PENYUSUP

4 1 1
                                    

AKSARA

VIII


@Dovane_lio mengikuti anda


"Aaaaaaaaaaaakkkkkk GILAA!!!" teriak Diva di pagi pagi buta.

"Demi apa? Gak sengaja kepenceeeettt ehuuuhhh mana di konfir lagi. Astagaaaaa diiiiiivvv lo kok bisa siiiiihhhh?" runtuk Diva sambil membungkus dirinya dengan selimut.

"Woooiii banguuun malah teriak, sekolaaaah ingeeet lu masih sekolah. Dah jam barape noh cepetan. Katanya ada siswa korea." teriak kakak Diva dari kamarnya.

Mendengar teriakan kakaknya Diva langsung terperanjat, berlari kekamar mandi ia lupa bahwa ia diminta datang pagi untuk menyiapkan acara di aula sekolah. Sesampainya di sekolah Diva menaruh semua barang barangnya di dalam ruang kelas dan pergi keaula sekolah.

"Eh Div lu langsung ke round table aja, di bagian kiri itu yah." Ujar johan teman Diva

"iya makasih jo, eh mana name tag gue?" taya Diva

"itu ada di Dovan, dia nungguin tuh." Jawab Johan

"Loh kok sama dia?" tanya Diva

"gue nitip tadi" jawab Johan lalu pergi mengambil microvon.

"aaaaahhh kenapa harus sama dia sih. Gimana nih kalo kaya gini gue gak bisa kabur." Batin Diva lalu pergi ke round tablenya.

Tak ada seorang pun disana, tidak ada Dovan. Diva mencari kesegala arah namun taka da tanda tanda keberadaan Dovan. Tiba tiba ada yang menepuk pundaknya

"Nyariin yah?" Diva terpanah. Dovan dengan baju batik modern membuat ia tambah terlihat keren. "Nih name tagnya, dipakek ya Diva" Dovan mengalungkan name tag itu pada leher Diva.

Diva terdiam, jantungnya berdegub kencang. Matanya sesekali melirik Dovan "kenapa Div? kamu sakit? Kok pucet" melihat Diva tidak merespin pertanyaannya Dovan mendorng diva sedikit agar duduk di kursi. Dovan berlutut di depan Diva lalu merongoh tas punggungnya mencari sesuatu yang tak kunjung dapat "Kamu belum sarapan nih pasti" ujarnya sembari sibuk merogoh tasnya "Nah ini dia, nih makan dulu." Dovan menyodorkan sebuah biscuit kecil yang ia dapat dari dalam tas nya.

Dovan membukakan bungkus biscuit itu dan memberikannya pada diva "ayo makan dulu nanti malah pingsan." Dovan juga mengeluarkan botol air minumnya dan membukakannya untuk Diva. Diva memakan biscuit itu sambil melihat perlakuan Dovan. Selesai makan Dovan memberikan botol airnya pada Diva "Nih minum dulu ya" Diva menerima botol itu dan meminumnya sedikit. Lalu dovan duduk di sebelah Diva dan menatapnya "Jadi hari ini kamu bakan ngajak ngobrol orang korea itu?" tanya Dovan. Diva mengangguk lalu memberi botol air itu kepada Dovan.

"enak dong bisa ngbrol sama mereka' ujar dovan lalu meminum air dri botol yang sama.

"Loh kok diminum?" tanya diva tiba tiba.

Dovan melihat botol air itu kebingungan "emang kenapa?" tanya dovan lanjut minum lagi.

"itu kan bekas aku" jawab diva.

"terus kalo ini bekas kamu kenapa? Kan kamu manusia juga" ujar Dovan santai dan menyimpan botol air itu.

"kamu gak jijik gitu?" ujar diva lagi.

"enggak, ngapain jijik kan bekas kamu." Jawab Dovan enteng "jadi bakalan ngobrolin apa nanti?" tanya dovan

"emmm paling tentang sekolah atau tentang kota ini" jawab Diva

"enakyah bisa ngobrol sama kamu, aku...." Belum selesai bicara tiba tiba semua murit dan panitia bergegas "eh kayaknya mereka sudah dateng, aku pergi dulu ya" Ujar Dovan pamit dan pergi bergegas kearah belakang panggung.

Melihat kepergian Dovan Diva kembali tersadar akan tugasnya, Diva berdiri menyambut kedatangan siswa siswi beserta guru gurunya. Diva menyapa dengan ramah. Siswa siswi yang datang membeludak lebih dari data yang datang, melihat hal itu pihak sekolah diva meminta anak muritnya yang menjadi penyambut untuk duduk bersama para siswa lain.

Diva sedih ia terpaksa harus mundur, ini adalah do'a yang terkabulkan namun bukan seperti ini. Ia ingin mengobrol bersama siswa/I itu namun mungkin demi kebaikkan Diva, Diva tak di izinkan untuk duduk bersama siswa siswi korea itu. Selama acara berlangsung Diva hanya melamun tak menikmati acara, namun saat bagian acara fashion show ditampilkan, Diva menangkap Dovan beberapa kali melihatnya. Namun karena moodnya kurang baik Diva mengabaikan hal itu di tambah lagi dengan adanya siswi korea yang menurut Diva sedikit menyebalkan.

Diva sebal sebab siswi itu terus terusan melihatnya dengan tatapan sinis namun Diva tetap tenang dia memberikan senyumnya walau hanya di tatap tak ramah. Namun Ketika ia menyadari ada seseorang didekatnya ia pun mendongakkan kepalanya dan mendapati Dovan tersenyum padanya lalu di saat penampilannya ia menyelipkan sesuatu pada tangan Diva, sebuah permen pedas.

"ohh????" Diva kaget mendapati permen di tangannya, lalukembali melihat Dovan dengan tatapan bingung. Dovan pergi kembali kepanggung berserta teman teman fashion shownya. Diva mengernyit

"Apa apaan ini, permen pedes? Yang manis dong" gumam Diva.

"kenapa Div?" tanya velin

"oh gak papa kok" jawab Diva cepat.

Pandangan Diva kembali kearah Dovan namun Diva kembali di kagetkan dengan siswi korea yang melihatnya sinis tadi menatap Dovan dengan mata centilnya itu. Diva dan velin saling menatap dan benar pemikiran mereka sama

"aku tau apa yang ada difikiran kamu Div" ujar velin

"aku juga tau apa yang kamu pikirin" ujar Diva. Mendengar hal itu mereka tertawa bersama.

"Tapi aku gak nyalahin sih si Dovan emang ganteng. Mana cakepan dia dari cowok korea yang dateng hahaha" ujar velin sambil melihan Dovan.

"iya sih tapi bukan selera gue lin, terlalu cakep. Mapan adalah gaya ku kalo ganteng itu plusnya wkwkwkwwk" ujar Diva

"setuju aku Div" ujar velin lagi.

Lama acara berlangsung akhirnya pun selesai juga, Diva hendak pergi tiba tiba tangannya ditarik seseorang.





"bisa ngobrol sebentar?"

SELAMAT MENANTI CHAPTER

SELANJUTNYA

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang