homophobic please DNI‼️all characters belong to monsta.
focus on halitau.
=======================
suara deru angin terdengar berisik namun menenangkan. cipratan air nya mengenai seragam seorang laki-laki bermanik merah ruby yang sedang berdiri didepan jendela kelasnya yang sudah sepi. sudah cukup lama ia berdiri disana, udara semakin dingin hingga menusuk kulit, laki-laki ini memutuskan untuk menutup jendela kelasnya.
huftt-
laki-laki bermanik merah ruby ini bernama Halilintar, biasa dipanggil hali. berusia 17 tahun, kelas 12.
halilintar memejamkan matanya, membiarkan dirinya beristirahat sejenak sebelum pulang kerumahnya— rumah orangtuanya.
tik!
tok!
tik!
tok-tok!!
halilintar membuka satu matanya. melihat ada satpam berdiri didepan kelasnya, ia pun segera menghampirinya.
"ehehe, mas hali masih lama? ini sekolahnya udah mau dikunci. guru-gurunya juga dah pada siap-siap pulang.." kata satpam itu. mukanya terlihat lelah.
"enggak, bentar lagi saya pulang. makasih." singkat, padat, dan lugas. seperti itulah cara hali berkomunikasi, jadi tak banyak orang yang mau berbicara padanya. teman yang ia miliki hanya beberapa orang saja, itupun tidak begitu dekat dengannya karena kehabisan topik.
satpam itu menatap hali sebentar. yang dilihat hanya diam saja, toh juga gak ganggu juga.
"mas lagi capek?"
Halilintar menyipitkan matanya, " kelihatannya?"
satpam itu tiba-tiba mendekat, menepuk pundak lebar halilintar.
" bapak bisa masak mendoan lho. mas hali mau coba gak? saya gak maksa sih, tapi cuman kalo mas mau, ayo ikut bapak." sebenarnya, kalau hujan-hujan gini emang enaknya makan yang hangat-hangat. tapi Halilintar malu, dia segan mengatakan iya.
halilintar menggeleng.
______________🌙
" ini rumah bapak, mas. maaf kalo sempit ya.. saya belum cari kontrakan yang murah lagi soalnya" kata satpam itu sambil meletakkan dua cangkir teh panas dihadapan halilintar.
siapa yang tadi geleng-geleng? sekarang orangnya sedang mengutuki dirinya sendiri.
rumahnya tidak begitu kecil, juga tidak besar. sangat sederhana, tidak sebanding dengan rumah milik orang tuanya. cat temboknya sudah mengelupas, pintunya juga terlihat rapuh. tapi yang membuat halilintar nyaman dirumah ini adalah... suasananya.
rumahnya sepi, tapi terasa hangat. tidak seperti rumahnya yang ramai, tapi dingin.
" istri saya lagi tidur.. terus anak saya lagi jemput keponakan saya di bandara, dia pengen main kesini katanya.. kayaknya bentar lagi dateng. nanti mas hali kenalan sekalian ya? dia intropet soalnya." kata satpam itu panjang lebar seolah-olah halilintar tertarik mendengarnya.
" terus bapak mikir saya ekstrovet gitu?"
" maksud saya gini.. dia intropet, kalo kamu introvert tingkat tinggi. hehe.."
halilintar menyipitkan matanya, "nah tu tau pak."
awalnya halilintar geram berbicara dengan bapak ini karena terus-terusan bercanda dengan jenaka orang dewasa. namun, lama-kelamaan ia terlarut dengan kehangatan bapak ini. ia mulai nyaman, bahkan tak jarang ia tersenyum lebar.
bapak itu melihat halilintar sambil tersenyum, "nah gitu dong.. jangan kaku mulu. tapi ternyata mas hali ganteng juga ya kalo dilihat-lihat.."
halilintar reflek menutup mulutnya. mengutuk dirinya sendiri kembali.
"lah? malah ditutup lagi. "
"iya pak. senyuman saya tuh mahal."
bapak itu terdiam. cukup lama. hingga tiba-tiba ia mengambil dompetnya dari kantong celananya.
"berapaan mas? saya borong boleh?"
sesederhana ini, mampu membuat halilintar tersenyum lebar kembali.
tak lama kemudian, ada 2 orang masuk kedalam rumah. ada laki-laki membawa koper biru, itu sudah pasti keponakannya yang diceritakan bapak tadi.
" Haloo Om!! pakabaaaaarr???" laki-laki itu menghampiri pak satpam dan langsung saling berpelukan.
"om baikk.. kamu yg harusnya om tanyain. kamu apa kabar?" tangan pak satpam itu mengelus punggung laki-laki itu.
laki-laki itu hanya tertawa.
"oiya! eh kamu kenalan sama anak itu tuh. biar ada temennya.." lanjut bapak itu sambil melepas pelukannya dan menunjuk kearah halilintar.
laki-laki itu tersadar, dan kemudian mendekati halilintar dengan tenang.
"hai, nama gue Taufan "
KAMU SEDANG MEMBACA
LIAR. (Boel fanfic)
Fanfictionperasaannya berantakan. pikirannya entah kemana. ' dia dimana? bukannya dia dh janji gak bakal bolos terus?' " Lho? Lo gatau, li? kalo Taufan udah keluar dari sekolah ini?" sekolah itu merepotkan, tapi rumahku ada disana. namun kini dia menghilang. ...