Cerita ini adl cerita yg real terjadi. And gue emng nulis apa adanya tampa setingan apapun.Ini cerita normal. Ga bikin yg bca frustasi. Tp bkin gue depresi.
°°°°
Di hari itu. Adalah hari biasa yang penuh dengan kebosanan. Setelah libur sekolah berahir, mau tak mau gue harus berangkat ke sekolah. Ya walaupun nanti siangan dikit bolos ke kantin.Panggil aja gue Zeal. Kali ini bukan imajinasi atas kegabutan yang gue hasilkan. Tapi the real kisah yang gue sebut 'Awal Mula.'
Bel sekolah belum berbunyi hari itu. Namun di hari itu entah dorongan setan mana yang membuatku datang sangat pagi ke sekolah.
"Hanya gue," tapi tidak berselang lama.
'Tok... Tok.... Tok...'
terdengar suara ketukan sepatu pantopel berjalan di area lorong dengan nada yang beraturan, semakin mendekat ke arahku.
Ku balikan pandanganku. Hingga hal yang tak terduga ku lihat pagi itu.
Gadis cantik yang berwajah jutek serta tatapan mata yang teduh menjadi objek indah kala itu.
Terasa sangat asing wajah itu. Dalam hati ku berkata. "Asik... Mangsa baru!"
"Maaf kak, aulanya di mana ya?" Tanyanya tiba-tiba padaku.
Entah apa yang memasuki ku hingga mataku tak bisa berpaling dari gadis itu.
Aneh tak biasanya hal ini terjadi. "Kak," Panggilnya lagi yang mampu menyadarkan ku kembali ke alam sadarku.
"Eh- sorry, nanya apa tadi?" Tanyaku lagi.
"Aulanya di sebelah mana?" Kali ini dia bertanya dengan sedikit senyuman mengembang di wajah manisnya.
Tanganku sepontan menunjuk di mana letak aula yang ia maksud. Dan tampa basa-basi terlebih dahulu ia berucap terimakasih setelahnya berlalu begitu saja.
Tak seperti kebanyakan gadis lain yang sengaja mencari perhatianku. Gadis itu seakan terlihat enggan berinteraksi denganku. Apakah karena wajah ku terlihat se-mesum itu?
Terus ku tatap punggung gadis itu hingga perlahan enyah dari hadapanku.
"Unik," Satu kata yang terucap dari bibirku tampa ku sadari.
Tak ingin menjadi patung di lorong yang sepi itu. Gue putusin buat jalan menuju kantin.
Dengan pikiran yang masih terbayang-bayang wajah dari gadis yang tadi.
°°°°
Matahari sudah berpindah tepat di atas kepala. Namun bell istirahat belum juga tiba.
Untungnya gue sama temen-temen gue udah ada di kantin sejak jam pelajaran pertama berlangsung.
"Gini ya enaknya jadi murid kantin yang paling teladan," Ucap salah satu temanku bernama Morio.
"Si-bangsat, jadi goblok bangga," Ucapkan sambil menghembuskan asap rokok elektrik dari mulutku.
"Gimana ga bangga, kita berhasil sekolah di sekolahan ini tapi ga pernah masuk cok, ini adalah sebuah kebodohan yang elit!" Seru Morio.
"Lo aja, kita engga!" Sahut Elangga.
Sedangkan gue hanya menanggapi dengan kekehan ringan. Gue typikal orang yang ga terlalu suka berinteraksi dengan orang baru.
Dari sejak kelas 10 gue cuma punya dua temen. Ya walaupun mereka bangsat. Tapi mereka tau caranya jadi manusia yang ga munafik.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA? {ON GOING}
Teen Fiction#ga suka skip!! Ketika hanya coretanku yang mampu mendiskripsikan bagaimana keadaanku. Namun dirimu tau semua tentang lukaku tampa ku beritau. Kesebut Dia,cinta yang tak sengaja aku temukan dalam kehidupan yang parau. Di antara manusia-manusia munaf...