Rasa yang tiba-tiba

3 2 1
                                    

Memang benar kata-kata bijak tentang rasa itu kadang datang tanpa permisi, dan kadang pergi tanpa pamit.

Tak ada yang spesial dari manusia yang satu ini, yang ku temui setelah perjalanan panjang untuk pulih dari luka yang sebelumnya. Namun yang namanya perasaan tak dapat kita duga darimana datangnya. Tak ada alasan yang signifikan dan definisi yang tepat untuk mengungkapkan bagaimana rasaku bisa se tiba-tiba itu hadir pada sosok yang bahkan tak pernah terbesit dalam benakku untuk mencintainya.

Awalnya ku pikir ini hanya rasa yang sementara. Namun lama kelamaan rasa itu kian tumbuh hingga aku mencapai titik dimana tak lagi berpikir tentang luka yang dulu pernah tercipta. Ini bukan tentang trauma, tapi in tentang bagaimana kebanyakan orang menolak menaruh kembali rasa ketika sudah terluka. Sempat berpikir sperti itu, namun pada akhirnya aku memutuskan untuk memberi kesempatan pada diriki untuk berjuang lagi.

Jika nanti pada akhirnya perjuangan ini akan berakhir luka atau bahagia, aku bangga berdiri atas keputusanku sendiri. Bukan dipilihkan orang lain. Persoalan masa laluku, biarkan itu jadi pondasi untuk membangun dan memperbaiki kekurangan pada diri sendiri yang mungkin masih bnyak kekurangannya dimata orang lain.

Aku bukan tipekal orang yang masih memakai sistem PDKT, karna buatku PDKT adalah waktu seseorang untuk jadi munafik. Banyak mengumbar janji, manis di awal, ujung-ujungnya juga tidak konsisten dengan pilihan sendiri. Mungkin aku mengatakan seperti ini terdengar munafik, tapi prinsipku, aku akan berusaha untuk mengurangi kemunafikanku terhadap seseorang yang ku cintai. Dengan cara membuktikan lewat perbuatan. Bukan kata-kata.

Sebab teori tanpa eksekusi hanyalah halusinasi.

Next>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEPENGGAL KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang