Zhan kembali menyewa apartemen di samping Yibo yang kosong. Lalu mulai menyusun rencana untuk memulai aksinya.Tidak lama ponselnya berbunyi dan sejumlah uang masuk ke rekeningnya sebagai uang muka untuk pembayarannya. Zhan semakin bersemangat ternyata orang itu sungguh-sungguh.
Bersamaan dengan itu, Zhan membuka ponselnya, membuka pesan antara dirinya dan penyewa jasanya. Dia fokus mengamati foto kotak kayu berukir bunga teratai yang baru dikirimkan oleh orang itu. Ada rasa penasaran di hatinya, sebenarnya apa isi dari kotak itu kenapa orang itu berani membayar berapa pun yang Zhan pinta. Apa jangan-jangan itu adalah jimat yang Wang Yibo miliki yang membuatnya kaya dan tenar seperti sekarang ini?
Zhan mulai menerka-nerka. Sambil telinganya fokus untuk mendengar aktivitas seseorang di sampingnya. Saat ini Zhan berada di balkon di samping kamar Yibo di mana pintu kacanya dibiarkan terbuka. Dirinya sungguh beruntung Yibo membuat pekerjaannya menjadi mudah.
"Sungguh ceroboh orang itu, beberapa kali mendapatkan tindakan tidak menyenangkan dari fans dan hatersnya, dia tetap bertindak tak acuh."
Zhan tengah mengecek jadwal Yibo. "Hmm ... Sebentar lagi waktunya."
Seperti yang tertulis di catatan miliknya, Yibo akan keluar untuk makan malam, tepat pukul 6 sore setiap harinya. Tak lama terdengar suara pintu terbuka dan terkunci kembali.
"Kau benar-benar mudah ditebak." Zhan tersenyum bahagia karena sepertinya tugasnya akan menjadi lebih mudah saat ini. Memakai topi dan masker, Zhan mulai beraksi.
Zhan mulai mengamati sekitar dan tidak perlu waktu lama, dia telah berhasil melewati pembatas balkon yang memisahkan apartemen mereka dan kini Zhan telah berada di apartemen Yibo.
"Ayo, kita mulai."
Zhan tidak ingin membuang waktu, ia langsung fokus mencari benda yang diinginkan customer itu. Membuka laci dan beberapa lemari hias yang berada di ruang tengah, Zhan tidak berhasil menemukanya di sana.
Zhan mulai mencari tempat yang kiranya benda itu disembunyikan dengan aman. Mata Zhan menatap kamar yang berada di sudut. Mencoba membukanya, seperti dugaan, pintu tertutup rapat---dikunci, lalu dengan sigap Zhan mengeluarkan kawat dan mencoba membukanya.
Binggo!!
Pintu terbuka, menampilkan kamar yang begitu rapi untuk ukuran kamar seorang lelaki. Sekilas Zhan terpana melihat lukisan besar seseorang yang tampak tak asing. Mencoba mengabaikannya, Zhan kembali fokus, dia langsung memeriksa laci juga lemari yang ada di sana.
Dua puluh menit telah berlalu, Zhan belum juga berhasil menemukan barang tersebut. Berlomba dengan waktu, Suasana semakin gelap karena mentari yang tadi menyinari ruangan melalui jendela kini mulai redup tenggelam berganti malam.
Zhan merasa tak dapat melihat apa-apa, lalu berdiri dan ingin menyalakan lampu. Namun, tiba-tiba lampu menyala, sebelum Zhan berhasil menuju dekat pintu di mana saklar itu berada.
Seketika ruangan itu menjadi terang benderang, jantung Zhan terasa copot saat matanya menangkap sosok tampan yang tengah berdiri bersandar di sisi pintu dengan salah satu kaki ditekuk ke belakang dengan pose santai. Layaknya sudah menunggu cukup lama di sana.
Zhan mematung, dia tertangkap basah. Otaknya dipaksa bekerja cepat untuk mencari alasan.
"Se-sepertinya aku salah masuk kamar." Zhan membuka suara dan berjalan menuju pintu berusaha mengabaikan kehadiran Yibo di ruangan tersebut.
Setibanya di samping Yibo, Zhan merasa langkahnya berat. Dan tiba-tiba saja tubuhnya terhuyung ke arah Yibo. Lelaki menariknya kasar.
"Mau pergi ke mana?" Kedua mata saling terpaku, suara berat Yibo berhasil membuatnya bergidik ngeri.
"Ah, a-aku akan kembali ke tempatku." Sambil Zhan berusaha melepas pegangan Yibo dipergelangan tangannya yang semakin mengencang. Namun dibiarkan oleh Yibo.
Yibo memperhatikan Zhan yang tampak bingung, ingin keluar lewat pintu apa lewat balkon. Dan akhirnya dia memilih pintu dan seperti dugaanya, pintu itu terkunci.
Zhan berbalik setelah mengetahui pintu itu terkunci dan alangkah terkejutnya dia saat mendapati Yibo telah berada di belakangnya dengan jarak yang begitu dekat. Tiba-tiba saja Zhan merasa tubuhnya terguncang bagai tersengat listrik semua menjadi gelap.
Dalam samar dia mendengar Yibo mengatakan sesuatu, tak begitu jelas, tetapi cukup membuatnya ketakutan saat lelaki itu mengangkat tubuhnya dan membisikkan sesuatu di telinganya.
"Akhirnya aku berhasil menangkapmu."
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnaping the Stalker (End)
FanfictionWang Yibo dibuat kesal dengan ulah seorang penguntit yang telah mengagangu ketenangan hidupnya. Berbalik memburunya, dan berakhir dengan penyekapan salah satu wartawan amatir, Xiao Zhan. Awalnya Yibo hanya ingin mengertak dan main-main dengannya, hi...