Di sebuah kamar megah terdapat seorang gadis- tidak lebih tepatnya wanita tengah tertidur dengan pulas.
Merasakan cahaya menyinari matanya, ia pun membuka dengan perlahan. Aletta merenggangkan tangannya, lalu segera bangun tapi ia merasakan perih di area terlarang nya. Aletta pun meraba area bawahnya, ia terkejut dan segera membuka selimut yang ia pakai.
"Astaga!! Dimana pakaianku? Kenapa bisa begini" Ujarnya dengan bingung. Kenapa ia berada di kamarnya dengan keadaan naked.
Aletta mengedarkan pandangan nya, sepertinya ia tidak berada dikamarnya. Lantas, kamar siapa yang ia tempati sekarang?
Pintu terbuka membuat Aletta takut. Ia pun merapatkan selimut yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya yang polos.
"Anda sudah bangun, segera berpakaian dan ikut saya ke ruang kerja Tuan" Ujarnya lalu pergi meninggalkan Aletta yang mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia menyangka bahwa pria tadi adalah orang yang memperkosanya ternyata bukan.
Aletta segera berpakaian yang ia pakai tadi malam, ia tidak mempedulikan pakaian nya yang begitu kusut.
***
Aletta mengikuti langkah pria bersetelan jas di depannya. Ia tak berhenti mengagumi keindahan mansion yang ia tinggali. Sampai-sampai ia tidak sadar bahwa pria di depan nya sudah berhenti di depan sebuah ruangan.
Pria tersebut membuka pintu tersebut, mau tak mau Aletta memasuki ruangan tersebut. Setelah Aletta memasuki ruangan tersebut, ia kembali mengagumi ruangan mewah itu.
"Nona Aletta, seorang gadis ahh- tidak lebih tepatnya wanita. Wanita lajang, berusia 23 tahun, tidak bekerja lebih tepatnya pengangguran, berasal dari keluarga terpandang Arga Sanjaya" Ucapnya tanpa melihat Aletta.
'Gila!! Nih cowo dapet dari mana informasi keluarga ku' batin Aletta dalam hati.
Aletta memperhatikan pria yang duduk di kursi besar dengan takjub. Merasa di perhatikan pria tersebut melihat Aletta sekilas. Aletta dengan gugup saat diperhatikan balik, ia melirik kanan kiri didalam ruangan tersebut.
"Aku ingin membuat perjanjian kepadamu" Ujarnya to the point.
Bruk!
Pria tersebut melemparkan sebuah map kearah Aletta. Aletta segera mengambil tersebut dan membacanya.
"Apa? Aku tidak ingin menikah Tuan, belum tentu juga aku akan hamil" Bantah Aletta dengan meremat map yang ia pegang.
"Apakah anda tidak mengerti kata-kata yang tertera di kertas itu? Jika pihak kedua hamil, pihak pertama wajib menikahi pihak kedua" Ucap pria tersebut dengan mengulangi kalimat yang tersusun rapi di map.
"Baiklah, aku akan menerima. Anda juga akan memberikan aku kebutuhan dan juga tempat yang nyaman" Kata Aletta. "Nama anda siapa? Kan tidak mungkin saya memanggil suami di depan rekan-rekan anda" Lanjutnya
"Apakah anda juga tidak melihat nama yang tertera di bawah sana?" Ketus pria tersebut.
Aletta segera melihat kembali kertas tersebut.
"Revan Mahendra?"
"Anda bisa memanggil saya Revan, biasanya rekan-rekan kerja saya ataupun orang terdekat saya memanggil itu" Jelasnya.
"Baiklah, Revan"
***
Hari yang paling menegangkan pun tiba. Aletta dan juga suaminya- Revan mengikat janji di depan pendeta dan juga tamu-tamu yang hadir disana.
Awal perjalanan kehidupan rumah tangga Aletta baik-baik saja. Kehidupan yang sangat nyaman dan juga suami yang begitu perhatian. Ya walaupun perhatiannya hanya kepada bayi yang Aletta kandung saja tapi ia tak mempermasalahkan.
Hingga pernikahan yang ke 3 bulan, suaminya menunjukkan sikap yang berbeda kepadanya. Seperti, tidak pernah pulang ke mansion dan tidak pernah lagi mengantarnya periksa kandungannya di rumah sakit ataupun sekedar menanyakan si calon bayi nya.
Hari itu tiba, Aletta tiba-tiba kedatangan tamu. Ia sungguh tidak mengenal pria tersebut. Ia mempersilahkan tamu tersebut masuk ke dalam mansion tapi saat ingin duduk entah mengapa pria asing itu menyentuh perutnya.
Saat itu juga, Revan pulang ke rumah dengan seorang wanita yang menggandeng tangan Revan. Sontak Revan yang melihat itu, ia marah besar dan mengusir Aletta dan juga pria.
Aletta ingin menjelaskan bahwa ia dan pria tersebut tidak ada hubungan apapun hanya salah faham saja tapi sangat suami sudah terlanjur marah dan meminta bodyguard nya membawanya untuk keluar dari mansion.
Dituduh dan diselingkuhi oleh suami sendiri. Dan lagi suaminya akan menceraikan dirinya yang sedang membawa nyawa dua sekaligus. Benar ia sedang mengandung anak kembar dan usia kandungannya 30 minggu.
Bagaimana kehidupannya nanti, dan bagaimana cara ia akan menjawab kedua buah hatinya jika sudah lahir di dunia yang tidak adil ini. Apakah akhir kehidupannya seperti ini? Ia ingin kembali ke keluarganya tapi ia tidak ingin keluarganya tau keadaannya sekarang.
Bunyi klakson mobil terdengar ketika Aletta menyebrang dengan melamun. Orang menyaksikan itu berteriak histeris dan menyuruhnya agar menyingkir dari sana. Belum sempat diselamatkan, tubuh Aletta melayang dan terhempas ke aspal dengan keras. Ia merasakan sakit di bagian perutnya, darah mengalir deras di bagian kepala dan juga pahanya.
"Jika aku diberi kesempatan kedua, aku akan memperbaiki semuanya" Ucapnya sebelum kesadarannya hilang.
Tuhan mengabulkan permintaan yang terakhir kalinya. Ketika Aletta membuka mata, ia terkejut ketika melihat dimana ia berada. Aletta tidak menyangka bahwa sekarang dia berada dikamarnya. Ya, Kamar gadisnya sebelum menikah.
"Apakah aku diberi kesempatan kedua oleh Tuhan?" Ujarnya
Aletta meraba perutnya, ia berpikir anaknya belum ada di perut nya tetapi ternyata perutnya sudah membuncit. Ia segera mengambil ponsel nya dan mengeceknya.
Aletta menutup mulutnya. Berarti ia mengulang kejadian lima bulan sebelum ia meninggal. Aletta bertekad di kehidupan keduanya ini, akan membatalkan pernikahannya.
Satu hal yang harus dipastikan Aletta, ia berjanji akan merubah kesempatan keduanya, ia akan menjaga dan melindungi buah hatinya yang berada dikandungnya dan ia akan membesarkan anaknya seorang diri.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta's Second Life : There is Love
Fantasía[18+] Dituduh dan diselingkuhi oleh suami sendiri. Ia tidak pernah berfikir jika suaminya akan seperti itu. Sakit? tentu saja sakit. Dan lagi suaminya akan menceraikan dirinya yang sedang membawa nyawa dua sekaligus. Benar ia sedang mengandung anak...