Is It?

2.2K 171 14
                                    

Krow Thornes, seorang penjelajah yang telah mengunjungi hampir setengah bumi di usianya yang masih muda, 27 tahun. Ia selalu bergerak di malam hari, dan menikmati tempat yang ia kunjungi di siang harinya.

Seperti saat ini, Krow tengah berjalan dengan santai di suatu pasar yang ada di benua timur. Ada makanan di tangan kanannya yang menemani setiap langkahnya.

Tiba-tiba terdengar suara ribut dari arah belakangnya. Teriakan warga yang menyebut jika seekor kuda pengangkut barang tengah mengamuk. Krow tak sempat menghindar karena terkejut. Tubuhnya terpental membentur kedai yang ada di tepi jalan. Matanya memburam. Telinganya berdengung. Hal terakhir yang ia dengar adalah seseorang yang menghampirinya bertanya tentang bagaimana kondisinya. Krow ingin sekali menjawab, namun fisiknya tak ingin.

"Jadi ini akhirnya?"

*****

"Krow?! Kamu udah bangun?", Krow bisa melihat lelaki dengan paras yang tampan juga cantik dengan surai merah muda.

"Aku dimana?", lirihnya. Ada sesuatu yang menutup mulutnya sehingga ia tak dapat berbicara dengan semestinya.

"Krow? Kamu denger aku?", lagi, lelaki itu bertanya. Krow hanya bisa mengangguk lemah sebelum kegelapan kembali menguasainya.

Kepalanya terasa sangat sakit. Telinganya berdengung. Gambaran gambaran kejadian yang aneh terus memaksa masuk ke ingatannya. Menjadi sebuah kenangan yang tak pernah ia alami.

Lama sekali ia merasakan sakit. Hingga ruang gelap yang hening menjemputnya. Seseorang dengan wajah yang serupa dengannya, berdiri di hadapannya memandang lurus ke mata Krow.

"Kau siapa?", Krow bertanya. Ia merasa begitu ketakutan namun tetap tenang.

"Aku adalah kau, dan kau adalah aku", jawab sosok itu.

"Apa maksudmu? Dimana aku? Bukankah seharusnya aku sudah mati?", Krow memiringkan kepalanya bingung.

"Itu hanya alasan yang mengantarmu kemari, kau memang tak ditakdirkan berada disana. Your soul is here. You should be here, and you would", kata sosok itu.

"Lalu apa maksud dari ingatan itu?", Krow masih memiliki begitu banyak pertanyaan.

"Itu adalah petunjuk untukmu. Dunia kita begitu berbeda meskipun kita sebenarnya adalah satu. Aku bukan tak hidup, dan kau bukan mati, istirahatlah, pertanyaanmu, akan terjawab oleh waktu", sosok itu mengulurkan tangannya. Menutup kedua mata Krow dengan telapak tangannya.

Kegelapan lagi lagi menguasai Krow. Tubuhnya terasa begitu ringan seperti tengah melayang. Bisa ia lihat secercah cahaya di ujung jauh sana. Dengan sekuat tenaga Krow berlari kearah cahaya itu. Terjatuh berkali kali, namun tak ada sakit yang ia rasakan. Hingga akhirnya tangannya berhasil menggapai sang cahaya. Membuatnya membuka mata.

Ia ingat siapa lelaki bersurai pink itu. Keizaki, sahabat dekatnya. Ia mengalami kecelakaan 3 tahun lalu, membuatnya terbaring disini untuk waktu yang sangat lama. Ia hanya terkagum ketika Zaki masih ada di sisinya. Bahkan ketika ia tak bisa membalas perkataannya.

"Jaki", Krow memanggil lirih. Zaki yang tengah melamun sambil menggenggam tangan Krow pun menoleh. Bisa Krow lihat air mata meleleh di pipi Zaki.

Tangan Krow mengusapnya dengan lemah. Berusaha tersenyum untuk menenangkan Zaki yang terisak ntah karena apa.

"Jangan nangis, gue udah bangun", Krow menenangkan.

"Kamu tidurnya lama banget", kata Zaki dengan suara bergetar.

"Maaf", hanya ini yang bisa Krow katakan.

