For You

1.8K 207 15
                                    

Seorang ketua geng motor tengah berada di markas gengnya. Sebuah rumah mewah yang nampak tak berpenghuni namun ternyata isinya begitu lengkap dan nyaman.

Kevin berjalan tertatih, lututnya lecet akibat terjatuh di sirkuit saat balapan. Hanya ada ia dan seorang anggotanya, Zora

"Makannya kalau dibilangin gausah ikut itu ya udah gausah. Ngeyel banget sih jadi orang, kalau udah gini yang sakit siapa? Situ sendiri kan", Zora mengomel sambil mengobati beberapa luka lecet yang di dapat Kevin.

Kevin hanya tersenyum memandang wajah lucu Zora saat mengomel.

"Imut banget sih sayangku", Kevin mencolek dagu Zora membuat Zora melotot kesal.

"Nyesel gue ngobatin elu ya kepin, gue banting aja tadi harusnya", Zora menjerit kesal.

"Ahaha, maaf ya yang", lagi, Kevin colek dagu Zora.

Zora yang kesal bercampur malu langsung membereskan kotak p3k yang tadi ia pakai untuk mengobati Kevin dan berlari menuju dapur untuk memasak.

Kevin diam sebentar, meraih gelas air yang disiapkan oleh Zora untuknya. Meminumnya hingga tandas kemudian berjalan menuju dapur untuk menyusul Zora.

Nampak punggung sempit itu bergerak kesana kemari mengambil bahan yang ia butuhkan. Membuat Kevin semakin gemas.

Zora tersentak ketika sepasang tangan kekar memeluk pinggang ramping miliknya.

"Masak apa cantik?", bisik Kevin ke telinga Zora.

"Masak masak sendiri", Zora malah bernyanyi tak berniat menjawab pertanyaan Kevin yang aneh. Sudah jelas ia tengah merebus wortel untuk sup.

"Eh wortelnya lucu", Kevin malah salah fokus ke wortel yang dipotong seperti bunga.

"Iya", Zora melanjutkan aktivitasnya. Membiarkan tangan Kevin memeluk perutnya.

Kevin merasa Zora mengabaikannya. Dengan jahil tangannya masuk ke kaos yang di pakai Zora. Mengusap perut rata Zora dengan tangannya yang kasar.

"Eumhh... Lu yang bener aja ye setan!", Zora berbalik sambil menepis tangan nakal Kevin.

Kevin hanya cengengesan dan berlari keluar dari dapur menuju ruang tengah.

Zora masih merinding mengingat bagaimana tangan Kevin bisa masuk ke bajunya tanpa ia sadari. Perut adalah bagian sensitif untuknya.

"Anak biadab emang. Kalau bukan ketua yang udah nolongin mah udah patah tangan lu Vin", monolog Zora sambil melanjutkan aktivitas memasaknya.

"Zora jadi istriku aja gimana", teriak Kevin dari ruang tengah.

Zora yang tidak fokus mendengar hanya menjawab dengan asal.

"Terserah lu Pin, suka-suka", Zora berteriak balik. Bisa ia dengar seruan senang Kevin ntah karena apa.

Supnya sudah matang. Zora matikan kompor, mengambil nasi yang sudah ia buat tadi ke satu tempat lumayan besar. Ia mendengar 4 motor masuk ke markas, artinya anggota lain sudah sampai. Ia bawa nasi, sup, dan air dingin ke ruang tengah untuk makan bersama. Bisa ia lihat 6 anggota lain tengah bermain kartu di karpet bulu. Kevin juga ada disitu, namun ia hanya menonton.

"Makan dulu, sorry ya cuma masak sup sama nasi. Gatau, ga mood banget", Zora menata sup, nasi, dan tumpukan piring yang ia bawa ke meja.

Mereka bukan geng motor yang miskin, malah bisa dibilang kaya karena mereka juga punya sebuah bisnis bersama sebagai pendapatan kelompok mereka. Mereka biasanya makan masakan Zora dan Ibam. Tapi Ibam tengah keluar kota untuk sebuah pekerjaan dan Zora sedang tidak dalam mood yang baik.

"Ngga papa kok, Zor. Ini aja enak", kata seorang anggota perempuan, Amy.

"Syukur deh kalau enak. Mau makan ga lu Kepin?", Zora tanya ke Kevin dengan nada yang sedikit menyebalkan.

"Tapi sikuku ga bisa di lurusin Zor, perih", bohong. Tangannya hanya sedikit lecet dan sebenarnya itu tak masalah untuk Kevin.

"Yaudah gausah makan", Zora berkata sambil mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

Kevin yang merasa diabaikan oleh anggotanya merengut kesal. Ia poutkan bibir tipisnya. Seperti mendukung, perut Kevin berbunyi hingga Zora yang duduk di karpet bersama anggota lainnya bisa mendengar.

"Ck", decak Zora sebal. Ia bangkit duduk di samping Kevin diatas sofa. Menyuapi Kevin dari piring miliknya dengan wajah kesal.

"Ikhlas ngga? Kalau ngga ikhlas ngga usah, kamu makan sendiri aja", Kevin berniat jahil lagi.

"Iya iya ikhlas astaga", wajah Zora melunak. Meskipun moodnya tak terlalu bagus, ia sebisa mungkin tersenyum di depan anggota gengnya, terutama Kevin si ketua. Kevin yang membantunya dengan mengajaknya masuk ke Black Oni.

Bisa dibilang Zora kurang beruntung dalam pertemanan. Ia selalu di bully semenjak SMP, ia dikucilkan karena teman-temannya merasa aneh dengan wajahnya yang cenderung cantik daripada tampan. Kevin dengan senang hati mengajak Zora bergabung di kelas 11. Mengajarinya beberapa bela diri. Kevin juga mengajari Zora bagaimana memenuhi kebutuhan tubuhnya. Tubuh Zora yang awalnya kurus, perlahan mulai berisi. Pipinya yang sebelumnya tirus, perlahan berubah tembam membuatnya semakin cantik.

Tak sedikit anggota mafia lelaki yang menginginkan Zora untuk menjadi kekasihnya. Jawaban Zora sendiri selalu sama, ia ingin langsung menikah.

Ada beberapa aturan di kelompok yang membuat anggota Black Oni merasa lebih aman. Seperti larangan untuk memiliki hubungan dengan kelompok lain yang bukan aliansi. Aturan itu sering digunakan para anggota untuk menolak tawaran kencan dari kelompok lain termasuk Zora. Zora menolak salah satu anggota mafia yang merupakan teman sekolahnya dulu dengan alasan kesetiaan kepada kelompoknya.

Kevin yang menyadari bahwa Zora melamun menggigit sendok yang ada di dalam mulutnya. Membuat Zora tersadar dan kembali memfokuskan pandangannya kepada Kevin yang tersenyum tipis.

"Mikirin apa, hm? Kalau ada yang mau diomongin, cerita aja ke aku atau ke yang lain", Kevin bergerak mengelus surai putih Zora.

"Aku cuma cape", Zora memasang senyum tipis. Ia genggam tangan Kevin yang tadi mengelus kepalanya.

"Mama lagi?", Kevin menebak. Tangannya ia tangkupkan ke pipi Zora.

Zora tak bisa mengelak lagi, ia hanya mengangguk kecil.

Melihat itu, Kevin ambil piring Zora. Mengisinya kembali kemudian berdiri sambil menggandeng tangan Zora.

"Gue sama Zora ke atas ya, tolong nanti di beresin, piringnya di cuci. Kalau masih sisa di simpen di tupperware aja", Kevin berkata. Anggota yang lain mengangguk menurut.

Kevin dan Zora berjalan bersama ke lantai 2 dimana kamar-kamar para anggota berada. Ia tarik Zora ke kamarnya, ada yang ingin dia bicarakan.

'Aku cape, aku gatau mau gimana lagi'

'Ada aku, kamu bisa istirahat di pundakku'

954 words

Gajadi fluff

Aku menemukan ide buat konflik book ini mwahahahahahaha

Enjoy aja, aku bakal pub sekitar jam 12 siang atau ya kurleb segitu

i spent more than 5 GB for a day. Lupa matiin stream trus ketiduran. Mana itu stream yg 8 jam hiks, mau minta kuota ga berani:v

Dah, yang kemarin janji buat voment udah ku tandain kalian ya

Fluffy Honey | VinZorBamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang