Daripada membandingkan dirimu dengan yang lain, lebih baik kamu memikirkan apa yang kau ingin lakukan. Apa yang kamu butuhkan dan orang seperti apa yang kamu inginkan. Jangan terburu buru dan membebani dirimu sendiri
Jayendra Nagendra PradityaMalam gelap berlalu dengan cepat, mimpi indah Nata buyar seketika tatkala air dingin menyentuh tubuhnya membuat singgasana miliknya basah.
"Bangun sialan!! Cepat masak!! Dan jangan sarapan!! Camkan itu" Bentak Abimanyu sambil melempar ember ke atas kasur meninggalkan Nata yang syok atas perilaku ayahnya sekarang.
Nata melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, membasuh darah kering yang tersisa di keningnya karena kejadian malam tadi. Mengambil wudhu dan segera menjalankan kewajibannya setiap subuh. Selesai melakukan kegiatannya Nata beranjak menuju dapur. Membuat ayam goreng, sup ayam dan menggoreng telur untuk sarapan mereka pagi ini dan kemudian membungkus makanan yang ia buat untuk bekal Kiyana hari ini.
"Pyuh makanan apa ini sialan" ucap Abimanyu setelah memakan ayam goreng milik Nata.
"Maksud Ayah apa, enak kok yah kalo ayah ga suka beli aja jangan minta Nata bikin" ucap Mahesa.
"Berani beraninya kamu berbicara seperti itu pada saya"
"Hesa udah cape setiap ayah pulang pasti selalu sakitin Nata, Nata juga anak ayah sama kayak Mahesa. Ayah pikir dengan begini Bunda bahagia di sana? Engga yah itu malah bikin Bunda sedih disana" ucap Mahesa.
"Tapi Hesa gara-gara anak sialan itu Bunda meninggal, bunda ninggalin kita karena dia Hesa karena dia"
"Bunda pergi karena takdir yah, dan kita ngga ada yang mau kan Bunda pergi termasuk Nata yah" mendengar itu emosi Abimanyu meledak ia segera berjalan ke atas menuju kamar Nata kemudian mencekik erat leher milik Nata, belum puas ia terus membogem pipi Nata.
"Sialan gara-gara kamu anak saya berani melawan saya, dasar pembunuh sialan!!"
"Ay-ah ma-afin At-ta yah". Tak lama kemudian Mahesa datang menarik paksa tangan ayahnya yang masih mencekik leher adiknya itu.
"Cukup yah... Mahesa sama Nata mau sekolah mending ayah kerja lagi sana Mahesa lebih suka ayah kerja daripada dirumah nyiksa Nata" mendengar itu Abimanyu lantas turun mengenakan jas hitam legam miliknya dan segera menjalankan mobilnya pergi tak tau kemana.
"Ata gapapa?? Ayo Abang kompres lukanya. Kalo masih sakit mending ga usah berangkat dulu"
"Ata gapapa cuma pusing dikit" ucap Nata lemah. Merasa kasian Mahesa segera memapah Nata ke atas kasur memeluk Nata erat menyalurkan kasih sayang dan kehangatan yang ia miliki agar adiknya tenang.
"Maafin Abang karena ga bisa ngelindungi kamu setiap saat. Abang tahu kamu sakit Abang juga sakit kalo liat Ata kaya gini terus. Ata janji jangan pernah tinggalin Abang cuma Ata yang Abang punya" ucap Mahesa .
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect in Imperfection
Teen FictionKisah tentang dua manusia tak sempurna yang saling melengkapi untuk mencari arti sempurna, meskipun sempurna lengkara bagi mereka .... Namun apakah kisah mereka berjalan dengan baik?