"Jangan minta maaf, terimakasih karena masih mengingat untuk bangun", Zaki berusaha tersenyum. Tak ada lagi yang harus ia tangisi. Krow sudah kembali, Krow akan kembali di sisinya, menemaninya.

"Gimana sekolahnya? Pasti punya temen banyak", Krow usak rambut Zaki yang sekarang memanjang. Zaki yang ada di ingatannya berambut pendek dengan style pony turun.

"Aku kenal banyak teman. Garin, Arion, Key, Elya, banyak lagi, tapi kamu ngga ada", adu Zaki kepada Krow.

Zaki terbiasa clingy kepada Krow meskipun Krow sering kali menghindar.

"Iya iya", Krow mencoba bangun untuk duduk. Zaki yang melihatnya segera membantu.

"Kamu bakal ngulang kelas Krow", Zaki sedih. Sudah 3 tahun ia harus duduk dengan orang yang tak dekat dengannya. Teman yang lain berbeda kelas.

"I guess I'm not", Krow mengedikkan bahunya. Semua hal di ingatan Krow sudah ia pahami dengan teliti. Tak se sulit itu untuknya.

"How?".

"Eum I don't know, kapan aku bisa pulang?", tanya Krow mengalihkan pembicaraan.

"Seminggu lagi, kamu harus terapi", Krow mengangguk mengerti.

Mereka melanjutkan obrolan hingga malam hari. Krow tak pernah memiliki teman di kehidupan sebelumnya. Yang selalu menolongnya adalah uang. Ia menikmati setiap saat dan setiap kegiatan dengan Zaki.

*****

2 bulan berlalu. Waktu Krow selalu diisi oleh Zaki yang akan berkunjung setiap pulang sekolah hingga malam tiba. Atau bahkan akan menginap dengan alasan ditinggal oleh orang tuanya ke luar kota.

Krow tengah bersiap dengan seragam sekolahnya. Ia baru sadar bahwa umurnya sekarang 17 tahun, 10 tahun lebih muda dari umurnya di kehidupan sebelumnya.

Rencananya kali ini adalah tes lebih lanjut yang diajukan Krow. Tes ini akan menentukan ia dapat melanjutkan kelas bersama Zaki atau harus mengulang 3 tahun.

"Pagi", sapa Zaki riang.

Di tangannya ada 2 kotak bekal berbeda warna. Kemarin malam, Mama Kei datang ke rumahnya, meminta izin untuk membuatkan bekal makan siang. Krow dengan senang hati menerimanya. Ia tinggal bersama kakaknya saja, sedangkan kakaknya sibuk bekerja dan jarang berkunjung. Saat Krow bangun dari koma, kakaknya langsuk terbang untuk pulang dan menetap selama 2 minggu. Saat ini kakak Krow, Kaele, masih mengurus kepindahannya ke kota ini. Ia pindah keluar negeri karena tak mampu jika terus bersedih saat mengingat Krow yang tengah tertidur lelap.

"Pagi", balas Krow yang tengah memakai dasi sambil mematut dirinya di cermin besar.

"Kamu hari ini cuma tes, dan bisa pulang awal. Mama Kei bakal jemput jam 11 nanti", Zaki berkata sambil duduk di kasur Krow.

"Iya, Jaki jangan diberantakin, itu udah aku beresin", Krow memperingatkan Zaki untuk tidak mengacak tempat tidurnya yang sudah rapi. Zaki tersenyum lebar sambil mengusap sprei Krow.

"Jadi males sekolah, mau cuddle aja", katanya.

"Ku lempar dari lantai 3 sampe ke rumahmu", balas Krow yang tengah menata bawaannya.

"Ga papa, kan rumah kita deket", inilah Zaki. Ada saja balasan untuk setiap ancaman Krow.

'aku udah ngga sedih lagi tau'

'terserah elu, gue cape'

938 words

Keknya ini yang bakal jadi book fluff? Jangan seneng dulu, letta dah bayangin gimana kalau Krow ketabrak truk muahahaha- canda.

Gitu aja dah, aing mau anu ni, eh maksudnya mau belajar atau ngapain gitu lah

Cuy, i kehilangan 600 words di draft book ini, huftt

But, alurnya masih inget lah, semoga, just wait okey?

SEE you, Voment!

If it's You | JakiKrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang