CHAPTER 8

768 80 15
                                    

Ferrel dan keluarga kini sudah berada di ruang tamu.kini mereka sedang bercanda gurau layaknya keluarga bahagia, setelah apa yang terjadi barusan, Ferrel sudah berusaha melupakan nya

"Ferrel ada yang mau bunda bicarain sama kamu"Ucap Chika

"Kamu serius Chik mau bicarain itu sekarang?"Ucap nek Aya

"Ferrel sudah besar mah, Ferrel harus tau semuanya"Jawab Chika

"Emang mau ngomongin apasi, kayanya serius banget bund"Ucap Ferrel penasaran

"Kita bicara berdua aja di taman depan"Ucap Chika sambil beranjak dari sofa yang ia duduki

"Bunda mau kemana keli mau ikutt"Ucap Callie dengan mata yang sudah berkaca-kaca

"Keli tunggu rumah yah, nanti kak Ferrel beliin es krim, mau ga?"Ucap Ferrel seraya membujuk sang adik

"MAU MAU MAUUU, yang banyak yah kak, emm 6"Ucap Callie sambil memberikan postur jari 7

"Itu 7 sayang,6 tuh begini"Ucap Ferrel."nanti kaka beliin yang banyak yaa sayang, dadah"Lanjut Ferrel

***

Kini Ferrel dan Chika sudah berada di taman dekat rumahnya

"Mau bicara apa bund"Tanya Ferrel

"Maaf rell, mungkin setelah ini kamu akan membenci bunda lagi rell, tapi kamu harus tau kebenarannya" batin Chika. Mata yang sudah berkaca-kaca menandakan Chika siap tak siap menceritakan kebenaran yang ia maksud

"Bunda kenapa nangis? Jangan nangis heyy"Ucap Ferrel sambil mengusap air mata Chika

Chika menggenggam tangan Ferrel dengan erat, Chika pun akhirnya memberanikan diri.

"Rell, sebenarnya kamu bukan anak kandung ayah, kamu adalah anak yang terlahir karna kesalahan bunda di masa lalu"Ucap Chika dengan suara bergetar

Merasa tak dapat respon dari sang anak, Chika langsung membuka mukanya yang ia tutup dengan kedua tangan nya itu. Ferrel kini sedang bersandar di bangku taman dengan tatapan kosong kearah bulan.

Ferrel tertawa,kalau kalian berpikir ia tertawa karena bahagia,itu salah, buang pikiran itu jauh-jauh.Ia menertawakan kehidupannya, ia membenci dunia, mengutuk takdir, mungkin kini ia sedang menyalahkan Tuhan atas semua rasa sakit yang ia terima secara terus-menerus,"Tuhan, Apakah kau berfikir aku sekuat itu untuk menerima semua ini, Matikanlah saja aku Tuhan,aku sudah muak dengan semua ini"batin Ferrel.

Ferrel berlari menuju rumah, setelah sampai rumah ia tak menggubris pertanyaan tentang dimana bunda,es krim aku mana dan lain-lain, tujuan ia hanya satu, mengambil kunci motor lalu pergi sejauh-jauhnya.

Setelah menemukan kunci tersebut Ferrel menuju motor yang masih terparkir di halaman rumah, Ferrel menjalan motor dengan sekencang-kencangnya, Chika?ia masih menangis di taman tanpa memperdulikan tatapan orang-orang yang berlalu lalang.

*****

Ferrel tak mempunyai tujuan, ia bingung harus kemana, setelah menerima fakta yang mengejutkan ini, Ferrel masih belum bisa menerima semua ini.

Umpatan-umpatan kasar keluar dari mulutnya, dengan kekencangan yang maksimum Ferrel tak memperdulikan cemooh an orang-orang yang sedang berkendara santai. Sekali lagi saya beri tahu, Ferrel tak punya tujuan

MATI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang