♥
│
│
│📖📖📖📖📖
39
Jena yang merasa suntuk berada di dalam kamar memilih untuk keluar, sudah tiga jam dia menunggu pesan dan telepon dari ravin sampai saat ini belum ia dapatkan dan beberapa kali ia menelpon ravin tapi ravin tidak juga membalasnya Jena kesal dan memilih untuk keluar dia ingin melihat bintang malam ini.
Di saat keluar dari rumah dan berjalan menuju gazebo yang berada di halaman belakang rumahnya tidak sengaja Jena melihat Juan berbaring di sana Jena pun menghampiri nya.
" kak " panggilnya membuat Juan menoleh padanya.
" jen, belum tidur? " tanya nya
" belum ngantuk kak " jawab Jena sambil duduk di samping tubuh Juan yang masih betah berbaring .
" lina udah tidur? " tanya nya karena heran jika Juan disini berarti lina sendiri di dalam kamarnya .
" lina tidur sama mama " ucapnya membuat Jena beroh ria membalasnya.
" kakak kenapa keluar malam malam? " tanya Jena penasaran.
Juan yang mendapatkan pertanyaan itu dari Jena tersenyum ke arah perempuan itu.
" lagi mandangin lani " jawabnya kembali memandang ke atas langit.
" ah kakak bisa lihat kak lani? " tanya Jena heboh dengan muka polosnya.
Juan tertawa mendengar pertanyaan Jena yang polos itu.
" bukan, aku gak bisa lihat lani, aku cuman bisa lihat bintang aku beranggapan bintang yang paling bersinar itu lani " ucapnya dengan mata yang masih betah memandang bintang yang paling bersinar malam itu.
Jena yang penasaran ikut menoleh ke atas dan melihat betapa indahnya langit malam ini bahkan dapat membuat nya melupakan masalahnya sesaat.
' indah, seindah aku mencintaimu ' batin Jena mengingat ravin yang sangat ia rindukan itu.
Sudah dua hari mereka tidak saling kabar, Jena yang mengirim chat pada ravin hanya dapat balasan singkat dari ravin dan cowok itu mengatakan jika dia lagi sibuk, Jena pun tidak lagi mengirimi ravin pesan takut calon suaminya itu terganggu dengan pekerjaan nya.
Jena menghela nafasnya ia berpikir apa yang sedang ravin lakukan saat ini apakah ia sedang melihat bintang seperti yang jena lakukan saat ini.
Bintang-bintang yang bertaburan di atas langit hitam itu sangat membuat hati jena teduh akan keindahan nya.
" kamu lagi ada masalah ya? " tanya juan saat melihat wajah Jena yang tidak seceria biasanya.
Jena tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
" aku gak papa kak " jawabnya ia malu bercerita pada juan karena biasanya jika ada masalahnya Jena memilih bercerita pada mamanya ia masih terlalu malu bercerita pada orang lain selain mamanya.
" jen, anggap aku sebagai kakak laki-laki kamu, gak masalah kalau kamu mau cerita sama aku atau mau minta saran sama aku, aku bantu selagi aku masih bisa dari pada kamu simpan yang ada masalah kamu akan semakin membesar "
Jena tersenyum mendengar nya apakah wajah murung nya sudah membuat juan berfikir ia sedang dalam masalah, dia hanya merindukan ravin itu saja malu rasanya jika Jena mengatakan kalau dia merindukan ravin saat ini.
" aku gak papa kak, tapi kamu misalnya aku butuh aku pasti akan minta bantuan dari kakak, janji " ucapnya memberi jari kelingking nya agar juan percaya dengan apa yang ia katakan .
Juan mengangguk lalu tersenyum membalasnya, ia juga tidak mau memaksa Jena untuk bercerita yang seharusnya tidak perlu ia tahu karena itu hak jena untuk mau bercerita atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
˙Maaf˙ ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭ Revisi
Teen FictionMaaf Karena aku terlalu mencintaimu apakah ini salah?, Menyimpan rasa cinta pada seorang pria yang mungkin tidak akan pernah bisa bersama kita itu salah?. hal yang pertama kali harus kita lakukan adalah meminta maaf pada diri kita sendiri. ...