Chapt 04 | Ulangan

60 19 30
                                    


Tring tring tring

Bunyi bel itu menandakan jam masuk pertama telah tiba. Langkah kaki yang cukup keras dapat di dengar oleh semua murid kelas MIPA 5. Segera mereka memperbaiki duduk nya masing-masing untuk menyambut kedatangan Pak Setyo.

"Pagi semua!!" salam Pak Setyo berdiri menghadap arah murid-murid yang kini terlihat sangat sibuk merapikan duduk nya.

Tidak lama setelah itu, baru lah mereka menjawab salam dari guru berbadan kekar itu. "Pagi pakk!" teriak semua murid.

Langkah kaki nya kini menuju ke arah kursi di samping papan tulis, "Baik, hari ini kita akan ulangan" ucap Pak Setyo sembari mendudukkan dirinya di atas kursi Chairman SC 309.

"Hah?" teriak Azika yang tak habis pikir jikalau semendadak itu Pak Setyo memberikan nya ulangan. "Kok tiba tiba ulangan sih pak?" tanyanya lagi penasaran akan jawaban Pak Setyo.

"Iya. Saya sengaja" jawab Pak Setyo menatap Azika dengan tatapan yang sayu.

"Sengaja? jadi bapak juga sengaja ga ngasih tau kita kalau ada ulangan?" celetuk Alkhavian memotong obrolan Azika.

"Ya. Biar jadi suprise" terang Pak Setyo. "Sudah, cepat siapkan kertas kalian. Jangan banyak tanya, waktu kita sisa berapa menit ini" tegas nya memberi instruksi pada murid-murid.

"Tapi pak soalnya jangan banyak-banyak ya?" pinta Azika berharap kali ini dirinya beruntung.

"Iya, soalnya ga banyak kok. Cuman satu nomor aja."

"Eh Zi, kayaknya mood Pak Setyo lagi bagus deh" bisik Kayesha sembari terkekeh. Azika hanya membalas dengan menaikkan kedua alisnya.

"Perhatian. Dengarkan baik baik soalnya ya" tegas Pak Setyo sekali lagi mengingatkan murid-murid untuk mendengar soal ulangan itu dengan jelas.

"Sebuah kawat yang panjangnya 200 cm ditarik dengan gaya 100 Newton yang menyebabkan pegas bertambah panjang 25 cm. Tentukan besar regangan kawat!"

Kayesha bungkam seribu bahasa, satu soal namun merelakan seribu pikiran?
"Kok susah sih pak soalnya" protes Azika tak terima.

"Itu gampang, cuman kamu nya aja yang ga belajar" jelas Pak Setyo.

"Gimana mau belajar kalau bapak ga ngasih tau kita." Azika kini terus memprotes tanpa henti, sementara seseorang di sampingnya hanya diam membisu seperti patung.

"Wah gampang banget soalnya, menurut bapak Setyo Sudjogo." sindir Alkhavian pada guru di depannya itu.

"Sudah. Kerjakan cepat, waktu kita sisa 30 menit." tegas nya memberikan instruksi. "kerjakan dengan santai nanti saya bantu" lanjut Pak Setyo.

"Nyuruh cepat, tapi malah nyuruh kerja santai. Maksud lo pak?" batin Azika menatap sinis Pak Setyo.

"Bapak mau bantuin kita ngerjain soalnya pak?" tanya Alkhavian penasaran dengan maksud apa yang baru saja di ucapkan oleh Pak Setyo.

"Iya saya akan bantu."

Kini murid-murid disana berteriak bahagia karena ulangannya kali ini akan di bantu oleh guru yang memberikan mereka soal ulangan yang menyulitkan meskipun hanya satu nomor.

"Bantu doa maksudnya." lanjut Pak Setyo. Membuat suasana yang gaduh hening sejenak, Alkhavian yang tadinya merautkan wajah gembira kini mengurungkan niatnya untuk tersenyum. Apalagi Kayesha ia malah tertambah diam membisu seperti patung.

LovhordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang