Zora baru saja pulang dari mengantar Zeva les. Kemarin ia mengantar Kevin ke bandara untuk pergi ke Singapore. Ia tengah mengistirahatkan tubuhnya di ruang tengah. Ibu kota begitu terik akhir-akhir ini.
Tok tok tok
Ketukan pintu terdengar. Zora bangkit dengan malas untuk membuka pintu.
Seorang wanita dengan rambut kuning dan masker di wajahnya. Menunduk sehingga rambutnya jatuh menutup mata.
"Siapa?," tanya Zora heran. Perasaannya tidak enak.
"Disini rupanya kau, dasar menyusahkan aku saja," ucap wanita itu sambil mengangkat pandangannya.
Zora terkejut namun ia tak takut. Ia aman disini. Jika pun ia mati, Kevin pasti akan membalas dendamnya.
"Apa maumu?," tanya Zora berusaha untuk tenang.
"Aku mau kau mati," Zora terhenyak.
"Maksudmu-
Srett
Belum selesai Zora berkata. Sebuah belati telah bersarang di perut bagian kanannya.
"Uh, dasar orang gila," kata Zora terbata.
"Selamat menikmati kematian yang kau inginkan itu," kata wanita itu.
"Aku pasti akan membalasmu. Lebih tepatnya suamiku, juga suamimu," kata Zora tajam membuat wanita itu terdiam.
"Coba saja jika bisa, cuih," wanita itu melenggang pergi dengan sebuah mobil HR-V putih.
Zora dengan segera mengingat kode plat mobil itu sebelum jatuh tak sadarkan diri.
D 34 TH
Arina, maid yang bekerja untuk Zora datang dari gerbang depan. Ia baru saja membeli sesuatu dari warung yang ada di depan komplek. Menyadari Nyonyanya yang tergeletak tak sadarkan diri di depan pintu masuk.
"NYONYA," paniknya menghampiri tubuh Zora.
"Nyonya, tolong bangun! Astaga! Belati, siapa yang melakukan ini?"
Arina berlari ke rumah Pak RT yang lumayan dekat. Menggedor pintu rumah sambil terisak ketakutan.
"Pak, tolong Nyonya saya, Nyonya tertusuk belati di perutnya," adu Arina bergetar.
Pak RT segera mengeluarkan mobil. Mereka membawa Zora ke rumah sakit tempat dokter Sui bertugas.
Di perjalanan, Arina menelpon beberapa anggota Black Oni dan teman Kevin yang ia kenal. Mia, Amy, Makotoshi.
"Nona Amy, tolong, Nyonya Zora, Nyonya Zora tertusuk di perutnya," Arina dengan terbata juga isakkannya.
Amy yang sedang berada di markas langsung menghubungi Kevin dan Rion untuk meminta pertolongan.
"Pres! Tolong kembali ke Tokyo, Zora tertusuk oleh orang yang belum di ketahui," Amy terburu sambil berlari ke dalam rumah sakit.
"I'm on my way to Tokyo, tolong kabari terus tentang keadaan Zora," Amy mengiyakan.
Di depannya ada Arina yang tengah menangis dalam diam. Sesekali isakan keluar dari bibir tipisnya.
"Arina...," panggil Amy.
"Nona, Nyonya disana," Amy rengkuh bahu Arina. Ia tahu sebetapa Arina menyayangi Zora seperti putranya sendiri. Arina tak pernah menikah sehingga ia tak memiliki putra.
"Bersabarlah, Nyonya pasti baik-baik saja, Pres sedang dalam perjalanan untuk kembali," Amy menenangkan Arina.
"Semoga, semoga Nyonya baik-baik saja," Arina berharap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fluffy Honey | VinZorBam
Fanfiction'Apa kamu ga cukup sama aku dan Ibam?' 'Bukan gitu' 'Trus gimana?' 'Ya gitu'