05

6 2 7
                                    

Jangan menjadi lautan untukku, saat netra menentukan pilih, hanya tenggelamlah yang diri karsa. menjelma lah sebagai gemintang, dimana saatku melihatmu, membuat ingin terbang demi bersua.
-

Jayden mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali, namun yang ia lihat pertama kali bukanlah kamar yang biasanya dia tempati. Bau alkohol menyeruak masuk ke dalam hidungnya dan dingin yang menyelimutinya kali ini, membuat Jayden semakin bingung akan hal ini.. dia dimana?

"Aku dimana?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

Dia melihat sekelilingnya banyak sekali alat-alat yang tidak ia ketahui, di sampingnya terdapat selang infus yang menjulat ke tangannya.

Tak lama kemudian ada seorang perempuan cantik yang selama ini telah Jayden idamkan, Sena masuk ke dalam ruangannya itu.

"Gimana Jay? Kabarnya?" Tanya Sena.

"A-aku baik Sen, kamu gimana?" Ucap Jayden dengan gugup.

"Ohh aku baik-baik aja, oh ya aku punya kejutan buat kamu," kata Sena, lalu memanggil seseorang yang ada didepan kamar.

"Haikall masukk yuu, Sena didalem sama Jay inii," suruhnya.

Lelaki yang bernama Haikal itupun segera masuk dan menemui keduanya itu.

"Kamu deket sama Haikal ya?" Tanya Jayden.

"Kita udah gak deket lagi, malahan udah nikah sebulan yang lalu," jawab Haikal dan diakhiri kekehan ringan di akhir.

Jayden menatap mereka dengan wajah keheranan, mengapa? Kenapa? Bagaimana?

Dengan menggelengkan kepalanya Sena pun berucap, "Kamu pasti heran ya? Ini kenapa? Kamu udah koma kurang lebih tiga tahun Jay! Waktu kamu pulang dari rumah aku, aku dapet kabar kalau kamu gak sengaja nabrak sama pemotor lain pas lagi cepet cepetnya, yang bikin benturan hebat di kepala kamu,"

"Aku juga bosen nungguin kamu, dan gak lama kemudian Haikal dateng ke aku," ucap Sena dengan senang hati.

"Jadi kalian resmi nikah?" Tanya Jayden sekali lagi, mencoba memastikan.

"Iya" jawab keduanya kompak.

BRUAK..

06:15

Jayden terguling dari tempat tidurnya, nafasnya terengah engah seperti selesai lomba maraton dengan keringat yang bercucuran di pelipisnya.

"Huhh, untung cuman mimpi.. shock berat gua, bisa bisanya," Jayden bernafas lega, untung saja kejadian tersebut hanya mimpi, tidak dikehidupan nyata.. (?)

Jayden melirik jam kecil yang ada di nakasnya, jam menunjukkan pukul 06:17

"MAMPUS TELAT"  Jayden dengan cepat berlari untuk persiapan kesekolah.

Ia sampai kesekolah pada jam 07:10 karena kendala di jalan sangat amat macet, kalau bisa Jayden akan pergi membolos saja tapi sepertinya itu ide yang buruk, ia takut jika Jayden diketahui oleh ayahnya jika ia membolos.

Ada dua murid lain yang Jayden temui di gerbang sekolah, tampaknya mereka berdua sedang memohon untuk dibiarkan masuk ke dalam sekolah.

"Pak, ayolah bukain gerbangnya tadi kami kena macet loh," ucap anak tersebut. Ternyata senasib dengan Jayden yang sedang terjebak macet.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang