Berada didalam ruangan yang bagaikan penjara, membuat seorang gadis ketakutan.
Tubuhnya bergemetaran saat melihat tatapan tajam dari pria yang terus menatapnya.
Jiva duduk disebuah kursi dengan Marchel yang tak henti hentinya memberikan pertanyaan.
"Gue tanya lo apain adek gue Jiva?!" Tanya Marchel.
"JAWABB!"
Plakkkk
Jiva menoleh saat Marchel menamparnya, sedari tadi pria itu sudah cukup sabar kepadanya.
"Lo nampar gue? Berani lo nampar gue?" Tanya Jiva sambil memegangi pipinya yang terasa sakit.
"Jiv, gue ga akan lakuin itu kalau lo jawab." Ucap Marchel.
"DAN SEKARANG JAWAB! LO JANGAN DIEM AJA KAYAK ORANG BISU." Ucap Marchel.
"IYA, SEMUA YANG DIOMONGIN SAMA SHIREN ITU BENER. GUE UDAH NYENTAK, MARAHIN, DAN SURUH SURUH ADEK LO BUAT BERESIN RUMAH GUE. PUAS?!" Ucap Jiva.
BRAKKK
Mendengar itu membuat Marchel mengepalkan tangannya, lalu memukul meja yang membuat Jiva sangat terkejut.
"JADI INI SIFAT ASLI LO HAH?!"
"GUE GA AKAN KAYAK GINI KALAU SHIREN SAMA JENDRA GA BERSAMA! GUE GA AKAN KAYAK GINI KALAU BUKAN GARA GARA MEREKA!" Ucap Jiva.
"Lo suka sama Jendra?"
"Iya gue suka sama Jendra, gue cinta sama dia. TAPI APA? MALAH CEWEK ITU YANG DAPETIN JENDRA, BUKAN GUE." Jawab Jiva sambil beranjak berdiri.
"Kalau lo suka sama Jendra, kenapa selama ini lo selalu deketin gue? Lo bahkan lakuin semua hal demi gue." Tanya Marchel.
"Karena gue tau, lo suka sama gue. Gue cuman manfaatin lo buat deket sama Jendra dan black blood." Jawab Jiva.
"Lo emang cewek ga beres." Ucap Marchel.
"Setelah tau sifat asli gue, lo baru bilang kalau gue cewek ga beres?" Ucap Jiva sambil bertepuk tangan dan tertawa.
"Selama ini lo ga sadar kalau lo cuman budak di mata gue?" Ucap Jiva lagi, yang membuat Marchel mengepalkan tangannya dengan sangat kuat.
"Lo emang bodoh Marchel, bodoh." Ucap Jiva lagi.
PLAKKK
Tampar Marchel lagi, yang membuat Jiva kembali menolehkan kepalanya. Marchel mencengkram tangannya dengan sangat kuat.
"Lo bakalan dapet balesannya atas apa yang udah lo lakuin ke gue dan juga Archel. Lo liat aja." Ucap Marchel memperingati.
"Menurut lo gue takut? Apa yang bisa lo perbuat Marchel?" Ucap Jiva menantang.
"Marchel?" Panggil Shiren saat dirinya masuk kedalam ruangan itu bersama Jendra.
Shiren dan Jendra melihat Jiva yang kini seakan telah berubah, tatapan dan raut wajah darinya sangatlah berbeda.
Marchel melepaskan cengkramannya, lalu mendorong Jiva hingga terjatuh kelantai.
"Kenapa lo semarah ini?" Tanya Shiren.
"Dia udah akuin semuanya." Jawab Marchel.
"Katanya dia cinta sama lo Jen." Ucap Marchel sambil menepuk pundak Jendra.
"Lo cinta sama Jendra? Tapi sayangnya Jendra cintanya sama gue." Ucap Shiren.
Jiva beranjak berdiri, lalu menatap tajam Shiren sambil mengepalkan tangannya. Ia melangkahkan kakinya semakin mendekati mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Untuk Anak Manja (End)
JugendliteraturLagi Revisi ya, kalau berantakan harap maklum... "Wtf! Sialan! Brengsek! Kenapa bisa gue bertransmigrasi ke tubuh si antagonis, cuman gara-gara tabrakan sama tiang listrik?" Kesalnya. "Kenapa gue harus masuk ke novel yang ga jelas alurnya gimana? Gu...