CHAPTER 27

577 67 8
                                    

SELAMAT MEMBACA

Tepat dua minggu setelah kepergian Ferrel dan eskul futsal, dan hari ini adalah hari kepulangan mereka semua setelah memimpin Provinsi DKI Jakarta dalam Kejuaran Nasional. Walaupun mereka hanya berhasil menduduki peringkat 4,dan gagal mewakilkan Indonesia di kancah dunia, tetapi aksi memukau SMK Insan Cendikia 48 berhasil membuat penonton dari berbagai kota terkesima, dan bahkan pemain SMk Insan Cendikia mendapatkan beberapa tawaran dari tim futsal maupun sepak bola.

Saat bus yang di tumpangi Ferrel dan kawan-kawan memasuki area sekolah, mereka langsung di sambut oleh para murid yang hanya sekedar ingin mengucapkan selamat kepada mereka. Dan tak terkecuali Aldo dan kawan-kawan.

“Keren banget si empat temen gue ini"Aldo merangkul Lucky saat ia baru keluar dari bus. Tetapi Lucky tak begitu terlihat senang, bahkan bukan hanya Lucky, tetapi para anggota eskul futsal kecuali para kelas 12.

“Rel, kenapa tuh temen lu. Pada lemes amat"Aldo merasa aneh, melihat gelagat Lucky yang biasanya selalu ceria.

“Kecapean aja kali dia Do, gua duluan ya Do"Ferrel pun langsung melenggang pergi begitu saja, bahkan ia tak menyapa Flora yang berdiri bersama teman-temannya di belakang Aldo. Ferrel pergi menuju ruang kepala sekolah di ikuti yang lainnya.

“Sabar ya kalian, Mereka masih frustasi akibat kalah aja, nanti juga kalo udah mendingan normal lagi ko"Ucap Sean kepada mereka semua yang masih terheran-heran.

“Oalah, kirain kenapa"Gumam Flora sedikit lega. “Kak Sean nitip air buat Ferre boleh ga?. Sama surat juga"Ucap Flora

“nanti gua kasih Ferrel ya, yaudah gua duluan ya"Lalu Sean dan anak 12 lainnya menyusul Ferrel menuju ruang kepala sekolah.

***********

“Kalian semua sangat hebat, ibu bangga"seru Kepala sekolah.

“Ta-pi bu, kita gagal bu, pa-dahal ini turnamen terakhir buat kelas dua belas bu"Ucap Lucky sekuat tenaga menahan tangisnya.

“Kalian ga gagal, kalian sudah berjuang. Gua serahin Eskul futsal ke kalian ya"Sean pun menepuk punggung Lucky yang sudah berlinang air mata, tak hanya Lucky, hampir semua anak kelas sepuluh dan sebelas menangis, kecuali Ferrel.

“Sesuai janji ibu, kalian akan mendapat beasiswa sampai lulus sekolah, surat-surat akan di urus oleh sekolah dan orang tua kalian, kalian boleh pulang lebih awal. Kecuali Ferrel dan Sean"Seru kepala sekolah, lalu mereka semua keluar ruangan kepala sekolah meninggalkan Ferrel dan Sean disana.

“Ibu ada kabar baik untuk kalian berdua, kalian berdua mendapatkan undangan untuk mengikuti seleksi sepakbola di Spanyol"

Sontak Ferrel dan Sean saling pandang tak percaya, mereka menampar pipinya.

“Ternyata bukan mimpi"Gumam Ferrel menatap kedua mata Sean.

“Hebat Rell, pasti Nek Aya bangga"Sean mengacak-acak rambut Ferrel.

“Gimana?. Kalian bersedia untuk hadir dalam seleksi tersebut? "Tanya Kepala sekolah.

“Bersedia Bu/ maaf bu saya tidak bisa" Kedua jawaban yang berbeda, Ferrel langsung menatap Sean. Sebelum Ferrel menyerbunya dengan banyak pertanyaan, Sean lebih dulu menjelaskan alasanya tak bisa mengikuti seleksi tersebut.

“Dari awal saya memang ingin mengakhiri ini semua setelah lulus SMK, saya sudah janji sama Ayah saya untuk meneruskan bisnis keluarga bu"Ferrel seolah-olah tak percaya dengan perkataan yang di keluarkan oleh Sean. Alasan seperti itu sungguh tak masuk akal bagi Ferrel.

“Rell, ini udah gua pikirin matang-matang, jadi--
Lanjutin perjuangan gua ya"Lalu Sean memeluk Ferrel yang sudah tak kuasa menahan tangisnya.

Di balik pintu, ternyata ada seseorang yang mendengarkan perbincangan mereka bertiga.

MATI RASA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang