Empat orang remaja baru tengah duduk tegap di tempat yang berbeda-beda. Bersama keluarga yang duduk di hadapan mereka. Keempatnya sama-sama menunjukkan wajah terkejut tidak percaya. Terkejut akan fakta yang baru saja 'keluarga' mereka beritahukan beserta bukti yang mereka lihat diatas meja.
"Ini serius?" tanya mereka kompak. Walau tidak berada di tempat yang sama, keempatnya bisa mengatakan hal yang sama.
"Kami serius. Ambil ini dan baca dengan seksama. Ini adalah bukti paling akurat yang kami miliki" ucap salah seorang anggota keluarga yang sudah cukup tua.
Keempatnya sama-sama terdiam. Dalam otaknya tengah berperang. Inginnya tidak percaya. Tapi mereka ketidakpercayaan mereka dipatahkan oleh fakta.
Di depan mereka ada bukti akta kelahiran mereka yang asli, 3 foto akta kelahiran lain, dan juga hasil tes DNA. Fakta yang baru mereka ketahui bahwa mereka tidaklah sendiri, melainkan memiliki saudara. Kembar pula. Yah walau mereka masih setengah mempercayainya. Namun butki kuat ada di depan mata."
Persiapkan dirimu. Weekend ini kita akan bertemu mereka" ucapan itu membuat keempatnya menatap sumber suara. Tidak menolak, namun juga tak menyetujuinya. Mereka bingung. Haruskah menerima fakta itu dengan bahagia? Atau justru menderita?
***
Beberapa hari telah berlalu. Hari yang dimaksud itu akhirnya tiba. Ketiga anak itu dibawa pergi menuju tempat yang entah kemana mereka tidak tahu. Hanya tiga. Sebab satunya sudah tahu. Bagaimana tidak tahu kalau tempat yang dimaksud adalah rumahnya. Oh, lebih tepatnya rumah kakek neneknya yang ia tinggali sejak kecil. Anak ini adalah Jaemin. Lengkapnya adalah Lee Jaemin. Ia sejak kecil sudah tinggal bersama kakek neneknya. Ia dibesarkan juga oleh mereka. Tanpa orang tua.
Jaemin hanya tahu soal nama mereka saja. Tidak rupa apalagi kasih sayangnya. Jaemin hanya duduk diam di kursi ruang keluarga. Ia hanya menatap kosong ke depan. Mengabaikan lalu lalang nenek dan juga pekerja rumahnya yang tengah mempersiapkan ini itu untuk menyambut tamu. Pikiran Jaemin berkelana. Tidak jauh dari fakta yang baru beberapa hari lalu didengarnya. Fakta bahwa ia memiliki saudara kembar yang dibesarkan dalam keluarga yang berbeda. Kalau mereka akan dipertemukan hari ini, akankah orangtua mereka juga.
Jujur saja, sebenarnya Jaemin lebih ingin bertemu dengan orangtuanya. Bukan saudara yang baru diketahuinya. Jaemin hanya ingin mendengar kabar orangtuanya. Mendengar langsung dengan suara mereka. Dan juga alasan mengapa mereka meninggalkannya. Oh! Juga saudaranya.
Kriet~
Merasakan gerakan di sampingnya, Jaemin menoleh. Menemukan kakeknya duduk disebelahnya. Menampilkan senyum di wajah keriputnya. Tangan sang kakek mengelus lembut kepala cucunya yang tengah menatapnya dengan pandangan kosong.
"Jaeminie baik-baik saja?" tanya sang kakek dengan penuh kelembutan. Jaemin terdiam sejenak sebelum menjawab.
"Aku tidak tahu. Situasi ini sangat membingungkan" balas Jaemin dengan suara pelan. Pikirannya kembali berkelana. Sang kakek pun senantiasa mengelus kepalanya. Cukup lama hingga Jaemin kembali membuka suara.
"Kakek... Apa nanti juga akan ada appa dan eomma?" tanya Jaemin lirih. Sang kakek tidak menjawab. Ia hanya memberi senyum hangat.
"Aku ingin bertemu mereka. Ingin mendengarkan suara mereka" ucap Jaemin.
"Nanti kau akan tahu tentang mereka" ucap sang kakek.
"Jaeminie! Bantu nenek menyiapkan makanannya" ucap nenek Jaemin berteriak meminta bantuan.
"Sana pergi. Jangan sampai kau dimarahi nenekmu" ucap Kakek.
Jaemin pun beranjak menuju meja makan dimana neneknya berada. Langkahnya berat. Ia sebenarnya malas untuk melakukannya sebab masih ingin berkelana dengan pikirannya. Namun menolak perintah sang nenek hanya akan membawa petaka. Bisa-bisa ia akan mendapat hukuman di depan saudaranya nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Twins
FanfictionDipertemukan dengan kembar tak seiras setelah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Oh jangankan bertemu, tahu kalau mereka memiliki kembaran saja tidak. Terkejut? Tentu. Tapi mereka memang saudara kembar. Dibuktikan dengan akta kelahiran serta tes D...