I

6 1 0
                                    

*Hotel Vaart*

Hari-hari Zoe terasa berat selama seminggu terakhir ini, mulai dari senin sampai jumat bekerja part time di malam hari dan selasa sampai jumat duduk didepan laptop dan harus menjadwalkan semua kegiatan Cadenz, bahkan membuat power point yang malamnya selesai bekerja di hotel dia harus segera menyelesaikannya.

Dia sudah tidak tahu lagi harus tidur jam berapa jika pekerjaannya sangat menumpuk begitu banyak dan dia harus mengerjakannya di pagi hari dengan wajah tersenyum dihadapan Cadenz maupun malamnya dihadapan Sheward.

Dan sekarang saja raut wajahnya sudah seperti zombie berjalan, lusuh dan tak terurus. Bukan hanya Zoe yang begitu akan tetapi Joey merasakan hal yang sama seperti seseorang yang berjalan tanpa nyawa. Kedua saudara itu sangat berusaha bahkan untuk membungkus makan malam mereka, mereka harus diam-diam pergi ke dapur tanpa sepengetahuan Sheward.

"Zoe kemari," Panggil Sheward, "tolong saya sapu bersih bagian sini, ya." Suruh Sheward kepada Zoe dan Sheward langsung pergi kebelakang untuk menutup pintu.

Semua orang sudah pulang terkecuali kedua bersaudara itu karena mereka membutuhkan uang tambahan makanya mereka yang terakhir bersih-bersih setiap harinya.

"Zoe.. aku pulang duluan ya? Mau tidur, capek. Kalau ada apa-apa langsung telepon aku saja, bye." Ucap Joey dengan mata pandanya yang lelah.

"Iya, pulang sana." Usir Zoe yang hanya dibalas anggukkan.

Zoe baru saja selesai menyapu dan mau menutup pintu utama dimana dia merasa semua orang sudah pulang dan masih ada waktu dua jam lagi untuk orang yang shift subuh untuk datang.

"Kalau dilihat-lihat serem juga ini hotel. Mana aku masih mau matiin lampu tengah, kan seram."

Zoe berjalan mematikan lampu utama menuju ruang tengah yang terakhir belum dimatikan. Sedangkan ruang belakang sudah padam. Dalam hati Zoe terus mengumpat 'Demi tuhan ini lebih serem daripada diputusin pacar', lagian setelah sekian lama bekerja baru hari inilah Zoe merasa sendirian di hotel bintang lima itu.

Setelah Zoe mematikan lampu dia dengan cepat berlari kearah bagian ruangan staff lalu tiba-tiba saja ada seseorang yang menepuk bahunya dan tangan itu terasa dingin membuat Zoe merinding setengah mati.

"ARGHHHH— ampun ampun, saya masih mau hidup tinggalin saya sendiri kumohon, sumpah demi tuhan jangan ganggu, kali ini saja, kali ini biarin saya pergi, besok saya akan berdoa untukmu dan membakar uang kertas untukmu..-."

Seseorang itu membalikkan badan Zoe yang masih menutup matanya dan menggigit bibir bawahnya karena takut, dengan tangannya berancang-ancang ingin memukul seseorang.

"Berisik, siapa yang ingin kamu pukul?" Suara Sheward membuat Zoe membuka sebelah matanya dan ternyata lampu sudah menyala sedaritadi.

"Tu-tuan?! Ahh~ kenapa sih ngagetin orang begitu? Kan bisa ngomong dulu, saya orangnya parnoan tahu!" Ucap Zoe melihat sekitar, ternyata yang dingin adalah tangannya Sheward.

"Hei, anak kecil. Masih baik saya temani kamu disini. Kalau nggak kamu beneran jadi santapan hantu yang kelaparan roh. Sudah ditemani bukannya bicara yang sopan." Kesal Sheward melepas tangannya dari bahu Zoe lalu menglap tangannya menggunakan handuk bersih karena tangannya yang basah dan dingin.

"Bukan begitu maksud saya tuan. Kan telapak tangan tuan dingin, saya kiranya hantu benaran, ya saya takutlah. Tuan Sheward juga lain kali panggil dulu jangan asal nepuk-nepuk aja." Tunjuk-tunjuk Zoe tak sopan membuat Sheward mencubit kedua pipi Zoe gemas.

"Kamu saya panggil-panggil daritadi malah lari aja, gimana nggak saya tahan kamu pakai tangan saya? Lagian saya habis masukkin dessert-dessert di freezer makanya dingin."

My 1001 Heart series OSH [Oh SeHun] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang