𝐂𝐡𝐚𝐩 𝟐

302 26 0
                                    

~Typo, tandai.....

"Ughh..." Lenguhan berat itu berasal dari pemuda yang saat ini tengah berusaha menahan pusing yang menyerang kepalanya.

"Sayang?!" Pekik wanita paruh baya dengan wajah berseri yang terlihat jelas diwajahnya.

Pemuda yang tak lain dan tak bukan adalah Ezavian yang sudah bertransmigrasi kedalam tubuh pemusa bernama Zyan Ezalio Anantara/Zyan.

"A-air" Pinta Ez.

Wanita paru baya yang tak lain Serina Shizu Anantara/Serina, ibu/Mommy Zyan, mengambil gelas dinakas, membantu Ez duduk dan membantu Ez minum.

"Bilang sama Mommy, mana yang sakit hm?" Tanya Serina penuh perhatian dan kelembutan.

"Siapa?" Tanya dingin Ez.

Ez masih belum sadar jika dirinya telah bertransmigrasi, oleh sebab itu ia bingung dimana dia sekarang dan siapa wanita didepanya ini?

"Kamu melupakan kami boy?" Tanya pria paru baya yang diyakini suami Serina yaitu Fabio Danuja Anantara.

Ez menatap kebelakang, tepatnya dibelakang Serina, terdapat satu pria paru baya, dua pemuda serta satu gadis yang berwajah sembab tengah menatapnya berbinar.

"Abang!" Pekik gadis itu Aqila Billa Anantara, dia berlari menghampiri Ez, bergelayut manja pada lenganya, yang pasti langsung ditepis kasar oleh Ez.

"Abang, abang lupain Qila?" Tanya Aqila dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin dengan mempoutkan bibirnya.

Ez menatap tanpa minat nyerempet jijik gadis itu. Jelas, orang dia tidak mengenalnya. Dan lagi, ekspresi macam apa yang ditunjukan gadis itu? Ez rasanya ingin menampolnya.

Beda lagi kalau itu Crish a.k.a kembaranya itu, pasti Ez akan langsung menciumi seluruh wajah adiknya, karena bagi Ez hanya Crish saja yang menarik dan lucu dimatanya.

Berbicara soal Crish, Ez langsung memeriksa tempat disebelahnya, kemarin dia ingat dia tidur dengan adiknya. Muka Ez langsung menggelap saat tak mendapati Crish disebelahnya.

"Dimana adek gue?" Tanya Ez menatap menghunus satu persatu keempat orang diruangan itu.

"Maksud kamu siapa sayang? Adik kamu kan sudah ada disini?" Balas Serina.

"Iya, Qila dan bang Richo kan semua ada disini, jadi abang tak perlu khawatir" Saut Aqila dengan suara yang dilembut²kan.

Ez menatap Aqila aneh tapi tertutup oleh wajah datarnya. Ez ingin pergi saja rasanya dari sini, tapi sebelum itu tanganya dicekal oleh Serina sebelum dirinya beranjak.

"Sayang, kamu mau kemana? Kamu masih sakit mending istirahat, gih" Titahnya.

"Iya abang, abang istirahat saja atau biar Aqila yang temani abang, bagaimana?" Tawar Aqila. Ez rasanya ingin mengumpat.

"Tak sudi!" Ez menyentak tangan Aqila saat gadis itu dengan berani menyentuh lenganya.

"Apa yang kamu lakukan boy? kamubisa melukai adik manis mu" Tegur Fabio pada Ez, karena sentakanya itu Aqila hampir terjatuh kalau bukan Fabio yang menolongnya.

Aqila yang merasa dibela tersenyum dalam hati, dia menatap polos Ez dan Fabio.

"Qila gak papa Dad, jangan marahin abang, abang kan lagi sakit" Ujarnya dengan suara mendayu.

Ez berdecih dalam hati mendengar suara yang menurutnya dipolos polosin itu.

OMG!! Ingatkan Ez untuk mencari adiknya, dia hampir melupakanya karena melihat drama gadis didepanya ini.

Ez turun dari ranjang, karena terhalang oleh selang infus dia mencabut paksa infus ditanganya yang berakibat dara bercucuran dari tangan Ez.

"Lepas! Gue mau cari adek gue!" Gertaknya saat mau keluar kamar dirinya dihadang oleh Jericho Seth Anantara, yang merupakan putra ketiga Fabio.

Ruangan itu langsung berubah dengan hawa dingin saat Ez menatap nyalang mereka dengan aura dingin yang dia keluarkan.

"Zyan, kembali ketempat mu!" Pinta Fabio tapi Ez menghiraukanya.

"Abang! Abang mau kemana? Abang kan lagi sakit?" Tanya Aqila dengan muka dibuat bingung.

"Zayn? Apa kamu tuli sampai tak mendengar pertanyaan adik mu? Mau kemana kmu?" Tanya Fabio sekali lagi.

Ez bener bener tak peduli mereka mau marah, toh dia tak mengenal mereka.

Ez sadar kalau ini bukan kamarnya dan kamar adiknya, dia sedikit bingung, dimana dia sekarang? Dan lagi, dimana Crish sekarang?.

Mengingat kembali tentang Crish yang tidak ada disampingnya saat dia bangun, membiat amarahnya memuncak kembali.

"Gue mau cari adek gue, sialan!" Karna terlampau kesal yang bercampur marah, akhirnya Ez tak bisa menahN untuk tidak mengumpat.

"Zyan Ezalio Anantara!" Geram Ardiaz Zello Anantara/Ardiaz, anak sulung Fabio, karena sudah berani mengumpat.

Bukanya takut dengan tatapan tajam yang menuju padanya Ez balik menatap mereka tak kalah dingin, yang membuat mereka tersentak.

"Damn it!" Umpatnya yang langsung pergi keluar.

Fabio memberi kode pada Ardiaz lewat matanya yang langsung dimengerti olehnya.

Dia mengambil suatu barang dari nakas dan langsung menancapkanya dibagian belakang leher Ez.

"Shit! Bebedah" Sebelum tubuh Ez ambruk keburu ditangkap oleh Ardiaz.

"Crish~" Lirihnya sebelum kesadaranya hilang.

-------

Untuk bab tentang Eza, segini dulu, karena bingung mau menambah dialog seperti apa lagi, hehe~

--------
Tbc!

Next ?

Vote / Comen !

Tx~

𝐄𝐳 & 𝐂𝐫𝐢𝐬𝐡 || 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 ( 𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang