#10 Accidentally in Love?

934 57 0
                                    

DAPHNE'S LIFE

Ah, hari ini sungguh menyenangkan. Yang pertama karena liontin Mom sudah di tanganku. Yang kedua karena Marcel yang mengenakan liontin itu padaku. Yang ketiga dia mengajakku pergi. Aku tersenyum sendiri tiap mengingat ajakannya dan membayangkan kesenangan nanti malam. Kusentuh dadaku dan merasakan debarannya. Tenang, Daph... kau akan baik-baik saja sampai nanti malam, iya kan?

Aku mengatur napasku dan menghempaskan tas ke atas ranjang. Tanpa melepas sepatu, aku merebahkan tubuhku, memandang pada langit-langit kamar. Sebenarnya apa yang kupikirkan? Aku sendiri tidak paham dan tidak mengerti mengapa pikiranku diaduk-aduk seperti ini. Sebelum aku pindah ke tempat ini aku hidup dalam kebebasan. Tidak ada aturan. Tidak ada Gertrude yang mengingatkanku tentang tata krama. Tidak ada perintah Jackie. Tidak ada kecerewetan Christa. Tidak ada cowok psycho yang tampaknya terobsesi padaku.

Tidak ada.

Juga tidak ada perhatian lebih dari cowok, seperti yang diberikan Marcel padaku. Aku memiringkan badanku, menggigit jari bertanya pada diriku sendiri, mengapa dia bersikap manis padaku? Apakah karena memang seperti itu tabiatnya pada perempuan-perempuan di sekitarnya? Aku tidak mau dibuat percaya diri dengan menganggap bahwa apa yang dilakukannya padaku itu sepenuhnya karena dia tertarik padaku.

Aku bangkit cepat, membiarkan rambutku tersibak ke depan menempel pada dahiku. Berlari cepat, aku menghampiri lemari besar tempat penyimpanan barang. Pintu besar pada tembok yang menghubungkanku dengan lemari barang, dekat dengan lemari pakaian yang diapit juga oleh lemari sepatu.

Di dalam lemari tersebut, aku menemukan onggokan biola yang kusandarkan di samping koporku. Kuraih biola beserta busurnya dari tumpukan barang-barang tak terpakai itu. Ada debu yang menempel di sana, membuatku mengernyit dan terbatuk. Benda ini sudah lama tak kumainkan. Sejak aku pergi dari Florida, karena Dad pernah memperingatkan aku kalau Jackie tidak suka ada yang memainkan biola di rumahnya.

Aku berdiri di depan cermin panjang, mengamati posturku mengapit biola pada bahu serta daguku dan tangan yang menggenggam busurnya. Kuatatap instrumen ini dengan berkonsentrasi. Dengan perlahan, aku menggesek dawainya, mengabaikan apakah Jackie menyadari suara pelan ini dari tempat persinggahannya.

Alih-alih pelan, aku terbuai memainkannya, sehingga semakin kutambah volumenya dan aku tersenyum menemukan ketenangan dari permainanku sendiri. Aku memainkan biola ini dengan berbagai cara. Terkadang jika musiknya mendayu-dayu dan sedih, aku diam di tempat. Namun jika musiknya bertempo riang, maka aku menggerakkan badanku mengikutinya. Begitulah yang diajarkan ibuku. Sebab dia memainkan biolanya dengan menari. Well, Mom adalah seorang violinist sekaligus pemain ballet semasa mudanya.

Aku menemukan keselarasan antara diriku dengan musik ini, sehingga membuatku lebih terlena dan tak memedulikan apapun di sekitarku. Aku bergerak mengikuti irama yang kumainkan. Berputar sampai membuat rok seragamku ikut mengembang dan rambut yang terkibas. Menggesek dawainya seraya berjalan anggun menghampiri ranjang, lantas naik di atasnya dan mulai menari di sana. Aku memejamkan mata hampir menyentuh akhir, namun pintu yang secara tiba-tiba dibuka dari luar membuatku berhenti menggesek dawainya.

"Daphne!"

Tubuhku menegang mendapatkan bentakan Jackie. Dia menghela napas panjang, menunjukku dengan jari telunjuknya yang panjang dan memerintahku turun ke bawah. Aku turun dengan patuh, masih bersama biola dan busur yang tergenggam di tanganku.

"Bukankah ayahmu memberitahumu sebelum ini bahwa aku tidak menyukai bunyi biola?" tanyanya dengan nada mengintimidasi.

Aku mencebikkan bibir tidak suka. "Memangnya kenapa? Aku suka bermain biola."

Lots Of Love (by Loveyta Chen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang