Zeva memandang Kevin dengan senyuman.
"Kakak suaminya Ka Zora? Tapi kakak ngga pernah bikin kak Zora nangis kan?", Kevin menatap jahil Zora yang duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur Zeva. Wajahnya memerah malu dan sebal. Kenapa mulut Kevin begitu manis sih?
"Ngga dong, kakak selalu berusaha bikin Zora senyum. Tadi Kak Zora nangis khawatir sama kamu tau, coba bilang ke kak Zora, kamu sakit ngga?", jelas Kevin tau jika Zeva masih demam dan butuh perawatan intensif. Ia hanya ingin Zora mendengar sendiri, Zeva sudah aman.
"Zeva masih pusing, tapi Zeva udah ngga takut lagi. Ada Kak Zora sama Kak Kevin", Zeva tangkup wajah Zora dengan kedua tangan kecilnya. Senyum manis ia berikan pada Zora untuk menenangkan.
"Pinter Zeva, nanti kalau sembuh kak Kevin kasih hadiah deh", Kevin tertawa kecil sambil mengusak rambut Zeva.
"Kevin, jangan di manja, nanti dia kebiasaan", Zora mendongak mengomeli Kevin.
"Ngga dong sayang, kan Zeva udah jadi anak pintar, jadi harus di kasih hadiah, iya kan Zeva?", Zeva mengangguk senang. Zora sering bercerita tentang teman-temannya yang baik, tapi Zeva tak menduga bahwa Kevin akan sebaik ini.
"Kak Kevin ambilin mam dulu ya buat Kak Zora sama Zeva", Kevin pamit kepada Zora dan Zeva.
"Kamu ngga cape? Tadi kaki kamu masih sakit, Vin", Zora menahan tangan Kevin.
"Emang aku pernah cape bikin kamu senyum? Kalau aku cape kan kamu bisa peluk aku", kata Kevin sambil melepas pelan tangan Zora.
*****
Kevin sedang berada di kantin rumah sakit menunggu pesanannya. Ia meminta Amy menemani Zora di ruang rawat Zeva.Jarinya dengan lincah mengetik di keyboard laptop. Mengetikkan data data milik seseorang ke sebuah file.
"Hm, cukup rumit. Gimana mereka bisa saling kenal ya? Atau ini jebakan? Bukan sesuatu yang ga mungkin, tapi apa tujuannya? Balas dendam? Harta? Atau pamor?", monolognya.
"Kevin", tepukan di pundaknya membuat Kevin menoleh. Amy berdiri disitu.
"Kenapa? Zora sendirian?", Amy mengangguk.
"Aku mau pulang dulu, mau masak. Kamu temenin Zora atau panggil yang lain ya?", izin Amy.
"Oiya, aku ke ruangan aja, kamu pulang dulu, ati-ati", Amy mengangguk dan berjalan kearah pintu masuk rumah sakit.
Kevin bergegas membereskan bawaannya. Berjalan ke kasir.
"Mas tolong nanti pesanan nomor 47 diantar ke VVIP 3 lantai 6 aja ya, ini uangnya", Kevin menyerahkan 2 lembar uang $10000.
"Baik Pak, mohon ditunggu", Kevin mengangguk kemudian melenggang pergi.
Saat sampai di ruang rawat Zeva, bisa Kevin lihat Zora yang tertidur di sofa dengan iPad yang masih menyala. Masih sempat bekerja disaat menjaga adiknya.
Dengan perlahan Kevin ambil ipad Zora. Ia letakkan di meja. Mengangkat tubuh Zora, membawanya ke kamar tempat keluarga pasien menunggu. Membaringkannya di king sized bed disitu.
Mendengar bel berbunyi. Kevin membuka pintu, pegawai kantin dengan box makanan. Kevin taruh makanan itu di meja. Ia berjalan ke kamar mandi, mencuci tangan dan kaki. Bergabung dengan Zora, tidur dengan posisi saling memeluk. Tangan Kevin di pinggang Zora.
*****
Hari ini Zeva sudah diperbolehkan untuk pulang. 8 hari ia harus berada di rumah sakit. Beberapa kali kondisinya menurun karena pengaruh trauma membuat dokter harus ekstra hati-hati dalam memberikan perawatan.
Zora dengan hotpants hitam dan kaos senada miliknya tengah berjalan menggandeng Zeva ke pintu masuk. Kevin tengah mengambil mobil, ia keluar lebih dulu dengan barang Zeva. Tersisa Zora dan Zeva dengan tas kecil berisi perlengkapan Zeva seperti handuk, jaket, dan topi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fluffy Honey | VinZorBam
Fanfiction'Apa kamu ga cukup sama aku dan Ibam?' 'Bukan gitu' 'Trus gimana?' 'Ya gitu'