Gadis misterius

166 6 2
                                    

Ini tentang DIA. Seseorang yang sangat luar biasa. Tak mampu ku deskripsikan hanya dengan kata-kata. Jika bulan saja tak mampu manjadi objek pembanding ketika hal itu tentang DIA. Lantas apalagi yang lebih indah dari DIA.

°°°°

Gak ada yang bisa gue ceritain saat kehidupan gue di luar sekolah. Di rumah cuma hening. Gak ada yang istimewa. Itu alasannya gue tetep pulang pada jam pulang sekolah, meskipun gue bolos di kantin.

Karena hari ini gue pulang agak terlambat dikit. Jadi Si-embok sibuk nyariin gue ke tempat tongkrongan gue, padahal hari ini gue nganter si Morio beli kenalpot.

Oh iya, di rumah gue ada 3 orang, gue pak Samsul. Nah Pak samsul ini yang jagain rumah. Sama kesayangan gue, Si-Embok, dia yang udah ngurusin gue sejak kecil.

Btw, dari kecil gue udah di tinggal ortu kerja dan pasti gak pulang. Gue udah gak punya kakek sama Nenek. Jadi Si-embok yang ngurusin gue.

Ya sambil dengerin Si-embok ngoceh gue abisin makanan gue.

Setelahnya gue kembali ke rutinitas biasa gue. Janjian sama dua curut buat boxing.

Gue lebih sering habisin waktu di luar rumah. Sekedar keluyuran gak jelas ataupun nongkrong bareng Elangga sama Morio. Gue cuma punya dua sahabat. Eh relat milih buat punya dua sahabat.

Kan. Buat apa punya banyak sahabat kalau munafik yakan?

°°°°

Kembli ke alur cerita ga jelas ini.

'Bughhh'

'Bughhh'

'Bughhh'

"WAH UDAH COK, CAPEK GUE!" Seru Morio yang sudah tak mampu menyeimbangi serangan dari Azril.

"Lanjut bentar, gue masih gabut,"

Morio manganga lebar kala Azril menyatakan alasannya hampir setiap malem boxing cuma gara-gara gabut. "Gabut lo kagak ngotak Jir!"

"Kaya baru ngenal Zeal aja Lo," Elangga yang sejak tadi sibuk mengotak-atik ponselnya ikut nimbrung.

"Dari pada lo gabut bikin gue bababelur, mending lo bikin komik atau gak nulis apa gitu biar lebih bermanfaat dikit," Saran Morio.

"Bener tuh saran Morio. Lagian gambaran lo kece, capek-capek jadi ketua jurnalis ngapain lo nganggur aja," Kalau itu Saran dari Elangga mungkin masih bisa di pertimbangkan.

"Gampang nanti gue coba,"

Sang pencetus ide, menyengir lebar."Nah gitu dong, biar ada vibes anak jurnalisnya, hehehe,"

"Abis ini kobam yuk," Ajak Elangga. Yang mendapatkan anggukan dari Dua sahabatnya.

Drettt....dret.....

Ponsel Morio bergetar di atas meja. Tanda ada panggilan yang masuk.

Nampak Morio meraih ponselnya. Dan memulai percakapan.

Entah kenapa morio menyalakan Loudspeaker. "Gimana tadi?"

"Beli link bokep yang terbaru Mas,"

"Anjing, bukan yang itu, tapi yang tadi soal cewek kelas 10 yang lo bilang,"

"Oh, iya tadi ketemu Arabella, cewek yang pernah Mas Morio tanyain waktu itu,"

"Posisi?" Mendengar nama Arabella Azril langsung menyahut.

"Cafe***,"

Setelahnya Azril langsung bergegas membereskan barang-barangnya lalu berlalu pergi.

"Lah lah, mau kemana lo? Kagak jadi kobam nih?" Dengan lantang Morio bertanya ketika melihat Azril yang nyelonong keluar area boxing.

DIA? {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang