar sesuatu.

"Sepertinya aku sudah memberi tahu kalau aku mencari balita, bukan bocah seperti mu."

"Balita itu merepotkan nyonya, adopsi saja aku. Aku cukup menguntungkan kok!"

Tipe bocah keras kepala, nyonya Beatrix nampak menyeringai angkuh.

"Benarkah? Apa yang untung bagiku?" Tantangnya.

"Aku bisa memasak!"

"Aku punya chef dirumah."

"A-aku bisa berberes."

"Dan aku punya puluhan maid."

Harsa terdiam, sialan apa lagi yang bisa dia tawarkan.

"Y-yya intinya aku menguntungkan kok! Adopsi aku nyonya."

Nyonya Beatrix menatap harsa remeh dan terkekeh kecil.

"Nak, aku tau dirimu. Harsa si kecil pembawa keberuntungan,  tapi sayangnya aku membutuhkan balita karena aku ingin anak yang bergantung padaku."

Harsa menatap nyonya Beatrix putus asa, negosiasi nya sia sia. Apakah dia menunggu calon orang tua selanjutnya saja? Oh tentu tidak bisa!

"Nyonya...aku bisa menjelma jadi balita jadi jadian!" Teriak harsa lantang, wajahnya memerah menahan malu.

"Sepakat. Kau ikut aku pulang." Ujar nyonya Beatrix dan pergi meninggalkan.

Sedangkan harsa yang ditinggal hanya melongo. Kenapa semudah itu? Ia kira tadi harus pakai acara sujud dikaki wanita songong itu.

.🏡.

S

etelah mengurus syarat syarat mengadopsi kini harsa duduk anteng di mobil limited edition dengan nyonya Beatrix yang menyetir.

Sebelum pergi tadi hasra sempat bertengkar dengan beberapa anak panti karena dituduh mencuri perhatian Nyonya kaya itu untuk diadopsi.

Padahal sebenarnya bukan mencuri perhatian lebih tepatnya pemaksaan. Tapi harsa tentu saja tak terima, dan terjadi lah cekcok.

Yang untung nya tak membuat nyonya Beatrix mengurungkan niatnya mengadopsi harsa.

"Kita sampai, ayo turun bocah."

Keasikan melamun harsa tidak sadar sudah berada di halaman rumah yang sangat sederhana.

Loh! Orang kaya kok rumahnya kecil si?! Harsa salah target nih? Jangan jangan nyonya Beatrix orang kaya gadungan. Terus mobil yang dia naiki tadi hasil pinjam punya temen.

"Hey, mau sampai kapan kau disitu? Ayo masuk!"

Memilih diam, kaki kecil itu mengikuti yang lebih besar melangkah masuk.

Sampailah mereka di ruang keluarga dan nyonya Beatrix mengarahkan harsa untuk duduk di sofa.

"Kau tau, aku bukan orang kaya itu hanya pencitraan saja. Dan sebenarnya aku ini penjual organ tubuh manusia loh, dan kau secara sukarela menyerahkan diri."

"Hah?" Harsa cengo

Dia...beneran salah target ya?

Tbc?

HuisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang