prolog

167 16 0
                                    


"Hah' hah', benar-benar melelahkan" aku menatap ke depan ke arah lawan yang tengah ku hadapi.

Orang yang tengah aku hadapi adalah orter madl dari akademi sihir Easton asrama orca.

Hari ini adalah hari dimana ujian tahap akhir visioner suci dilakukan hanya yang terbaiklah yang dapat menjadi visioner suci. Sekarang kami berdua sedang bertarung untuk mendapatkan tongkat permulaan dan menjadi visioner suci.

"Ini belum selesai" orter mengarahkan serang pasirnya kepadaku dan tentu saja aku bisa menghindarinya dengan cepat.

"Kau sangat hebat, orter madl"

Aku berniat memukulnya dari belakang karena tongkat sihirku yang sudah patah. Orter menahan pukulan tangan dariku.

"Tidak disangka seorang wanita bisa sekuat ini"

Aku melompat mundur sedikit menjauh untuk bersiaga.

"Kau lupa ada satu visioner suci perempuan bukan. Tidak ada yang mustahil"

Aku kemudian melepaskan jubah asrama Lang. Melemparkannya ke sembarang arah. Hanya menyisakan kemeja hitam dengan celana hitam serta aku juga melepaskan dasi putih yang aku kenakan.

Aku adalah siswi tahun ketiga asrama Lang Dan lawan di depanku adalah siswa tahun ketiga asrama orca.

"Kau pikir dengan melepaskan jubah itu akan membuatmu menang itu tidak mungkin"

Orter berada di depan peti yang menyimpan tongkat permulaan.

'aku harus membuatnya menang dengan segera  begitu dia menang aku bisa langsung memutuskan hubungan dengan ayah'

Tubuh kami berdua sudah kelelahan bertarung dari tadi hanya perlu menunggu waktu agar salah satu dari kami menang. Darah mengalir dengan wajah yang babak belur.

"Akan aku akhiri ini, Elis Marcus" orter mengarahkan tongkat sihirnya ke depanku.

"Sepertinya tidak juga" walaupun aku tidak sedang memegang tongkat sihir bukan berarti aku takut akan serangannya.

"Aku yang akan menang" serangan cepat meluncur ke arah namun harus di ingat bahwa Elis sangat cepat.

Dia bisa menghindar serang dari orter. Namun orter itu pintar sehingga hingga ia bisa memprediksi dimana Elis berada.

Elis berlari dengan cepat menuju tongkat sihirnya yang sudah patah dan mengengam keduanya.

"Repetition of time" gumamnya membuat tongkat sihirnya pilih menjadi seperti semula.

Serangan orter hampir mengenai Elis namun berhasil di tangkis tepat pada waktunya.

Orter sedikit terkejut "bukankah aku sudah mematahkan tongkat sihir mu?"

"Aku tahu itu tapi aku berhasil memulihkannya," Elis mengarahkan tongkat itu ke depan orter, "sekarang mari kita beradu kekuatan seperti awal dari pertarungan ini"

Elis kemudian bersiap untuk menyerang orter "kau sudah unggul tadi tapi sekarang aku akan mengungguli mu"

"Coba saja kalau kau bisa" orter kemudian membenarkan kacamatanya lalu mengarahkan tongkat sihirnya ke depan untuk beradu kekuatan dengan Elis.

'jika aku menang dalam ujian ini ayah akan menyuruhku terus-menerus. Aku benci hal itu' batinku menatap ke depan 'ayo orter madl kalahkan aku dengan seluruh kekuatanmu'

'dia sangat kuat. Aku tidak terlalu bisa memprediksi sihirnya. Tapi aku harus menang dengan begitu peraturan bisa aku tegakan dengan benar di dunia ini' batin orter.

....................

Disisi lain para penonton yang melihat itu kagum dengan kekuatan keduanya.

"Kali ini akademi Easton benar-benar mengungguli ujian visioner suci ini"

"Dua orang yang tersisa dalam ujian ini adalah dari akademi Easton mari kita lihat siapa yang akan menang"

Mc berucap membuat suasana menjadi sangat ramai. Pertarungan kali ini benar-benar sangat seri sampai orang-orang bingung siapa yang akan menang dan dilantik menjadi visioner suci kali ini.

Disisi lain kepala sekolah Easton sedang menyaksikan pertandingan itu dengan seksama.

"Apakah anak dari cryil akan menang atau dia akan kalah?"

"Ini benar-benar menarik",

"Elis tidak punya ambisi untuk menjadi visioner suci. Dia hanya mengikuti keinginan ayahnya dan Elis ingin kalah dalam pertempuran ini"

"Orter ingin menang tapi lawan yang ia hadapi adalah Elis salah satu yang terbaik di asrama Lang"

"Elis tidak mungkin akan berpura-pura kalah. Itu hanya akan membuat kecurigaan"

.................

'aku ingin kau memang'

Elis sudah terkapar di lantai begitu juga dengan orter. Elis melihat orter yang terkapar 'ayo kalahkan aku aku tahu kau bisa. Aku tidak mungkin berpura-pura kalah bukan'

Orter masih memegang tongkat sihirnya sambil berusaha berdiri 'kenapa kau tidak kalah saja. Kau kuat sekali melebihi ku'

Elis juga berusaha berdiri. Mereka berdua juga sangat kelelahan.

'ayo kalahkan aku'

'bagaimana cara mengalahkannya'

"Aku mohon sekali padamu kau harus memang" sepintas suara terdengar di telinga orter.

'kenapa ada bisikan halus di saat-saat seperti ini'

"Mata serang mataku" 

Orter kemudian mengarahkan tongkat sihirnya ke depan lalu dengan cepat pasir-pasir mengelilingi Elis. Elis pada saat itu sedang tidak konsen jadi ia hanya bisa menghindar serangan-serangan itu dengan berlari.

Orter memprediksi kemana Elis akan berlari dan

Crashh'

Bruk'

Elis terjatuh dengan dirinya yang kemudian tidak sadarkan diri. Orter membuat pasirnya menjadi tajam lalu menyerang bagian mata dan juga bagian sekitar area jantung.

'akhirnya kau berhasil mengalahkan ku'

Hah' hah' Suara nafas Orter memburuk "aku berhasil?"

Orter kemudian mendekati peti yang berisi tongkat permulaan dan mengambilnya.

"PEMENANG UJIAN VISIONER SUCI TAHUN INI ADALAH ORTER MADL DARI AKADEMI SIHIR EASTON" MC berkata dengan penuh semangat.

Semua yang ada di sana bersorak gembira mendapati anggota visioner suci yang baru.

_________________________________________________________________________


Semoga kalian menikmati cerita ini......

Terimakasih bagi yang telah membaca.

Jangan lupa komen, vote.



BAYANGAN YANG LEPAS || mashle: magic and muscle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang