Pagi itu suasananya sangat sejuk, cerah, dan berawan. Darren baru saja pulang dari klinik terdekat setelah sempat mengalami kecelakaan tunggal di area perumahannya. Dua kali mengalami kecelakaan dalam jarak waktu berdekatan, membuat Steven dan Benavent terus bertanya-tanya.
Di halaman rumah yang sempit, Steven terus memperhatikan bagian depan kap mobil Darren yang sudah hancur. Ia berkomentar. "Kalau sudah begini sih, fatal. Ketok magic juga tidak akan mampu. Kau harus membawanya ke bengkel."
Sementara Benavent lebih penasaran dengan latar belakang kecelakaan. Ia terus mengomeli Darren untuk mendapat informasi. "Kok bisa? Kau berkendara tengah malam lalu tiba-tiba menabrak pohon? Kau ngelindur, ya?"
Darren jelas tidak akan mau jujur jika disuruh menjelaskan kejadian aslinya. Ia sendiri bahkan tidak mau percaya akan kejadian semalam. Jadi ia selalu menghindari pertanyaan-pertanyaan itu. "Oh, sudahlah. Ayo masuk, kita pesan pai makaroni," ujar Darren.
Pai makaroni, lagi, yang mereka nikmati di bersama di kamar Darren. Selama menyantap sarapan, Darren terlalu banyak merenung. Ia masih penasaran dengan makhluk aneh yang tiba-tiba muncul di dapur rumahnya--yang mengaku bernama Aiden dan mengaku sebagai Hollows.
Kata-kata yang disampaikan Aiden pada saat itu, entah mengapa membuatnya percaya bahwa kehadiran Aiden berhubungan dengan jendela terkunci di kamar orang tuanya, atau bahkan ada rahasia yang lebih mengejutkan dibanding itu.
Rasa penasaran Darren sangat besar, dan ia pikir ia harus bertemu neneknya untuk menanyakan semua misteri itu.
***
Panti Wreda Greenfield adalah panti khusus untuk lansia yang berjarak 15 menit ke arah Barat dari Universitas Glasgow. Gwendolyn Villada, nenek kandung Darren dari pihak Ibu yang usianya hampir menginjak 80 tahun memutuskan untuk tinggal di sana agar Darren bisa menikmati masa mudanya tanpa perlu pusing mengurus sang nenek.
Sore itu, Darren diantar oleh Steven dan Benavent untuk berkunjung ke panti. Steven dan Benavent yang tak memiliki tujuan khusus memilih untuk menunggu di lobi sambil mengobrol dengan penjaga. Sementara Darren sudah berpencar untuk menemui nenek Gwen di kamarnya.
Darren meletakkan beberapa bungkus makanan sehat di atas meja sambil berbasa-basi. "Sore, nek. Bagaimana hari pertamamu kemarin?"
"Jauh lebih menyenangkan daripada di rumah," jawabnya. Kemudian nenek Gwen menyadari wajah cucunya penuh luka dan ia panik. "Astaga, Darren, apa yang terjadi?"
Darren tersenyum dan duduk di sebelah neneknya. "Kemarin sempat ada kecelakaan kecil ketika berkendara. Tapi tenang saja, tidak ada luka yang serius."
"Kau harus berhati-hati! Ingat bagaimana ketika dulu Ayah dan Ibumu meninggal!"
Darren agak kaget ketika nenek Gwen membentaknya. Memang benar, bahwa kedua orang tua Darren meninggal karena kecelakaan mobil di Buchanan Street--dan penyebab kecelakaannya masih belum terpecahkan hingga sekarang.
"Aku selalu berhati-hati, jangan khawatir, nek. Lain kali akan kuajak nenek keliling Glasgow naik mobil, akan kutunjukkan bahwa kemampuan mengemudiku sangat mahir. Ngomong-ngomong, kapan nenek mau mampir ke rumah? Mumpung aku masih libur, aku bisa mengurus nenek 24 jam."
"Nenek sudah betah disini. Mending ajak nenek keliling kota saja kalau kau kangen."
"Oh, ayolah. Nenek juga harus lihat keadaan rumah sekarang, aku telah melakukan banyak renovasi. Sekarang aku tidur di kamar Ayah dan Ibu. Jendelanya juga sudah kubongkar dan rencananya ingin kubelikan bingkai yang baru."
"Membongkar apa?"
"Jendela."
"Oh."
Melihat reaksi neneknya yang biasa saja, Darren mencoba mengungkit topik itu lebih dalam. "Ya. Dulu jendela itu dikunci ketat, aku juga tak mengerti kenapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HOLLOWS | yeonjun
FanfictionSeorang pemuda dari jurusan Ilmu Filsafat harus mempercayai hal paling tak masuk akal dalam hidupnya-bahwa ia mampu melihat sosok makhluk yang selama ini hanya ada dalam buku cerita anak-anak. Kedatangan 'makhluk' itu membuatnya menguak lebih dalam...