FIRST IMPRESSION

6 0 0
                                    

Bel jam istirahat pun berbunyi dan aku telah membicarakan ini dengan teman-temaku sebelumnya di kelas. Aku telah mengajak Serena untuk ikut makan siang bersama dengan kita, dan harapanku mereka dapat menerimanya dan bisa akrab dengan nya. 

Tentu saja mereka kemudian sedikit mulai terkejut dengan apa yang baru saja kukatakan, dan mereka seperti merasa sedikit curiga dengan ku. Tapi aku tetap berusaha untuk meyakinkan mereka bahwa Serena tidak seperti yang kita bayangkan dan keberadaannya harus bisa kita terima. Apalagi Serena yang merupakan murid baru yang masih perlu beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya. 

Meski mereka merasa ada yang janggal dengan perkataanku, tapi aku rasa ini cukup untuk meyakinkan mereka dengan yang ku katakan. Akhirnya mereka mulai bisa memahami maksudku dan  akhirnya mau ikut juga untuk makan siang bersama Serena. Aku merasa sangat puas dengan jawaban mereka, teman-temaku memang sanggatlah pengertian dengan ku dan memahami ku. Saat istirahat kami pun langsung pergi untuk mengambil tempat untuk duduk dan kami mulai menunggu kedatangan Serena. 

Saat karakter utama datang dan memulai  menuju ke arah meja kami, suasana pun menjadi senyap dan ketika ia meminta izin untuk duduk di sebelah ku, aku langsung mengatakan iya dengan ramah. Dia mulai mengambil posisi duduk dan aku perlu beberapa menit untuk memikirkan apa yang akan ku katakan kepada Serena. 

Sasha yang sangat memahami situasi mulai membuka pembicaraan dan memperkenalkan dirinya kepada Serena. Aku sangat bersyukur Sasha mau memulai pembicaraan duluan, aku akhirnya pun mengambil kesempatan untuk masuk dan berkenalan dengan Serena. Kami akhirnya saling mengenal dan situasi mulai menjadi hangat dan aku rasa Serena juga mulai bisa terbuka dan merasa nyaman dengan kami. 

Kami akhirnya saling mengenal dan dia pun mulai menceritakan orang-orang yang dia kenal di sekolah ini, Yang pada akhirnya topik ini menyinggung dan mengarah ke nama pada Owen Wilson. Aku sangat terkejut saat mengetahui Serena mengenal Owen, dia mengenal Owen karena Noah, Xavier, dan Ethan pernah memperkenalkan teman-taman nya kepada Serena. Ia menjelaskan bahwa pertemanan mereka sudah seperti saudara kandung dan mereka sudah saling  dekat dan berteman sajak mereka kecil. 

Setelah aku mengajak Serena ikut makan siang bersama kami, sejak saat itu kami menjadi lebih terbuka dan mulai dekat dengan Serena. Meski pada awal mulanya terjadi banyak sekali kecanggungan di antara kami tapi aku selalu berusaha  untuk meyakinkan teman-temanku bahwa Serena adalah orang yang tidak seperti kita bayangkan, dia adalah orang yang baik dan  menyenangkan untuk di ajak bicara dan berteman dengannya. 

Setelah saat itu teman-temanku tak penah membahas apapun lagi tentang Serena dan kami pun mulai sering mengajak Serena  untuk makan siang dan ikut hang out bersama kami, dan Serena pun selalu menerima ajakan kami. Saat suasana sudah mulai terkendali dan kami sudah saling mengenal satu sama lain, kami pun menjadi akrab dan teman-temanku mulai dapat menerima keberadaan Serena dalam kelompok kami dan mereka mulai menyadari bahwa Serena tidak jugalah buruk seperti yang mereka pikirkan. 

Pada mulanya Serena memiliki sikap yang cenderung introvert dan sedikit canggung dengan kami semua, namun seiring dengan berjalanya waktu dia mulai bisa lebih terbuka dengan kami dan dapat lebih intens dengan kami. Serena merupakan orang yang meyenangkan untuk di ajak bertukar pikiran dan dia juga hobi membaca novel, yang dimana membuat kami sering membahas novel-novel yang kami saling gemari satu sama lainnya selama berjam-jam. 

Pada saat jam istirahat Owen pun mulai memasuki ruang kelas kami seperti rutinitas biasanya yang dia lakukan setiap kalinya. Pada jam istirahat aku dan teman-temanku akan selalu menghabiskan waktu kami untuk makan di dalam ruangan kelas bersama sambil berbicara satu sama lainnya. Di situasi yang seperti ini lah aku selalu melirik dari kejauhan, aku melihat pria manis pemilik dari senyuman yang lebar dan manis tersebut mulai memancari dan melelehkan seisi ruangan kelas kami. Pada saat itu juga tanpa ku sadari aku tak bisa mengedipkan mataku sedikit pun dari nya. 

Di saat teman-temaku yang lainnya sedang membahas tentang makhluk astral, alien, banda-benda langit dan lainnya. Aku malah selalu terpikat oleh senyuman dan wajah penuh ceria tersebut. Di bandingkan dengan aku betapa malangnya nasib ku, yang hanya bisa menatapnya dari kejauhan dan sekedar terobsesi akan apa rasanya dapat memilikinya dan terus-menerus ada di dekatnya. Di titik  kesadaranku yang masih waras ini aku tak bisa mengartikan sendiri perasaan ku ini hanya sekedar obsesi atau apapun namanya, itu telah mengubah segalanya dan membuatku menjadi seperti perempuan gila yang tidak waras seketika saat memandangnya.

Entah mengapa semua itu dapat mengubahku dalam sekejap dan membuat tingkahku berbubah seketika, padahal di kehidupanku sebelumnya aku tak akan mungkin memiliki perasaan seperti ini dan berpikir sedemikian rupa. Inikah yang mereka katakan saat seseorang yang naksir dan menyukai seseorang yang mereka sebut dengan "Jatuh Cinta" apa kalian percaya akan kalimat tersebut, memikirkannya saja dapat membuat perutku merasa mual seketika. 

Di saat itu pula teman-temanku mulai menyadari perubahan sikap ku yang membuat mereka mulai curiga akan aku dan mulai bertanya "Apa kau menyukai Owen, Cassie?" tanya Serena dengan yang lainnya saling memberikan angukan yang sama penasaran akan pertanyaan yang di berikan Serena kepada ku. Seketika itu pun juga aku mulai tersadar kembali dan mulai berpikir kebingungan sejenak dan berbicara yang tidak jelas kepada mereka. 

Sontak aku pun kaget dan batuk seketika "Apa UHUKK..UHUUK...." kemudia aku pun mulai menjawab dengan suara nada yang aneh tersebut " Eeeh.. Akuu.. aku.. Ti..Tidakk tahu apa yang sedang  kalian bicarakan saat ini Hehe.." itu pun mulai membuat mereka paham seketika itu juga dan sebelum aku mulai melanjutkan perkataanku Sasha pun mulai membuka suara nya "TUU KANN.. sudah ku tebak sejak lama bahwa ada yang aneh kepada Cassie setiap kali laki-laki itu main kekelas kita". dengan nada bicara Sasha yang tidak terkontrol membuat satu ruangan menjadi terdengar dan membuat yang lainnya terkejut. 

Sasha pun terkejut dan malu ia pun meminta maaf kepada orang-orang yang ada di  dalam kelas "OOOHH MAAFKAAN AKU SEMUANYA TIDAK ADA APA-APA" Dengan nada Sasha yang imut dan memohon maaf atas kegaduhan yang di buatnya. 

Semua orang mulai kembali normal dan mereka mulai membahas topik di awal tadi dengan suara nada yang pelan. 

Kami pun mulai berbisik-bisik sampai jam bel istirahat berbunyi, kami pun kembali ke kelas dan melakukan kegiatan kami di kelas seperti biasa dan saat pulanya bel sekolah seperti biasa dan kembali berdiskusikan ini di Cafe. 


✨(〜 ̄▽ ̄)〜To Be continued 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beyond ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang