Selamat membaca..
******************
Jika kamu terlahir sebagai dia yang disebut beruntung..
Maka kamu selamat.
Dunia tidak akan menjadi sekejam itu pada dirmu, jadi jangan khawatir.. kamu mungkin bisa memanjatkan doa padaNya yang berkuasa di atas sana- karena telah memberikan hidup yang indah itu pada diri mu.
Namun apa jadinya jika, kamu terlahir sebagai dia yang tak beruntung?
(?)
Bersyukur.. bersyukur.. bersyukur..
Kata itu lagi.
Setiap orang selalu meminta nya untuk bersyukur.
Muak
Yang mereka tahu, hidup merupakan anugerah juga nikmat Tuhan yang paling mulia yang harus disyukuri..
Tapi apa pernah mereka merasakan bagaimana sulit-nya menjalani kesialan berupa anugerah yang mereka sebut ' hidup ' ini?
Cih.
Seorang pemuda menatap datar pada langit malam.
Bahkan saat dirinya sedang dalam kesulitan pun- semesta seolah tak perduli dan terus memancarkan keindahannya.
Masa bodo- mau menangis, marah, bahkan berteriak meraung raung pada semesta pun- hidup tetap berjalan.
Hari ini kesialan menimpa mu- maka jika tak segera di selesaikan dunia tak peduli. Cukup untuk 24 jam diberikan, jika lewat maka besok kamu harus berusaha menyelesaikan masalah mu, dengan masalah baru yang akan menghampiri lagi.
Begitu begitu saja terus, sampai mati.
" Chan?" Merasa pundaknya ditepuk dari belakang oleh seseorang- pemuda itu lantas berbalik untuk menoleh.
" Kenapa?" Tanya nya. Setelah mendapati sosok perempuan yang kini ikut duduk di samping nya.
" gimana hari ini, baik?" tanya perempuan itu.
Nampak malas untuk menanggapi, pemuda itu lebih memilih mengangkat kedua bahunya daripada mengeluarkan suara.
Perempuan itu menghembuskan nafasnya berat.
" kaka aku lagi nyari orang buat kerj-"" Gue mau. Tolong bilang ke kaka lo, gue mau." Sela pemuda itu cepat.
"Iya chan tapi.. aku khawatir kamu jatuh sakit.." nada khawatir jelas bisa didengarnya.
Parsetan dengan rasa sakit. Sejak dulu ia sudah kebal dengan rasa itu.
Senyum tipis ia berikan. " Makasih udah khawatirin gue."
Tatapan iba dari seseorang.. sungguh membuatnya benci.
" Tapi gue baik baik aja. Tolong bilang ke kaka lo, kalo gue mau terima pekerjaan apapun. Dan misal kaka lo setuju, kabarin gue aja." Lanjut-nya sembari bangun dari duduk kemudian meninggalkan perempuan itu termenung sendirian.