03 (Kacamata terbang?) pt.2

5 2 0
                                    

*****


"Tau gak sih La? Semalem, ada couple goals yang punya kisah cinta yang menarik dan lucu. Mau tau nggak?" Kanaya mode julit.

"Hm? Siapa tuh?" Tanya Syahla.

"Iya-iya aku lagi. Udah gak papa kok, ikhlas aku mah," ujar Novi.

Kanaya tertawa melihat ekspresi Novi yang amat sangat tertekan. "Oke-oke, berhenti dulu, huh .." Kanaya mengambil nafasnya. "Jadi, semalem, ceritanya ada drama kacamata terbang, hahaha .." Kanaya tak tahan jika mengingat kejadian semalam.

"Hah? Kacamata terbang?"

"Itu loh, anu. Pakaian dalam," Kanaya mengode.

Tak butuh waktu lama untuk berpikir, Syahla mendapatkan jawaban. "Oooh, ya ampun! Terus-terus, gimana?"

"Nah, itu si kacamata terbangnya pas banget di depan Cha Eun Woo KW lewat."

Novi pura-pura muntah. "Lain kali kalo mirip-miripin orang yang bener dong! Mata kamu minus apa kurang makan wortel?!" Lirikan sinis yang tak di beri tanggapan oleh Kanaya.

"Oemji sih kata aku mah, andai kamu semalem ada di situ. Udah aku pastiin, bakal ikutan ngakak. Mana si Alvin-nya bilang, 'woy! Kacamata siapa nih!' OMAGAAAHAHAHAHAHAHAH,"

Syahla ikut tertawa mendengarnya. "Aduh, ada-ada aja deh kalian ini,"

"Ck, kita unfriend aja Nay. Udah nyerah aku bestie-an sama kamu!" Ujar Novi.

"Heleh, sehari tanpa aku, serius mulu hidup kamu!" Ujar Kanaya santai.

"Kok bisa pas gitu ya?" Gumam Syahla.

Kanaya mengedikkan bahunya seraya terkekeh. "Gak tau deh, emang takdirnya mereka tuh bertemu dan berjodoh kali!"

"Gundul-mu berjodoh! Amit-amit berjodoh sama yang begituan! Hih," Novi bergidik sekilas.

"Jangan gitu loh Nov, nanti kemakan omongan sendiri." Ujar Kanaya sok menjadi penasehat.

"Karepmu! Aku ra urus!" Celetuk Novi melayangkan tatapan sinis.

"Yah, Nov. Padahal aku pengen banget kamu kasih ini ke dia." Syahla mengeluarkan sebuah bingkisan dan selembar kertas putih yang sudah dilipat. Tepat seperti waktu itu.

"H-hah? Kamu ngidam lagi?! Emang anak kamu berapa?" Tanya Novi keheranan.

"Apa sih! Gak nyambung oncom! Hih. Kamu nih tampangnya kaya orang bener, tapi otak-nya agak gesrek dikit. Coba sekali-kali kaya aku begini. Tampang gak bener, apalagi otak-nya—eh? Hehe .." Kanaya menggaruk tengkuknya. "Nih denger ya cinta-ku, Syahla kan emang lagi ngidam, tapi ngidamnya beberapa kali tuh gak ngaruh ke anak. Masa kalo sekali ngidam pengennya mangga, terus kalo kedua kali ngidam pengen makan biawak, berarti anaknya dua? Ya nggak dong sayang!"

"Mana ada orang ngidam pengen makan biawak! Gak sekalian makan sup bunglon aja?!" Novi masih kesal dengan Kanaya. Jadi, apapun yang dikatakan Kanaya, akan selalu menjadi masalah.

"Oh, boleh deh. Nanti ya, kamu ngidamnya gitu. Ntar aku bikinin deh. Minta tolong Ilham cariin bunglon-nya," Kanaya menyahut.

"Ck, bener-bener gak waras," gumam Novi.

"Ya Nov? Boleh nggak?" Syahla mengedipkan matanya beberapa kali, membuat Novi gelisah. Ia tak ingin mengecewakan Syahla. Tapi di sisi lain, ia sangat tidak ingin bertemu dengan laki-laki aneh itu lagi.

"Yah, La. Kamu kan tau aku malu ketemu gara-gara—"

"Ah, ayolah .." Syahla memunculkan puppy eyes-nya.

AlvinovitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang