Disinilah Renjun, Jeno, Haechan, dan Jaemin berada. Di salah satu mall besar yang lokasinya tidak jauh dari sekolah mereka. Tadi mereka sengaja lewat depan sekolah mereka agar mengingat jalannya. Jaemin yang menyetir sebab ia lah yang mengetahui jalanan disana. Toko pertama yang mereka kunjungi adalah toko seragam. Karena ini liburan sekolah dan mendekati waktu ajaran baru, toko tersebut ramai oleh para remaja yang juga sedang mencari seragam.
"Ngomong-ngomong aku tidak tahu seperti apa seragam kita nanti" celetuk Haechan. Toko seragam itu cukup besar. Ada banyak seragam dari berbagai sekolah dengan warna, motif, dan model yang berbeda. Sebenarnya ada setidaknya satu bedge yang menerangkan asal sekolah mereka, namun karena terlalu banyak tidak mungkin kan mereka harus membacanya satu per satu. Akhirnya Jaemin yang mengambil inisiatif.
"Permisi. Boleh tunjukkan dimana seragam Neo School?" tanya Jaemin pada pelayan toko tersebut.
"Baik. Mari saya antar" jawab pelayan itu dengan senyuman ramah.
Mereka digiring menuju ke belakang. Ke bagian seragam yang tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa remaja disana. Dengan penampilan modis. Setiap barang yang dipakai mereka adalah barang-barang dari brand ternama. Yah, tidak heran karena yang bisa sekolah di Neo School bukanlah orang biasa. Sekolah itu hanya menerima murid yang pintar saja. Sedangkan orang yang mendaftar disana haruslah dari kalangan ekonomi atas. Sebab biaya per semesternya di sekolah elit itu adalah yang paling mahal di Korea Selatan. Setara dengan fasilitas yang mereka berikan.
"Ada 3 jenis seragam dari Neo School. Satu seragam untuk musim panas, satu seragam untuk musim dingin dan satu seragam olahraga" ucap pelayan itu sembari menunjukkan yang mana saja seragam yang harus mereka beli.
Satu per satu dari mereka mencoba seragamnya. Sesekali bertukar pendapat. Tapi tidak untuk Jaemin. Laki-laki itu hanya perlu melihat, mengambilnya, lalu langsung mencobanya di kamar ganti. Anehnya semua seragam yang ia ambil langsung pas di tubuhnya. Tidak kebesaran dan tidak kekecilan. Sepertinya dia sudah sangat hafal dengan ukuran badannya sendiri. Ia menjadi yang tercepat selesainya. Jaemin menyerahkan seragam pilihannya kepada pelayan itu. Lalu duduk sembari menunggu saudara-saudaranya selesai.
"Haechan. Lihat aku. Menurutmu lebik baik yang mana. Yang ini sangat pas ditubuhku, tapi bagian lengannya terlalu pendek. Kalau yang ini agak lebih besar. Tidak terlelau kebesaran juga sebenarnya. Lengannya pas. Tapi bagian bawahnya terlalu panjang" ucap Renjun meminta pendapat Haechan. Di kedua tangannya sudah ada baju musim panas dengan dua ukuran yang berbeda.
"Lebih baik yang pas saja. Kan masih ada almamaternya. Jadi tidak akan kelihatan. Yah, tapi kalau kau melepasnya ya pasti akan kelihatan" jawab Haechan.
"Jeno. Menurutmu bagaimana?" tanya Renjun pada Jeno.
"Yang lebih besar. Kalau yang kecil memang tidak masalah saat kau pakai. Tapi akan tidak nyaman kalau dipakai untuk beraktivitas" jawab Jeno. Renjun kembali bingung. Ia sebenarnya lebih suka yang press body. Tapi alasan yang diucapkan Jeno ada benarnya juga. Matanya melihat pada Jaemin yang sedang duduk menunggu sambil memainkan ponselnya.
"Jaemin! Menurutmu bagus yang mana. Ini pas tubuhnya tapi lengannya terlalu pendek. Yang ini lengannya pas tapi bawahnya terlalu panjang dan badannya sedikit besar" ucap Renjun berganti pada Jaemin. Karena ia masih belum bisa memutuskan, jadi ia serahkan saja pada Jaemin. Ia akan mengikuti apa yang Jaemin katakan nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Twins
FanfictionDipertemukan dengan kembar tak seiras setelah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Oh jangankan bertemu, tahu kalau mereka memiliki kembaran saja tidak. Terkejut? Tentu. Tapi mereka memang saudara kembar. Dibuktikan dengan akta kelahiran serta tes D...