Dovan Nenandra Calio

6 1 0
                                    

AKSARA

VII


Pagi ini Diva dan teman teman di sambut dengan pelajaran Bahasa Indonesia yang membahas tentang drama. Namun karena kami bosan dengan membahas sebuah materi yang akan berujung membuat sebuah drama, jadilah kami meminta metode baru. Kelas kami termasuk kelas yang aktif, kali ini kami mengambil metode belajar sekalian praktek.


Jadilah dua minggu selanjutnya kami akan menampilkan sebuah drama di hadapan guru dan teman teman kelas yang juga ikut menampilkan drama yang mereka siapkan. Namun tidak seluruh kelas, hanya kelas kelas yang diajar oleh guru kami saja yang mengadakan drama ini dan pula drama ini hanya untuk kelas kelas yang ingin ikut serta, tidak ada paksaan untuk harus ikut.

Hari itu semua tampak sibuk, baik yang menjadi pemeran tokoh dan juga yang bertugas dibagian back stage. Kali ini Diva bertugas sebagai perancang busana. Ia sangat sabuk begitu teman temannya yang lain. Ketika drama dimulai semua kru bekerjasama dalam menata panggung, baik barang yang akan digunakan maupun yang telah digunakan.

Ketika drama akan berakhir semua tokoh dan kru memberikan ucapan terimakasih kepada semua penonton, namuan Ketika semua teman kelas Diva telah turun panggung namun Diva dan Tiara belum juga turun panggung. Mereka masih didalam back stage mengambil barang barang yang tidak sempat teman teman mereka bawa, kedua tangan mereka penuh dengan buga yang habis digunakan drama tadi namun Ketika hendak keluar dari back stage kelas dari jurusan lain masuk. Seketika back stage sangat penuh. Diva dan Tiara terperangkap tidak bisa keluar dan terhimpit ke dinding.

Tiara dengan gesitnya mencoba untu menerobos dan berhasil keluar dari back stage meninggalkan Diva sendirian dengan tangan penuh dan terhimpit. Hal itu membua Diva kebingungan saat akan keluar, matanya mencari celah pintu keluar namun matanya seketika menatap sosok lelaki yang menatapnya sambil tersenyum manis.

Lelaki itu, Dovan mengenakan kaos hitam polos celana jeans hitam tampak sangat cock dengan warna tubuhnya yang putih. Rambut hitam yang sedikit berantakan. Mata sayu namun tajam milik lelaki itu menusuk menatap Diva, tatapan yang sulit diartikan. Senyuman terukir dari bibir merah miliknya, manis. Satu kata dari Diva.

Diva tersadar dan memberikan reaksi yang tidak percaya senyuman itu dan tatapan itu tertuju untuknya, namun Ketika sempat mengalihkan pandangan, tetap saja tatapan lelaki itu tertuju pada Diva. Dengan sigab Diva sedikit mendorong orang yang di depannya dan lari meninggalkan back stage. Lelaki itu tampak kaget dan terus melihat kepergian Diva.

Selama pertunjukan drama dari kelas lain, Diva hanya diam sesekali melirik lelaki yang tedi menatapnya di back stage. Diva tampak memikirkan kejadian tadi, namun dengan cepat mengalihkan pikirannya, “mungkin hanya sekedar senyum biasa, mungkin juga bukan untuk kamu Div.” batin Diva. Namun pertemuan tadi adalah pertemuan pertema setelah 2 tahun terakhir mereka bertemu. Ya memang selama itu.

Acara selesai, semua kelas sedang membereskan peraalatan mereka, namun sebelum pulang guru guru meminta kami untuk berkumpul bersama dan mengevaluasi hasil pertunjukan drama yang telah kami tampilkan. Kami juga mengmbil foto bersama guru dan foto perkelas yang tentunya bersama guru yang mengajar.

Diatas panggung Diva sibuk mengambil foto bersama gurunya tanpa sadar ada yang melihatnya dari awal, Ketika sadar ada yang melihatnya sedari tadi di bawah panggung. Diva pun menatap lelaki itu, dan segera mengalihkan pandangan karena eye contac dengan lelaki itu. Saat sesifoto berakhir diva pun turun dari panggung menyusul teman temannya.

Ketika hendak mengobrol dengan teman temannya Diva mendengar salah satu temannya yang tampak sedih,

“huhuuuu sedih banget dia gak mau di ajak foto padahal tadi dia lagi gak ngapa ngapain.” Ujar temannya

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang