45

2 1 0
                                    




📖📖📖📖📖

45

Matahari terbenam, dan di gantikan dengan sang bulan yang akan menyinari gelapnya malam hari ini, Jena  menutup buku hariannya, dimana ia sudah menuliskan segala  masalahnya di dalam buku itu.

Jena menghela nafasnya ia berjalan menuju balkon kamarnya, sudah tiga jam Jena menunggu telepon dari ravin tapi ravin tidak menelpon nya, berkali-kali ia memberikan pesan dan menelpon ravin, tetap saja tak ada balasan dari pria itu.

Sedih itu lah yang ia rasakan Jena tidak tau kenapa ravin bisa sangat marah padanya hanya karena masalah yang sama sekali tidak seperti yang ia bayangkan, Jena ingin menjelaskan nya namun ravin bahkan tidak mau melihatnya lagi.

Jena bingung harus melakukan apa Jena tidak tenang, hatinya masih memikirkan perkataan ravin, apakah ravin akan memutuskan hubungan mereka di mana seminggu lagi mereka akan menikah, Jena menangis di gigitnya bibir bawahnya menahan rasa sakit di hatinya.

Jena bingung dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah dia memang sudah tidak memiliki hubungan lagi dan mereka akan gagal menikah.

Jena semakin menangis di dalam kamarnya dia butuh lani saat ini , Jena masuk kedalam kamarnya, mengambil foto lani dan duduk di atas kasur nya.

" kak " ucapnya sambil memandang foto lani. " aku rindu kak, aku lagi bingung aku nggak mau pisah dari ravin, aku gak mau jauh dari ravin aku cinta sama ravin kak, sangat mencintai ravin, tapi ravin  fikir aku masih suka sama Juan masih berharap sama Juan, tapi itu semua tidak ada lagi kak, aku sama sekali tidak mencintai Juan aku udah hilangin Juan dari hati aku "  ucap Jena seakan lani bisa mendengarnya.

Jena kembali menangis memeluk bingkai foto lani, hatinya begitu sakit rasanya seakan rasa sakit itu menusuk hatinya sedalam-dalamnya .

Jena menangis hingga terbawa dalam tidur nya, ia hanya berharap esok ravin akan menelponnya dan mau memaafkannya.

Pagi pun telah tiba matahari bersinar begitu terang menyinari pagi hari ini,  Jena hari ini sengaja  datang ke kantor  cepat berharap ravin berada di sana.

Benar saja ravin sudah berada di dalam kantornya Jena masuk tanpa mengetuk membuat ravin menoleh sebentar lalu kembali menatap laptop di depannya .

" vin aku minta  maaf ya vin, aku salah "

"  aku dah maafin kamu jen " ucap ravin  tanpa menoleh ke arah Jena.

" kamu serius vin?, kita gak putus kan bentar lagi kita mau nikah vin, kita tetap nikah kan vin " ucap Jena mendekati ravin.

" jen,  aku minta maaf ya kayaknya kita gak usah nikah "

" maksud kamu apa vin ? "  Jena terkejut dengan ucapan ravin.

" jen, aku memang gak pernah ada di hati kamu, yang ada di hati kamu itu Juan, percuma kita nikah percuma kita jalani hubungan kalau yang  cinta cuman aku jen,  percuma lebih baik kita temanan aja itu udah lebih baik "

" aku gak mau, aku mau kita nikah pokoknya kita nikah!!!!" ucap Jena lalu pergi meninggalkan ravin sambil menangis keluar dari kantornya.

Jena benci dengan semua nya Jena benci takdir hidup nya, Jena benci pada dunia. Dia benci hidup di dunia ini Jena berharap jika dia tidak bisa menikah dengan ravin kebun baik ia mati .

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭  RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang