ᯓ✦
Millie tidak bereaksi apapun ketika sebuah tumpukan poster dihempaskan seorang wanita cantik dengan kasar hingga menimbulkan bunyi, tepat di atas meja, di hadapannya duduk di atas sofa dengan kaki bersilang anggun. Postur tubuhnya tetap stabil bersama wajah datar dan tatapan dingin. Tidak ada secuil pun keinginan gadis itu menatap sang ibu yang tengah murka.
Flora Argadian, merupakan istri dari Milan Argadian dan juga ibu Millie, sedang menyorot sang anak dengan tatapan tidak kalah dinginnya. Jika dilihat sekilas, wajah kedua perempuan itu mirip walaupun hanya terpaut usia.
"Gadis bodoh." makinya tajam. Napas wanita itu ngos-ngosan akibat menahan emosi yang membuncah di dadanya. Para pelayan dan bodyguard di mansion itu hanya menundukkan kepala, membungkam bibir seolah disihir untuk tidak bersuara. Sesekali mereka melirik kejadian di depan mata.
"Apakah saya kurang mendidik kamu, Laurent?" Flora terkekeh remeh, kedua tangannya bersilang di atas perut dengan pandangan angkuh. "Saya bisa mentolerir nilai kamu di sekolah, tapi untuk pekerjaan kamu, saya nggak bisa. Para rekan saya mengkritikmu, mengatakan bahwa penampilan kamu buruk dalam poster itu. Jika itu terjadi, kita bisa kehilangan kerja sama dengan rekan kita, Laurent! Kamu tahu itu, kan?!"
Gadis dengan balutan dress merah sebatas paha itu membungkam. Ia memejamkan mata seraya menarik napas. Dituntun menjadi model sejak berusia 5 tahun membuat Millie harus menuruti segala keinginan Flora. Menurunkan berat badan, menjaga pola makan, dan mengorbankan jadwal makannya. Namun, semua yang Millie lakukan masih kurang di mata Flora.
Ia harus tampil cantik, sempurna, dan ideal sesuai keinginan Flora. Wanita itu ingin Millie mengikuti jejaknya yang sudah menjadi model terkenal di kota Kimberly. Semua orang mengenal, dan wajahnya selalu terpampang dalam media.
Tekanan dan tuntutan yang Flora berikan, membuat kepribadian Millie terbentuk menjadi gadis dingin dan tertutup. Bahkan Millie melupakan keinginannya sejak kecil, melupakan jika dia juga punya potensinya sendiri tanpa siapapun yang memaksa.
"Kamu harus berusaha lebih keras lagi, mengerti? Jaga penampilan kamu, jangan sampai ada segores pun luka di kulit kamu atau saya akan memberimu perhitungan. Mark my words." Selepas meninggalkan kata-kata yang penuh penekanan itu, Flora mengayunkan kakinya menuju pintu keluar mansion, diikuti oleh tiga bodyguard di belakang.
Millie hanya memandangi kepergian Flora dalam diam. Selepas eksistensi wanita itu menjauh dan hilang dibalik pintu besar, ia menundukkan kepala bersama perasaan yang bercampur aduk, sulit dideskripsikan. Alih-alih murung, Millie malah mengukir senyum sinis dan terkekeh sarkastik. 16 tahun hidup bersama kedua orangtuanya, membuat Millie kebal dengan rasa sakit.
Flora memang tidak pernah melukainya secara fisik, tapi batinnya bagaikan benang kusut, tidak beraturan. Setiap kata-kata yang diucapkan Flora, bagaikan sebuah belati tajam yang menggores dan menancap ulu hatinya.
Kedua tangan yang bertengger di sisi tubuhnya mengepal erat dan gemetar. Setelah berlama diam, akhirnya Millie berdiri meninggalkan sofa kemudian berjalan dengan langkah lebar nan anggun menuju garasi mobil.
"Siapkan mobil. Gue berangkat sendiri." titahnya kepada salah satu bodyguard.
✴️✴️✴️
"This is your drink and food." Januar terkekeh setelah meletakkan hors d'oeuvres dan mocktail virgin mojito di atas meja, tepat di hadapan Millie yang tengah menantikan pesanan. Lalu duduk berhadapan dengan si gadis. "Heran deh, kok bisa Tante Flora setega itu sama anaknya. Makan dikit nggak bikin lo gendut, tau." Lelaki itu berceletuk seraya memandangi gadis yang tengah menyantap pesanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO'S THE REAL VILLAIN?
Bí ẩn / Giật gân⚠️ PLAGIAT DILARANG MENDEKAT ⚠️ Trapesium High School dan semua misterinya. Start : 24 April 2024 ⚠️ Warning : Violence, blood, toxic, harsh words, bullying, killing, etc.