03

577 35 2
                                    

"Hmmmpp unnieyahhhh, ummm ahh".

Rosé mencoba berpura-pura ta mendengar namun tetap saja tidak bisa. Di tambah lisa yang terus bertanya soal desahan itu.

Rosé menarik selimut dan mencoba menutupi seluruh tubuhnya dengan Lisa.

"Kita tidur aja yah".

"Tapi unnie, mereka berisik banget".

Rosé yang sudah mulai terpancing oleh desahan temannya itu mencoba untuk menenangkan diri. Melihat Lisa yang sedang menatapnya Rosé mengecup kening lisa lembut.

Lisa tersenyum tipis mencium balik kening Rosé.

Rosé seketika terdiam, ini pertama kalinya ia mendapatkan ciuman dari lisa ya walaupun di kening tapi menurutnya sangat luar biasa.

"Duh pengen ngerokok", batin Rosé.

"Unnie kenapa suara mereka semakin kencang?".

Rosé mulai menyentuh pundak lisa, ia mengelusi punggung lisa dengan lembut sambil sesekali mencium kening lisa. Hingga ta sadar Rosé membuka tali bra lisa. Lisa tentu saja terkejut sambil menatap Rosé bingung.

"Unnie?".

Rosé yang sedang melamun sambil mengusap punggung lisa terkejut di panggil adiknya.

"Hemm? Ada apa?", tanya Rosé yang masih belum sadar atas apa yang sudah ia lakukan kepada lisa.

Sekarang hujan sudah aga mereda dan tidak ada petir, lisa ingin sekali pulang tapi dia tidak ingin rugi karena sudah membayar kamar hotel.

Lisa mengubah posisi tidurnya menjadi duduk, lisa membelakangi Rosé. Rosé pun bingung dengan lisa, kenapa tiba-tiba lisa memunggunginya.

"Unnie, lihat ini talinya copot karena ulah unnie".

Lisa membuka-kan baju bagian belakangnya untuk menunjukkan pada Rosé. Rosé dengan posisi tidurnya langsung terduduk.

Melihat punggung lisa yang sexy Rosé tidak tahan dan memeluk lisa dari belakang.

Lisa hanya diam melihat tangan Rosé yang melingkar di perutnya, lisa menyentuh kedua tangan Rosé dan mengusapnya lembut. Lisa berfikir apa mungkin Rosé mengingat kedua orangtua mereka. Lisa hanya diam seribu bahasa begitupun dengan Rosé yang posisinya memeluk lisa dari belakang.

Rosé mengumpat wajahnya di punggung lisa, seraya sangat tidak tahan dengan adiknya itu.

Lisa melepas pelan tangan Rosé dari perutnya dan memutar balikan tubuhnya menghadap Rosé.

"Unnie pasti kangen kan sama mereka?".

Rosé menatap bingung lisa.

Lisa memeluk Rosé erat, sangat erat dan menenggelamkan mukanya diceruk Rosé."hiks akupun sama, aku kangen sekali pada mereka".

Seketika Lisa menangis di pelukan Rosé, Rosé membalas pelukan lisa sambil mengusap punggungnya lembut.

Rosé juga menciumi kepala lisa, ia berharap dengan ciuman yang Rosé berikan lisa bisa kembali tenang.

Tubuh lisa semakin menempel pada Rosé, dengan perasaan yang tidak karuan Rosé mencoba menepis pikirannya yang kotor.

Setelah beberapa menit lisa menangis akhirnya ia kembali tenang.

"Udah tenang?, jangan sedih lagi yah unnie kan ada di samping kamu".

Rosé sebenarnya sedih juga karena di tinggal oleh orang tuanya, tapi dengan waktu yang bersamaan ia juga senang atas kepergian orang tuanya.

Melihat lisa menguap terus menerus Rosé membenarkan ikatan bra Lisa ia juga mencuri kesempatan untuk menyentuh punggung lisa.

Setelah itu Rosé menyuruh lisa untuk tidur. Tiba-tiba lisa merengek ingin di peluk lisa bisa ia sangat rindu di peluk oleh ibunya.

Tidak lama setelah itu lisa tertidur pulas.

Cup

Kecupan lembut di bibir lisa, hanya itu yang bisa Rosé lakukan sekarang.

Rosé bangkit dari tempat tidur untuk melihat jendela kamarnya, ia melihat pemandangan malam hari sehabis di guyur hujan.

Rosé menggaruk tengkuknya yang tidak gatal hanya karena merasa cemas belum merokok. Kebiasaan merokok Rosé sudah sangat parah, karena itu ia bisa menjaga jarak dengan Lisa.

Tok tok tok

Rosé yang melamun di depan jendela terkejut mendengar pintu akses ke kamar temannya.

Rosé membukanya dan yah di lihatnya jennie yang berdiri sambil cengengesan.

"Lisa udah tidur?".

Rosé menatap malas jennie apalagi melihat penampilan temannya itu hanya memakai handuk kimono hotel.

"Jangan ngambek dong, tadikan kita ngasih kode ke kalian", sahut jisoo turun dari kasur lalu memeluk Jennie dari belakang.

"Jangan berisik nanti lisa bangun".

"Ulu ulu ulu chipmunk kita marah jen".

Jennie dan jisoo mengintip lisa yang tertidur pulas."chaeng kamu ga liat itu bidadari lagi tidur, makan dong sayang banget cuma di diemin".

Rosé mendorong tubuh temannya itu agar meninggalkan kamarnya.

"Sialan berisik kalian, oh iya kalian punya rokok gak?".

Rosé mendapat gelengan dari temannya itu.

"Rosé mendingan gini, mulai sekarang berhenti ngerokok. Rokok membunuhmu kalau kamu mati lisa nanti di ambil orang. Lagian posisi kamu sekarang dekat dengan lisa gak kaya kemarin jauh di Australia, sekarang kamu beraniin diri aja buat nyentuh Lisa. Sedikit demi sedikit lama-lama lisa juga bakalan menikmati".

Plak

Rosé memukul pundak jisoo.

"Lah emang bener kan, selama ini kamu cuma pengen lisa even kamu ga peduli sama meninggalnya bokap sama nyokap angkat kamu".

"Iya tuh Rosé, kesempatan ga Dateng dua kali loh gimana nanti kalau lisa keburu di ambil orang?".

"Iya iya, aku bakalan cepet kok dapetin lisa sepenuhnya. Walaupun sekarang udah sepenuhnya tapi belum sampai tahap itu", Rosé duduk di sofa sambil memijat pelipisnya.

Jennie dan jisoo menatap diam Rosé, mereka kasihan sekali melihat Rosé yang tersiksa dengan batinya.

Yah betul, jennie dan jisoo teman masa kecil Rosé. Hingga pertemanananya sempat ldr karena Rosé di kirim ke Australia oleh ayahnya.

Awal mula Rosé di kirim ke Australia dengan beralasan karena ayah Rosé melihat sosok putrinya itu yang berusaha untuk menyentuh tubuh lisa secara intens.

Sudah keberapa kalinya Rosé terciduk melakukan hal ta senonoh kepada lisa alias adik angkatnya.

Saat ini usia Rosé menginjak 20 tahun dan lisa baru 13 tahunan. Melihat tingkah laku putrinya yang tidak wajar tentu saja sang ayah sangat khawatir dan mencoba mengirim Rosé ke Australia untuk di titipkan ke saudaranya di sana. Tahun demi tahun ternyata Rosé juga mempunyai iq di atas rata-rata dan Rosé pun lanjut mengurus saham yang berada di perusahaan milik ayahnya tentunya di Australia bukan di korea.

Bertahun-tahun Rosé menahan diri untuk bersabar. Tapi tak di sangka setelah 4 tahun ia berada di Australia tiba-tiba mendapatkan kabar bahwa ayah dan ibu angkatnya meninggal dunia karena kecelakaan. Entah harus senang atau sedih Rosé bergegas pergi ke korea untuk bertemu lisa.

Jisoo dan jennie mengusap kepala Rosé bersamaan, memberinya dukungan untuk keinginannya selama ini.

"Cobalah chaeng".

Rosé mengusap wajahnya kasar, dan pergi ke kamarnya.

Jennie dan jisoo pun langsung bertos ria.

Bersambung

Our Secret Marriage Chaelisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang