Hmm?

1.2K 119 9
                                    

"Zaki, Krow", tiba-tiba mama Kei datang ke rumah Krow.

"Iya ma?", balas Zaki dan Krow bersamaan.

"Maaf ya mama ga bisa nganterin kalian, kalian pake mobil punya papa aja, mau ngga?", Mama Kei sedikit merasa bersalah. Padahal ini hari pertama Krow kembali ke sekolah.

"Oh ngga papa ma, Zaki bisa nyetir kan", Zaki menenangkan.

Zaki memang sudah diajarkan cara mengemudi. Padahal ia sudah bisa mengemudi sejak lama, diajarkan oleh senior di tongkrongannya.

"Yaudah, terserah mau pake yang mana, yang penting kalian hati-hati", Krow dan Zaki mengangguk menurut.

"Ayok, Jak", kata Krow yang sudah selesai memakai sepatunya.

Zaki memintanya menunggu di depan pagar selama ia mengambil mobil. Krow hanya menurut saja.

"Ayo", hr-v putih berhenti di depan Krow menunjukkan Zaki dengan kaca mata hitamnya.

"Gaya lu Jak", Krow hanya menggeleng heran dengan tingkah narsis Zaki. Tapi Krow sendiri tak akan mengelak jika Zaki termasuk tampan untuk remaja seusianya.

"Nanti aku mau ngelatih anak-anak kelas 11 basket, mau nungguin atau pulang duluan?", Zaki lebih senang jika Krow menunggunya daripada pulang duluan.

"Emm, nungguin boleh deh, pengen nonton Kapten basket angkatan tahun ini yang diagung-agungkan itu", Krow menyindir Zaki yang selalu di puji di grup chat ekskul basket.

Zaki sendiri hanya tertawa cekikikan mendengar kekesalan Krow.

"Diem", Krow galak.

"Ampun nyonya", Krow langsung menghadap ke Zaki yang seketika ciut.

"Di lempar, di banting, di tatar, apa di pukulin hm?", kata Krow dengan senyum manis.

"Di cium boleh ngga?", Zaki mengerling centil.

"Jak, ini mobil gerak loh Jak", tangan Krow terulur memegang leher Zaki.

"Iya ini fokus nyetir kok, nih kalau mau nyalain musik", Zaki buru-buru menyerahkan hpnya untuk mengalihkan perhatian Krow. Dengan senang hati Krow menerima hp Zaki.

"Ih, selera musik lu aneh deh, gue bikin playlist ya?", Krow menatap Zaki dengan wajah yang dibuat manis melupakan tingkahnya menit lalu.

"Iya, do anything you want", kata Zaki membuat Krow kesenangan.

"Nah, gini kan enak, nanti tambahin lagu yang lu suka juga Jak. Ini playlist kita bareng-bareng", Krow mulai memutar lagu-lagu yang telah ia susun sedemikian rupa. Dari ballad, hiphop, pop.

"I think it's good enough for our quality time when riding? Itu aja, nanti ku tambahin yang cocok vibesnya", Krow mengangguk saja. Selera Zaki cukup bagus, hanya susunan playlisnya aneh bagi Krow.

"Nah, hold on, I will open the door", Zaki belari keluar untuk membuka pintu di sisi Krow.

Zaki parkir tepat di batas antara parkiran mobil dan motor. Takutnya Krow akan terkena knalpot yang masih panas atau terkena mesin.

"Thank you", kata Krow setelah keluar dengan lancar.

"My pleasure", Zaki berikan senyumnya kepada Krow.

"Anterin ke ruangan tes", Krow berjalan dengan pandangan kebawah. Banyak sekali siswa yang menatap dirinya dengan berbagai macam tatapan.

Zaki menyadari Krow tak nyaman segera membalas tatapan para siswa dengan mata dinginnya. Yang tadinya sibuk bergunjing langsung mengalihkan pandangan dan berpura-pura melakukan sesuatu.

"Don't be afraid, I'm here", Zaki berkata sambil menarik Krow ke rangkulannya.

"P-pusing Jak", lirih Krow lemas.

"I got you", tepat saat Zaki berhasil menahan tubuh Krow, Krow terjatuh pingsan.

Tanpa kesulitan Zaki mengangkat tubuh Krow dan membawanya ke sebuah ruangan.

"Udah berangkat pagi, kenapa udah rame sih? Biasanya masih sepi!", decak Zaki sambil membaringkan tubuh Krow ke king sized bed yang ada di ruangan dengan suasana gelap itu.

"Hahh, get better soon, little crow", Zaki usap surai abu Krow lembut sebelum pergi keluar.

*****

Lagi, Krow terbangun di suatu tempat yang sangat indah. Bunga kecil bermekaran di tanah berumput. Capung terbang kesana kemari. Suara burung terdengar menenangkan. Berbeda dengan pikiran Krow yang tengah kalut.

"Hei! Siapapun, jawab gue kalau kalian denger", teriaknya panik.

"Hei, tenanglah, aku hanya ingin bicara sebentar denganmu", Krow lain yang ia temui sebelum terbangun di tubuh remaja ini.

"Ga lama kan? Cepetan", cerca Krow.

"Tidak, aku tau kekasihmu khawatir kepadamu. Aku hanya akan mengatakan 2 hal. Kau lebih baik dari mereka, namun ada hal yang akan memisahkan kalian nantinya. Aku tak bisa berkata lebih banyak, kembalilah, Krow".

Seketika mata Krow terbuka. Terduduk dengan napas terengah, membuat Zaki yang tengah membaca terkejut.

"Hei? What happened?", Zaki dekati tubuh Krow yang bergetar.

"Nightmare", adu Krow menghambur ke pelukan Zaki. Zaki tidak bisa mengelak jika ia senang, berusaha menahan senyum dengan menepuk lembut punggung Krow.

"Shh, it's fine, I'm here. Tesnya bisa di tunda, mau pulang aja?", tanya Zaki. Ia tak ingin Krow melakukan tes dengan keadaan seperti ini. Yang ia dapat adalah gelengan.

"Biar besok bisa duduk sebangku", Krow menunduk.

"Ah, okey okey it's alright. Ikut aku ke ruangannya. Sekarang jam pelajaran, jadi koridornya sepi", kata Zaki berusaha menenangkan.

Langkah Krow terhenti.

"Kamu bolos?", Zaki mendadak kikuk. Ia bingung ingin menjelaskan bagaimana.

"Eum, gurunya bilang buat nemenin kamu, soalnya kamu bisa terhitung murid baru?", alasan Zaki cukup masuk akal sehingga Krow mengangguk kemudian kembali melangkah.

"Aku bakal ke lapangan basket indoor di lantai 6. Nanti aku jemput", Krow mengangguk. Zaki sempatkan mengusak surai Krow sebelum berjalan menjauh, menghilang di tangga.

*****

Krow menjalani tesnya dengan lancar. Ia bisa selesai hanya dengan setengah waktu yang sudah di tentukan. Nilainya juga memuaskan. Sekarang ia baru saja keluar ruangan bersama 2 guru yang mengawasi jalannya tes.

"Miss? Boleh bertanya dimana lapangan basket indoor lantai 6?", tanya Krow.

"Oh, kamu ke gedung seberang. Lapangannya 1 lantai kok, ada lift juga", Krow mengangguk mengerti. Ia juga sempat menanyakan beberapa tempat lain seperti toilet, kantin, dan ruang guru.

Krow sempatkan membeli beberapa hal di kantin. Latihan Zaki pasti belum selesai membuat Krow bergegas menyusul.

7 menit Krow lalui dari lantai 2 gedung utama hingga sampai di lantai 6 yang ada di gedung belakang.

Krow buka pintu lapangan indoor yang dari luar sudah bisa terdengar teriakan para anggota tim basket. Zaki tak menyadari eksistensi Krow hingga Krow duduk di bangku yang ada di tepi lapangan. Berdiam menonton dengan tisu dan air mineral di pangkuannya.

30 menit lamanya Zaki begitu fokus mengalahkan tim juniornya hingga durasi permainan selesai dengan kemenangan tim Zaki.

"Istirahat dulu, next week kita materi sama latihan yang lebih intens lagi!", teriak Zaki mendapat sorakan dari para anggotanya.

Zaki berlari kearah Krow dengan rambut yang basah karena keringat. Senyum lebar ia berikan kepada Krow sebelum berhenti karena seorang junior perempuan.

"Kak Zaki, aku bawain minum, semoga suka ya-

1029 words

Cuy, wp jadi coquette...

If it's You | JakiKrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang