Caine dan Rion yang sedang bersantai disamping Axel itu sontak kaget melihat kedatangan funin yang sudah membuka pintu kamar mereka berdua.
"Papi gak radio ya? Elya sama Aenon ketangkep. Sekarang mereka di kanpol." kata Funin yang biasa dipanggil Funanto disusul dengan derap langkah Key yang berlari dibelakang Funin.
"Aku nyusulin anak-anak dulu ya sayang, kamu jaga Axel." kata Rion sambil mengecup dahi Caine.
Caine tersenyum dan mengangguk tanda setuju, "Iya sayang, kamu hati-hati ya."
Rion pun segera berangkat menuju kanpol bersama Funin dan Key. Caine yang ditinggal berdua dengan Axel kembali mengingat bagaimana dia menjadi istri Rion sekarang.
Flashback on
Rion yang sudah menjadi seorang bapak dari 6 orang anak angkat memperkenalkan Caine dan Souta kepada anak-anak yang lain selain Gin.
"Semuanya, perkenalkan yang rambut panjang berwarna merah ini Caine dan yang berambut biru itu Souta atau Sou. Kalian harus bisa saling mengerti satu sama lain dan sudah harus bisa saling akrab ya. Caine, Souta, selama aku di kota, aku sudah mengangkat mereka semua menjadi anakku, dan Gin juga jadi ikut-ikutan manggil aku papi. Kalian berdua juga boleh memanggil aku papi." kata Rion sambil tersenyum kepada mereka berdua.
Rion dikenal tegas, berwibawa dan kasar apabila di depan anak-anak yang lain. Namun dia ketahuan berbicara dengan lembut dan halus ketika dia berdua dengan Caine. Caine merasakan perbedaan yang sangat signifikan dengan perlakuan Rion kepada anak yang lain dengan kepada dirinya sendiri.
"Ri- ehmm, papi.." panggil Caine pelan.
Rion yang sedari tadi duduk di meja kerjanya langsung menoleh kearah suara tersebut dan tersenyum.
"Ada apa cantik? Sini duduk." kata Rion sambil menepuk pahanya.
"Uhmm.. Apasih, aku gak mau duduk disitu takut ketahuan anak-anak yang lain." kata Caine pelan
"Yaudh, kenapa?"
"Uhmm.. Aku cuman mau confess aja. Aku punya perasaan lebih ke Rion semenjak kita kenal." kata Caine pelan hingga suaranya terpendam oleh suara anak-anak yang berada di lantai bawah.
Rion yang tidak kuat menahan pemandangan itu, langsung berlari untuk mengunci pintu kantor dan menggendong Caine lalu duduk di sofa di depan meja kerjanya sambil memangku Caine.
"Coba bisikin aku tapi pake suaramu yang biasanya." kata Rion sambil memberikan telinganya pada bibir Caine
Wajah Caine semakin memerah melihat pemandangan seorang pria matang di depannya sangat dekat, "Ka-kamu cinta pertama Caine." kata Caine terbata-bata langsung disambut senyuman manis Rion sambil mengecup bibir Caine. "Me too baby." katanya pelan sambil memandangi bola mata emas milik Caine.
Pria cantik itupun tersipu malu dan memeluk Rion dengan erat.
"Apakah aku boleh menjadi milikmu Tuan Rion?"
"Tentu permaisuri cantikku, Caine."Sejak saat itu hubungan mereka berdua spesial. Anak-anak mereka belum mengetahuinya. Hingga suatu hari, ketika semua sedang bersantai di ruangan tengah.
"Selamat malam semuanya. Papi ingin mengumumkan sesuatu kepada kalian."
"Paan pih?" tanya Krow yang baru saja turun dari lantai atas.
"Udah kumpul semua kan ini?" tanya Rion
"Udaaah" Mereka serentak menjawab kepala keluarga tersebut
"Bulan depan papi akan melaksanakan pernikahan, dan papi pikir kalian sudah merasakan hawa ibu yang paling kuat dirumah ini siapa." kata Rion sembari tersenyum.
Semua anak sontak kaget dan melihat satu sama lain. Caine hanya bisa diam dan menunduk.
"Caine?" tanya Key pada Rion.
Rion tersenyum dan mengangguk, "Tepat sekali."
"What? Caine?" kata Garin alay
"Sudah kudugong sih" kata Elya dan Key secara bersamaan
"Oh, yang mau kamu omongin ini ternyata?" sahut Ismo yang berperan sebagai mentor dari seorang Rion. Dia sudah menganggap Ismo sebagai bapaknya sendiri. Pertama kali dia datang ke kota, Ismo lah yang merawatnya hingga dia bisa menjadi pria gagah dengan banyak uang sekarang.
"Iya pak, kenalin itu Caine, calon mantu."
Caine berdiri dan membungkukkan badan di depan Ismo, lalu Ismo pun memeluk Caine.
"Kamu kok mau sama om-om sih dek?" tanya ismo.
"Heh! Gak gitu ya pak. Jan ngadi-ngadi lo. Udah tua mah tua aja. Jan ganggu calon istri orang." kata Rion sewot.
Semuanya tertawa melihat bapaknya bucin. Seluruh keluarga ternyata menerima Caine menjadi mami dengan lapang dada. Bahkan anak-anak pula lah yang mencetuskan untuk memanggil Caine dengan sebutan "Mami".
-----------------
Sebulan berlalu, pernikahan Rion dan Caine semakin dekat. Caine sebagai calon istri sangat berdebar-debar, lain halnya dengan Rion yang duduk bersantai sambil memejamkan mata.
"Besok aku bisa menghantammu secara sah sayang haha." batin Rion dengan seringai di bibirnya.
"Ngapain kamu senyum-senyum sendiri yon?" tanya Caine yang baru saja duduk di sebelah Rion.
Rion cemberut dan berkata, "Kok yon sih manggilnya?"
"Terus apa dong?" tanya Caine dengan raut wajah yang lucu.
Rion yang tidak kuat itu hanya bisa mengecup bibir calon istrinya itu. Caine tersentak dan wajahnya memerah.
"Biasain manggil sayang ya." jawab Rion lembut.
Caine mengangguk lucu disertai tawa Rion yang renyah. Sungguh indahnya hari itu.
___________
KAMU SEDANG MEMBACA
The history of Rion Kenzo and Family
FanfictionIni cerita diluar cerita TNF ya. Pure karangan author. Tapi masih mengambil sebagian tokoh dan jalan cerita dari GTA RP mereka. So Enjoy! RionxCaine