[47]. humanity

91 8 0
                                    


࣪ ִֶָ☾.


Author POV

Matahari menyapa di balik kaca Agensi, seperti biasa, mereka selalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Yuuna duduk di kursi, Kunikida yang berada di samping nya membuka percakapan.

"Kau sudah mendapatkan informasi tentang patung dalam mayat di waktu itu?" Yuuna menoleh ke samping dan berbalas.

"Oh itu, katanya Ranpo-san yang akan menyelesaikan kasus nya sendiri. Dia akan menghubungi ku jika membutuhkan sesuatu."

Kunikida mengangkat kacamata nya yang sama sekali tidak terjatuh. "Detektif seperti dia tidak pernah membutuhkan bantuan."

"Sepertinya aku kurang yakin dengan perkataan mu, Kunikida-san..." Yuuna ber-sweatdrop ria. Tak lama kemudian, getaran di handphone Yuuna memecah.

Di tunjukkan nya nama Ranpo, dengan cepat sang gadis mengangkat telepon tersebut.

'Yuuna, pergilah ke lokasi yang aku perintahkan.'

"Apa?"

'Aku sudah menangkap pelaku. Dia berada di kantor polisi sekarang, bisakah kau datang ke sini? Kau yang menemukan mayat di waktu itu, bukan?'

"Aku menemukan nya bersama Naomi-chan."

'Tidak untuk itu. Kau adalah Detektif resmi Agensi. Selain itu, ku yakin Tanizaki mengerti bahwa adiknya sedalam dalam masa trauma.'

Dalam sejenak, Yuuna memikirkan secara matang. Jika dipikir-pikir, perkataan Ranpo ada benarnya.

Tak bisa disangkal. Yuuna benar-benar merasakan rasa takut Naomi diwaktu itu. Ditandai dengan wajahnya yang perlahan pucat dan tubuhnya yang bergetar hebat.

"Ah, baiklah. Aku akan segera kesana."

Telepon berakhir, Kunikida melirik dari sudut mata nya meski sok sibuk menulis sesuatu di berkas. Tak lama, Yuuna pun bangkit dari duduk nya.

"Kunikida-san, jika kau baik, bisakah kau mengerjakan proposal ini untuk ku?"

Perkataan yang keluar dari mulut Yuuna sebelum pergi sukses membuat perempatan imajiner terlihat di dahi si idealis.

"Tugas mu tetap lah tugasmu! Jangan menyerahkannya kepada orang lain! Itu artinya kau tidak bertanggung jawab! Apa kau sudah tahu berapa-"

Dialog panjang lebar yang di katakan Kunikida dihadiahi tatapan malas sekaligus helaan nafas dari Yuuna.

"Haik, haik. Aku mengerti. Kau bisa melanjutkan pidato mu ketika aku pergi, Kunikida-san."

"Yuuna! Bocah itu..." gertakan gigi terdengar sebagai tanda kesal.

Saat Yuuna menghilang di balik pintu, amarah Kunikida hampir saja meledak jika tidak cepat di sela oleh suara malas Dazai.

"Ah... indahnya pagi hari ini. Aku harap matahari tidak membakar Yokohama, jika iya mungkin tubuh ku akan kehilangan tenaga nya lebih cepat dari biasa.

𝑇ℎ𝑒 𝐻𝑦𝑑𝑟𝑎  »  𝘽𝙎𝘿 𝙓 𝙊𝘾 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang