Warn! Harsh words.
~
"Maaf."
Wara memecah keheningan sambil menurunkan pandangannya ke tanah. Mereka sedang berada di taman belakang rumah Kevin setelah Iyas menidurkan anak-anaknya.
Iyas tetap diam. Ia masih meremat tangannya sendiri hingga memerah. Sebenarnya Iyas marah, kecewa pada Wara. Tapi dirinya bisa apa? Iyas masih terlalu cinta pada pria yang telah meninggalkannya itu.
"Maaf, Iyas." Wara tak henti-hentinya berucap demikian. Pikirannya gusar, matanya pun hampir tak berkedip saat menatap tanah. Ia masih terlalu kepikiran dengan mimpi tadi.
"Iyas—"
"Iya, gue maafin."
Wara terdiam, lalu menaikkan pandangannya ke arah Iyas. Menatap pria cantik di sampingnya itu dengan tatapan bersalah.
"Gak." tegas Wara.
Iyas mengerutkan alisnya bingung, "Lah?"
"Jangan semudah itu buat maafin aku, Iyas. Dan biarin aku minta maaf beribu sampai berjuta kali sama kamu."
Iyas mengalihkan pandangannya sambil menyilangkan tangannya di dada. Hatinya sakit, napasnya sedikit sesak ketika mendengar nada bicara Wara.
"Gue gak ngerti lagi sama lo."
"Maaf."
Iyas mengalihkan pandangannya kembali pada Wara. Kini menatap matanya dalam-dalam. "Jadi lo selemah ini sekarang, Wara?"
Wara terbisu, tapi matanya masih menatap mata si lawan bicaranya. Pria yang dianggap mafia paling kejam dan menakutkan itu terdiam bisu di depan Iyas. Sang pujaan hatinya.
"Ini pembicaraan antara orang dewasa, Wara. Seharusnya lo tau itu. Kita bukan remaja lagi."
"Aku tau."
Iyas menghembuskan napasnya pelan, "Gue udah maafin lo—"
"Jangan semudah itu."
Iyas memutar bola matanya ke arah lain sambil menghembuskan napas kesal, lagi.
"Terus mau lo sekarang apa?" tanya Iyas, dengan nada sedikit marah.
"Aku mau minta maaf."
"Lo bangsat juga ya lama-lama."
Wara terdiam lagi, sedang menyiapkan diri untuk menjelaskan semua yang terjadi lima tahun lalu.
"Aku mau jelasin semuanya, Iyas."
"Gak usah."
Wara mengernyitkan alisnya bingung, dan saat dirinya ingin berbicara lagi, Iyas memotong. "Gue udah tau semuanya. Gue tau lo terpaksa karena bunda lo yang sakit pada waktu itu."
"Darimana kamu tau—"
"Gak usah nanya darimana gue tau. Intinya kalau lo minta maaf sekarang itu gak perlu. Lo gak salah. Gak ada yang salah. Semuanya terpaksa karena keadaan. Dan sekarang gue mau lo bersikap dewasa, lo bos kan?" ujar Iyas panjang lebar, membuat Wara hanya menatapnya, lalu mengangguk.
"Masa iya bos minta maaf sama rakyat jelata."
Wajah Wara sedikit mengkerut, tak senang saat Iyas mengatakan itu.
"Kalau emang lo ngotot minta maaf ke gue, udah gue maafin. Done, gak usah diperpanjang."
Iyas kemudian berdiri dari bangku lalu berjalan menjauhi Wara yang masih terdiam sembari melihat punggung kecil itu kian menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Like Me? - S2
Ficção Adolescente[ON GOING] [MPREG] -NOMIN- Season 2 of- You Like Me?