Pukul delapan pagi, Zhan mencium aroma makanan yang begitu lezat. Sudah semalaman dia terjebak di sini tanpa makan dan minum.
Tidak lama Yibo datang dan melepaskan ikatan Zhan. Memanfaatkan keadaan, Zhan mencoba melarikan diri.
Yibo lebih dulu mengantisipasi. Dengan mengunci semua akses keluar.
Maka dengan santai Yibo membiarkan Zhan seperti kucing kecil yang ketakutan mencari-cari jalan.
Yibo duduk di meja makan memperhatikan Zhan yang terlihat konyol.
"Untuk kabur, kau membutuhkan tenaga. Kenapa tidak kau makan dulu sarapanmu, Xiao Zhan Gege?!" ucap Yibo santai sembari menyantap sarapannya.
Mendengar namanya disebut, Zhan kini menyadari jika dia tidak akan mudah melarikan diri dari sini.
"Aku tidak mau makan!" Bersamaan dengan Zhan mengatakan itu, perutnya berkhianat, berbunyi kencang seolah protes jika mereka benar-benar butuh asupan.
Samar Yibo tersenyum. Membuat wajah Zhan memerah karena malu.
Perlahan Zhan mendekati arah meja makan dan duduk berhadapan dengan Wang Yibo.
"Makanlah dulu selagi hangat."
Zhan mengambil piring dan mulai makan sarapannya. Persetan dengan rasa malunya. Dia benar-benar lapar.
Sekilas Zhan melihat Yibo tersenyum ke arahnya, membuat bulu di sekujur tubuhnya berdiri. Karena senyuman itu bukan senyum biasa yang Yibo sering tampilkan. I-itu senyuman seorang psycopath.
Di tengah Zhan berpikir yang tidak-tidak lamunannya terganggu.
"Bagaimana, apa itu enak?"
Zhan tak menjawab hanya memperhatikan wajah tampan itu yang kali ini terlihat jauh lebih menarik. Apa dia dalam mood yang baik? Aku aku bernegosiasi saja dengannya?
Yibo menyalakan televisi dan mendapati berita tentang pemutusan kontrak sepihak antara dirinya dan management tempatnya bernaung. Saat itu juga Zhan tersendak.
"Tidak usah terburu-buru, pelan-pelan saja."
Selanjutnya berita bersambung dengan pengakuan beberapa wanita yang namanya di samarkan itu sebagai seorang yang membiayai hidup Wang Yibo selama ini. Seolah membenarkan artikel yang Zhan tulis jika Yibo kemungkinan besar adalah seorang gigilo. Beruntung Zhan selalu menggunakan nama samaran disetiap artikel yang dia tulis. Rasanya hidupnya masih aman dan dia bisa berkelit saat disudutkan.
Zhan menelan ludahnya kasar, dia benar-benar tidak menyangka jika dampak artikel yang dia tulis benar-benar menghancurkan karir dan hidup seorang Wang Yibo. Ada rasa kasihan saat melihat Yibo yang masih begitu muda harus menanggung masalah yang begitu banyak karena ulah dirinya.
Yibo berjalan ke arah kursi santai dan mengambil sebuah majalah yang Zhan dapat kenali covernya, itu adalah majalah di mana pertama kali Zhan mendapatkan banyak uang karena menulis tentang Wang Yibo.
"Aku sangat menyukai penulis BlackBunny ini, sampai-sampai aku mencari tahu keberadaan orang itu dan ingin menemuinya, aku sangat berterima kasih kepadanya. Karena berkat dia, banyak orang jadi mengenalku."
Yibo melempar begitu saja majalah itu dan mengambil satu majalah terbaru yang membuat karirnya hancur.
"Wang Yibo menemani seorang wanita dewasa di salah satu hotel mewah, memuaskan para wanita kelas atas, sepertinya itu adalah pekerjaan sampingan seorang Wang Yibo ...."
"Sepertinya ada yang kurang di sini, aku tidak hanya memuaskan wanita saja, lelaki pun tak jadi masalah jika wajahnya seimut dirimu, Ge."
Tubuh Zhan mendadak gemetar saat melihat untuk kedua kalinya tatapan membunuh seorang Wang Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnaping the Stalker (End)
FanfictionWang Yibo dibuat kesal dengan ulah seorang penguntit yang telah mengagangu ketenangan hidupnya. Berbalik memburunya, dan berakhir dengan penyekapan salah satu wartawan amatir, Xiao Zhan. Awalnya Yibo hanya ingin mengertak dan main-main dengannya, hi...