Mencoba pulih sendiri

7 2 0
                                    

Tak ada yang abadi di dunia ini. begitupun rasa sakit. Tapi ada yang lebih purba dari nafas, yaitu cinta. Maka dari itu hargailah orang-orang yang saat ini berjuang untukmu.

Semakin aku mencoba melupakan masa laluku saat itu, justru aku malah dipaksa semakin mengingatnya. Hingga aku memutuskan untuk tidak lari dari kengangan itu. Aku terus mengingat bagaimana kenangan dan perjalanan luka yang sempat kami lewati. Hingga aku akhirnya terbiasa dan tak lagi merasakan sakit ketika meningat semuanya.

Memang benar kata seorang sufi Lari dari apa yang menyakitimu akan membuatmu semakin sakit. Teruslah merasakan sakit itu, hingga kau benar-benar sembuh.

Aku memutuskan untuk kembali pulang ke rumah, membersihkan apa yang sudah dia tinggalkan. Banyak serpihan yang dia tinggalkan berserakan. Aku memungutnya kembali sembari tanganku sedikit berdarah dibuatnya. Tapi tak apa-apa, ini hanya tinggal membersihkan sisa-sisa serpihan itu. Ku letakkan sisa puing serpihan kenangan itu dalam sebuah kotak. Ku letakkan di salah satu sudut ruangan.

Aku punya pilihan untuk kembali mengingatnya atau tidak. Sebab lupa itu tidak ada. Yang ada hanya terbiasa. Kapan saja aku bisa mengingat isi dalam kotak itu. Sampai aku lupa dimana letak kotak itu. Hingga kotak itu berdebu dan hilang ditelan sang waktu.

Hingga saat lupa itu tiba, dan aku benar-benar siap menerima orang yang akan datang, kuharap orang itu tak akan meninggalkan luka yang sama lagi. Sebab aku sembuh sendirian dan tak menggunakan orang lain sebagai alat untuk melupakan masa laluku.

Banyak hal yang ku korbankan untuk melupakan masa lalu. Tenaga, air mata, hingga aku berada di titik bertahan hidup hanya karena aku tahu jika bunuh diri itu dosa. Terdengar bodoh, mungkin beberapa orang akan mengatakan alay. Tapi inilah yang di alami hampir setiap orang. Hanya saja mereka malu untuk mengungkapkannya.

Beberapa orang kadang memang datang hanya untuk mendengarkan ceritamu. Tidak untuk menetap dan berjuang bersamamu. Orang yang akan menetap bersamamu adalah orang yang benar-benar paham bagaimana rasa sakitmu saat itu. Orang itu tak perlu mersakan secara langsung bagaimana kau disakiti, tapi dengan membayangkannya dia akan paham bagaimana situasimu saat itu.

Percayalah pada dirimu sendiri. Dan jagalah kepercayaan orang lain yang dipercayakan padamu, sebab tak banyak orang yang paham dengan cerita perjalananmu, hanya mereka yang pernah melaluinya yang akan mengerti perasaanmu. Jika pertanyaanmu apakah orang yang paham itu ada, jawabannya : Ada. Hanya saja Tuhan masih menyimpannya dan menyiapkan di waktu yang tepat buatmu.

Tak ada luka yang tak dapat di lupa. Semua hanya persoalan waktu.

SEPENGGAL KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang