38

5 1 0
                                    




📖📖📖📖📖

38

Menjalani Hari-hari tanpa kehadiran ravin memanglah membuat jena tidak semangat untuk menjalaninya, namun mau tak mau ia harus menjalani itu semua. Selama ravin pergi jena lebih banyak menghabiskan waktunya bekerja dan bermain dengan lina hal itu membuat dirinya semakin dekat dengan juan.

Kedekatan antara dirinya dan juan tidak membuatnya untuk mempermasalahkan hal itu, jena sudah tidak takut lagi jika harus bersama dengan juan karena dia tidak lagi mencintai laki-laki itu. cintanya terhadap juan telah sepenuhnya menghilang.

Jadi tidak masalah menurutnya jika dia untuk dekat dengan Juan walaupun sebenarnya ia ingin bersama dengan lina tapi karena lina tidak bisa jauh dari Juan makanya Juan selalu ada dimana pun lina berada walaupun itu harus bersama Jena.

Hari ini jena dan juan pergi ke taman untuk menemani lina bermain di sana, jena begitu senang bermain dengan lina, sesekali dibuatnya anak berumur 3 tahun itu tertawa karena tingkah lucu jena, Juan yang melihatnya pun terikut tertawa.

Tiba-tiba seorang ibu-ibu yang berada di sana menghampiri mereka dan mengatakan sesuatu kepada mereka.

" anak nya lucu ya kak " ucap Ibu beranak dua itu yang dapat jena lihat kedua anak laki-laki yang berdiri di sampingnya yang jena anggap itu adalah anaknya.

" makasih bu " ucap jena berterima kasih sambil tersenyum pada ibu itu.

" umurnya berapa? " tanya ibu itu lagi kepada jena, Juan yang ada di sana hanya diam sambil mendengarkan kedua perempuan itu berbicara.

" 3 tahun buk " balas jena sopan lagi kepada ibu itu.

" cantik ya tapi kok rambutnya pirang ngikut siapa, rambut kamu sama suami kamu tidak pirang " tanya ibu itu heran dengan rambut lina yang berwarna pirang sedangkan rambut jena dan Juan berwarna hitam.

" oh.ini dia mirip ibunya buk, saya bukan ibunya saya "

" kami pelakor? " tanya ibu itu tiba-tiba membuat jena dan Juan saling pandang .

" bu..bukan bu saya bukan pelakor, saya tante nya, ini anak kakak saya " jelas jena berharap ibu itu mengerti.

" jadi kenapa gak ibunya yang ketaman sama mereka kenapa kamu? " tanya ibu itu mulai tidak suka melihat jena ia berfikir jena telah merusak rumah tangga saudaranya sendiri.

" kakak saya sudah meningal bu kecelakaan waktu mengandung delapan bulan " jelas Jena lagi yang membuatnya teringat akan kejadian tiga tahun yang lalu dimana lani menyalami kecelakaan dan meninggal.

Mendengar penjelasan dari Jena membuat ibu itu terdiam karena merasa bersalah sudah menuduh Jena sebagia pelakor.

" astaga maaf saya udah nuduh kamu yang enggak-enggak" ucap ibu itu menyesal.

" gak papa bu saya ngerti kok " ucap Jena tersenyum manis malah membuat ibu itu semakin merasa malu karena sudah beranggapan Jena perusak rumah tangga orang.

" anak baik yang sehat terus ya sayang, jadi anak yang baik, sayang sama papa ya sayang " ucap ibu itu memberi pesan seakan lina dapat mengerti dengan apa yang ia ucapkan.

Setelah mengatakan itu ibu itu pergi dengan membawa kedua anaknya meninggalkan Jena dan Juan, Juan menolehkan pandangan nya pada Jena.

" maaf ya jen karena aku kamu di fikir pelakor " ucapnya merasa bersalah.

" gak papa kak itu gak jadi masalah buat aku kakak tenang aja aku gak masalah yang penting aku senang kalau lina senang, ya kan sayang, lina lapar mau makan? yok kita makan yok " ajak Jena lalu menggendong lina pergi makan sebelum melanjutkan untuk bermain lagi.

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭  RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang